BAB 5 PEMBAHASAN
Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Penyakit tersebut dapat terjadi
pada anak – anak maupun orang dewasa. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan dan kebersihan rongga mulutnya.
13,24
Plak yang menumpuk dipermukaan gigi terakumulasi oleh bakteri sehingga dapat mengakibatkan inflamasi yang dapat merusak jaringan periodontal. Bakteri yang
berada pada rongga mulut dapat masuk ke aliran darah melalui adanya lesi periodontal tersebut. Mekanisme yang terjadi akibat adanya bakteri patogen, antigen, endotoksin
dan inflamasi sitokin pada penyakit periodontal dapat mempengaruhi keadaan sistemik seseorang dan juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
37,38
Beberapa penelitian awal berupa penelitian case control dan cross sectional menunjukkan adanya hubungan antara penyakit periodontal dengan penyakit
kardiovaskular. Penelitian yang dilakukan oleh Hatta pada tahun 2010, mendapatkan hasil penelitian bahwa penyakit periodontal memiliki hubungan yang bermakna dengan
terjadinya aterosklerosis.
39
Pada penelitian ini, peneliti menemukan bahwa terdapat perbedaan kedalaman poket dan keparahan kehilangan perlekatan pada penderita jantung koroner dengan non
penderita jantung koroner. Hal tersebut sesuai dengan penelitian – penelitian sebelumnya.
5.1 Karakteristik Subjek Penelitian
Pengumpulan data subjek penelitian dilakukan pada bulan November 2012 sampai Desember 2012 di Poliklinik Kardiologi dan Poliklinik Gigi dan Mulut RSUP
H. Adam Malik Medan. Jumlah subjek penelitian yang telah dikumpulkan berjumlah 96
orang, yang terdiri atas 56 orang penderita penyakit jantung koroner dan 40 orang non penderita jantung koroner. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan cara purposive
sampling atau sering disebut dengan sampel bertujuan. Metode ini dilakukan dengan cara mengambil subjek penelitian berdasarkan ciri-ciri, sifat-sifat, atau karakteristik
tertentu adanya kriteria inklusi dan ekslusi.
35
Sampel diambil dengan jumlah sampel yang dibutuhkan dan diperoleh melalui perhitungan rumus besar sampel pada rancangan
penelitian cross sectional. Berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dari 56 orang penderita jantung koroner tersebut, hanya 42 orang
yang memiliki data yang dapat diolah dan dianalisis untuk hasil penelitian ini. Diantara subjek penelitian yang telah dieksklusikan tersebut, tiga orang mengalami edentulous
sedangkan sebelas orang lainnya menderita penyakit diabetes melitus dan gagal ginjal kronis.
Selama penelitian, subjek penelitian diwawancarai mengenai lamanya pasien menderita penyakit jantung koroner, riwayat medis subjek penelitian, cara pemeliharaan
oral higiene, dan riwayat subjek penelitian ke dokter gigi. Setelah itu, peneliti memeriksa kondisi periodontal subjek penelitian untuk mengetahui tingkat kedalaman
poket dan kehilangan perlekatan dari subjek tersebut. Selanjutnya, peneliti melengkapi beberapa data yang diambil dari rekam medis subjek penelitian untuk melihat hasil
laboratorium yang telah dilakukan sebelumnya, seperti ukuran berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah untuk selanjutnya diolah sebagai hasil penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada penderita penyakit jantung koroner yang mengunjungi Poliklinik Kardiologi RSUP H. Adam Malik Medan selama periode
penelitian berlangsung. Subjek penelitian yang diambil tersebut telah didiagnosis oleh dokter spesialis jantung berdasarkan gambaran EKG Elektrokardiogram dan
angiografi koroner. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mattila dkk terhadap penderita penyakit jantung di Rumah Sakit Pusat Universitas
Helsinki, Finland.
40
Selanjutnya, penelitian terhadap kelompok kontrol dilakukan pada pasien Poliklinik Gigi dan Mulut RSUP H. Adam Malik medan yang tidak memiliki
riwayat penyakit jantung koroner berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap calon subjek penelitian.
Rentang usia subjek penelitian pada kedua kelompok tersebut dibatasi, dengan usia minimal 30 tahun dan maksimal 65 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Susanto dkk.
7
Namun dikarenakan adanya keterbatasan jumlah subjek penelitian, maka rentang usia subjek penelitian diperluas menjadi 30 – 70 tahun, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Zamirian dkk.
36
Beberapa kondisi dari subjek penelitian yang menjadi kriteria ekslusi penelitian ini adalah pasien dengan syok kardiogenik, pasien yang pernah mendapatkan perawatan
periodontal dalam tiga bulan terakhir, penderita dengan kelainan hematologi, dan pasien yang menderita penyakit diabetes melitus. Hal ini dilakukan untuk menghindari faktor –
faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal dan jantung subjek penelitian, sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa penyakit periodontal dapat
menjadi salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner dari adanya perbedaan kondisi periodontal kedua kelompok subjek penelitian. Selain itu, peneliti
juga mengeksklusikan pasien dengan syok kardiogenik karena dikhawatirkan pasien dengan kondisi tersebut tidak mampu mengikuti rangkaian pemeriksaan dan wawancara
yang dilakukan oleh peneliti.
5.2 Hubungan Penyakit Jantung Koroner dengan Kedalaman Poket