23
3. Bentuk Tulisan Kelas Permulaan
Untuk mengetahui Keterampilan menulis permulaan seseorang perlu dilaksanakan asesmen. Munawir Yusuf dan Edi
Legowo 2007-118 menyatakan bahwa ruang lingkup asesmen menulis permulaan terdiri dari:
a. Keterampilan pra-menulis: meraih, meraba, memegang,
melepaskan benda, mencari perbedaan dan persamaan berbagai benda, bentuk, warna, bangun, posisi, menentukan arah kiri, kanan,
atas, bawah, depan, belakang, dan membedakan panjang, pendek, tinggi, rendah, besar, kecil.
b. Keterampilan menulis, meliputi: memegang alat tulis,
menggerakkan alat tulis ke atas dan kebawah, menggerakkan alat tulis ke kiri dan ke kanan, menggerakkan alat tulis melingkar,
menyalin huruf, menyalin namanya sendiri dengan huruf lepas, menulis namanya sendiri dengan huruf lepas, menyalin kata dan
kalimat dengan huruf lepas, menulis dikteimla dengan ejaan yang tepat.
c. Keterampilan mengeja, meliputi: mengenal huruf abjad, mengenal
kata, mengucapkan kata yang diketahuinya, mengenal persamaan dan perbedaan konfigurasi kata, membedakan bunyi pada kata-
kata, mengasosiasikan bunyi dengan huruf, mengeja kata, menentukan aturan ejaan kata, dan menuliskan kata dengan ejaan
yang benar.
24
Ketika memperkenalkan huruf pertama kalinya pada anak, maka huruf yang diperkenalkan tidak sekaligus 26 dalam satu kali
pertemuan. Huruf yang diajarkan dibagi kedalam beberapa kelompok. Menurut Prana D.Iswara 2001: 5, urutan pengenalan bentuk huruf
yang disampaikan kepada anak adalah sebagai berikut: a.
Vokal : a, i, u, e, o, e
b. Konsonan I
: c, d, g, j, y c.
Konsonan II : b, h, k, l, t
d. Konsonan III
: m, n, s, p, r, w e.
Konsonan IV : f, q, v, x, z
Menurut Temple, Nathan, dan Burris dalam Slamet Suryanto, 2005: 170 tahapan menulis pada anak adalah sebagai
berikut: a.
Tahap coretan Scribble Stage Pada tahap ini anak akan membuat coretan dikertas, didinding, atau
dimedia lainnya. b.
Tahap garis lurus Linier Repetitive Stage Pada tahap ini anak mulai membuat tulisan.
c. Tahap huruf acak Random-Letter Stage
Pada tahap ini anak sudah menggunakan huruf untuk menulis, akan tetapi tidak urut, sehingga hal itu sulit dibaca.
25
d. Tahap Fonetik Phonetic Writting
Pada tahap ini anak belajar menghubungkan tulisan dengan lafalnya.
e. Tahap Transisi Transtitional Spelling
Pada tahap ini, tulisan anak sudah mulai dapat dibaca, dan sudah mulai memperhatikan tatatulis meskipun belum sepenuhnya.
f. Tahap Mengeja Conventional Spelling
Pada tahap ini anak sudah dapat menulis dengan benar. Tulisannya sudah dapat dibaca dan menunjukkan arti.
Sebelum anak diajarkan menulis huruf abjad a-z, anak akan diajarkan latihan memegang pensil dengan posisi duduk yang benar,
mencoret-coret di kertas, membuat garis lurus, membuat garis lengkung, membuat garis miring, menjiplak, latihan menghubung-
hubungkan tanda titik-titik yang membentuk tulisan. Hal tersebut berguna untuk melemaskan jari ketika pengajaran menulis dengan
materi bentuk tulisan huruf abjad a-z. Penggunaan tulisan yang ada di kelas dasar I di SLB Wiyata Dharma adalah menggunakan tulisan
huruf kecil a-z. Menulis bentuk penulisan huruf kecil a-z dengan baik dan benar merupakan hal yang tidak mudah untuk anak tunarungu,
sehingga tulisan anak tunarungu sulit dibaca.
26
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menulis