29
yang ada di pendidikan khusus atau sekolah luar biasa, sama halnya seperti pembelajaran menulis yang ada di sekolah dasar. Prinsip
manfaat menulis bagi anak tunarungu adalah sarana komunikasi secara tulisan, membantu anak tunarungu dalam berkomunikasi
dengan orang lain, berusaha membantu anak tunarungu dalam mengembangkan kemampuannya dalam bahasa tulis, membantu anak
tunarungu berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan.
6. Penilaian Kemampuan Menulis Permulaan
Deddy Kustawan 2013: 47 penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja
anak berkebutuhan khusus setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran. Zainul dalam Deddy Kustawan 2013: 47, mengartikan
penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Penelitian ini adalah penelitian tentang menulis permulaan
khususnya menulis nama anggota tubuh bagian wajah yang didiktekan oleh guru dengan teknik pembelajaran make a match.
Penilaian terhadap hasil latihan menulis dikteimla meliputi aspek ketepatan daya dengar, kebenaran ejaan, kejelasan, kerapian
tulisan, dan kecepatan dalam menulis. Penilaian dapat dilakukan dengan pemberian angka dengan skala 0-10. Hasil penilaian yang
30
diperoleh digunakan sebagai evaluasi terhadap ketuntasan belajar pada anak berkebutuhan khusus dengan cara membandingkan dengan
kriteria ketuntasan maksimal KKM. Hasil penilaian digunakan pula sebagai umpan balik atas rencana pembelajaran yang telah disusun
dan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil penilaian digunakan oleh guru untuk mengetahui adanya peningkatan atau
penurunan belajar pada anak berkebutuhan khusus. Sehingga dapat dijadikan acuan untuk memberi materi baru atau memperbaiki proses
pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan untuk menilai kemampuan
menulis permulaan khususnya menulis nama anggota tubuh yang didiktekan oleh guru dengan teknik pembelajaran make a match.
Kemampuan menulis permulaan pada anak tunarungu dapat dilakukan pada tes pra tindakan untuk melihat kemampuan awalmasing-masing
anak tunarungu kelas dasar 1 di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman. Kemudian melakukan tindakan dan pasca tindakan siklus 1 dan pasca
tindakan siklus 2 untuk melihat peningkatan kemampuan anak tunarungu dalam menulis nama anggota tubuh yang didiktekan oleh
guru setelah dilakukan tindakan menggunakan teknik pembelajaran make a match. Soal pra tindaka, pasca tindakan siklus 1, dan pasca
tindakan siklus 2 terdiri dari 5 soal. Indikator keberhasilan tindakan yang harus dicapai sesuai kriteria ketuntasan minimum KKM yaitu
65. Cara yang digunakan untuk memberi skor penilaian dalam
31
penelitian ini adalah, skor 4, apabila anak mampu menuliskan nama anggota tubuh bagian wajah dengan ejaan yang tepat, rapi, dan cepat.
Skor 3, apabila anak mampu menuliskan nama anggota tubuh bagian wajah dan terdapat satu huruf yang hilang dalam kata, rapi, dan cukup
cepat. Skor 2, apabila anak mampu menuliskan nama anggota tubuh bagian wajah terdapat dua atau lebih huruf yang hilang dalam kata,
cukup cepat, dan cukup rapi. Skor 1, anak belum mampu menuliskan nama anggota tubuh bagian wajah. Dengan demikian anak harus
mampu mencapai skor maksimal dengan kriteria KKM yang telah ditentukan yaitu 65.
C. Kajian tentang Teknik Pembelajaran Make A Match