115
Setelah melihat hasil refleksi siklus 2 dapat disimpulkan bahwa peningkatan yang terjadi pada pasca tindakan 1 dan pasca
tindakan 2 sudah optimal. Sehingga tindakan dihentikan pada siklus 2. Sesuai dengan hasil wawancara bahwa guru mampu meningkatkan
kemampuan menulis permulaan khususnya menulis nama anggota tubuh bagian wajah yang didiktekan guru dengan teknik pembelajaran
make a match, hal tersebut dapat dilihat pada antusiasme dan keaktifan di kelas serta hasil tes belajar yang anak tunarungu peroleh.
C. Hasil Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati
peningkatan kemampuan menulis permulaan khususnya menulis nama anggota tubuh bagian wajah yang didiktekan guru dengan teknik
pembelajaran make a match pada anak tunarungu kelas dasar I pada saat pra tindakan dan pasca tindakan. Berikut ini adalah tabel tentang kemampuan
menulis permulaan pada pra tindakan dan pasca tindakan. Tabel 21. Rekapitulasi Data Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan
Pra tindakan dan Pasca Tindakan 2
Subjek Kemampuan
Menulis Permulaan Pra Tindakan
Kemampuan Menulis Permulaan Pasca
Tindakan 2 Tanda
BD 40
80 +
IL 55
85 +
RG 50
75 +
116
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil pra tindakan siklus 2 lebih baik dibandingkan hasil pra tindakan, hal tersebut
juga ditandai dengan tanda + yang menyatakan bahwa hasil pasca tindakan lebih besar dibandingkan pra tindakan.
Berdasarkan pernyataan diatas hasil pra tindakan dan pasca tindakan siklus 2 dari masing-masing subjek dapat disimpulkan sebagai
berikut : 1.
Skor pra tindakan subjek BD yaitu 40 dengan kriteria sangat kurang, kemudian pada pasca tindakan 2 mendapat skor 80 dengan kriteria
baik, terdapat peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebanyak 40. 2.
Skor pra tindakan IL yaitu 55 dengan kriteria kurang, kemudian pada pasca tindakan 2 mendapat skor 85 dengan kriteria baik, terdapat
peningkatan skor sebesar 30. 3.
Skor pra tindakan RG yaitu 50 dengan kriteria sangat kurang, kemudian pada pasca tindakan 2 mendapat skor 75 dengan kriteria
baik, terdapat peningkatan sebesar 25.
D. Uji Hipotesis Tindakan
Uji hipotesis tindakan dilakukan berdasarkan ketercapaian tindakan yang dikatakan bahwa tindakan telah berhasil dan mencapai kriteria berhasil
yaitu 65. Hasil evaluasi pada pasca tindakan siklus 2 menunjukkan bahwa skor yang telah dicapai subjek BD yaitu 80, subjek IL yaitu 85, dan subjek
RG yaitu 75.
117
Berdasarkan hasil yang telah dicapai oleh masing-masing anak, hipotesis tindakan menyatakan terdapat peningkatan kemampuan menulis
permulaan khususnya menulis nama anggota tubuh bagian wajah yang telah didiktekan oleh guru denga teknik pembelajaran make a match pada
anak tunarungu kelas dasar I di SLB Wiyata Dharma 1 Sleman.
E. Pembahasan Penelitian