Penggerakkan Program Kursus Tata Rias SKB Bantul

71 Dari beberapa pernyataan yang dikemukakan oleh ketua penyelenggara, nara sumber, dan peserta kegiatan kursus tersebut, dapat diketahui bahwa partisipasi peserta didikwarga belajar dalam mengikuti program kursus tata rias sangat antusias karena selain menambah wawasan atau pengetahuan juga dapat menambah penghasilan keluarga. Bentuk motivasi yang diberikan kepada peserta didikwarga belajar supaya aktif dalam mengikuti program kursus tata rias yaitu dengan pendekatan komunikasi, dengan upaya menumbuhkan kemampuan, semangat dan percaya diri.

e. Pembinaan Program Kursus Tata Rias SKB Bantul

Pembinaan merupakan upaya untuk memelihara efisiensi dan efektivitas kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembinaan program kursus tata rias menggunakan pendekatan langsung, yaitu dilakukan oleh pengelolaketua penyelenggara bersama dengan tutornarasumber program terhadap pelaksana program yaitu peserta didikwarga belajar. Bentuk pembinaan program kursus tata rias yakni adanya paguyuban rias pengantin pandan wangi. Jadi setiap lulusan kursus wajib mengikuti paguyuban tersebut, yang diadakan setiap satu bulan sekali. Kegiatan yang ada didalamnya yaitu arisan, sharing-sharing masalah rias pengantin dan juga silahturahmi. Seperti pernyataan dari “SZ” selaku ketua penyelenggara program sekaligus nara sumber program kursus tata rias pengantin. “Pembinaan secara langsung dan dilakukan bersama-sama mbak, jadi saya dan tutor. Bentuknya ya kita masukkan dalam paguyuban, jadi diwajibkan setiap lulus kursus pengantin harus masuk paguyuban rias pengantin pandan wangi sebagai wadah dari pada rias pengantin ini. Kegiatannya ada arisan, sharing, misal ada kesulitan yang dialami ibu-ibu dilapangan pada 72 waktu merias, ada model baru tentang rias pengantin kita bagikan diobrolkan, kalau ada seminar, ada job juga kita sharing ketemen-temen. Paguyuban setiap satu bulan sekali, setiap tanggal 6, tapi untuk sekarang sulit, karena kesibukan masing-masing.” AD, 137 Pembinaan program kursus tata rias pengantin juga disampaikan oleh “BS” selaku nara sumber, bahwa: “Pembinaan lebih ke peserta, dilakukan saya dan ibu SZ biasanya secara langsung. Bentuk pembinaannya kita ada paguyuban mbak untuk alumni kursus rias yang dilakukan setiap sebulan sekali...” AD, 137-139 Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pembinaan program kursus tata rias menggunakan pendekatan langsung, yaitu dilakukan oleh ketua penyelenggara bersama dengan tutor terhadap warga belajar program kursus tata rias. Bentuk pembinaan program kursus tata rias yakni adanya paguyuban rias pengantin pandan wangi sebagai wadah untuk saling sharing bertukar pikiran dan juga sebagai sarana silahturahmi.

f. Penilaian Program Kursus Tata Rias SKB Bantul

Tujuan dilakukannya kegiatan penilaian atau evaluasi adalah untuk menilai dan mengukur keberhasilan pelaksanaan program kursus tata rias pengantin. Terkait dengan hal tersebut, terdapat 2 jenis evaluasi yang dilakukan, yaitu evaluasi proses pembelajaran program kursus tata rias pengantin dan evaluasi akhir pelaksanaan program. Seperti pernyataan “SZ” selaku ketua penyelenggara program kursus tata rias pengantin. “Untuk evaluasinya dilakukan saat proses pembelajaran, dan akhir pelaksanaan program, jd setiap satu jenis kegiatan, misalnya make up, ternyata kurang apa, kurang apa, itu dievaluasi, terkait bagaimana keaktifan peserta dalam mengikuti kegiatan juga dievaluasi. Selain itu, ada evaluasi dalam bentuk tes baik tertulis maupun praktik itu pas ujian lokal dan uji kompetensi. Kalau evaluasi diakhir pelaksanaan ya dari penyelenggara program, dinilai bagaimana selama ini pelaksanaan 73 programnya, sudah sesuai dengan tujuan apa belum, bagaimana tindak lanjutnya, biasanya seperti itu mbak.” AD, 139 Evaluasi pelaksanaan program kursus tata rias pengantin juga disampaikan oleh “BS” selaku nara sumber bahwa: “Jadi evaluasi yang saya lakukan itu saat proses pembelajaran, dilihat bagaimana antusias peserta, keaktifan peserta, itu untuk mengetahui atau mengukur kemampuan peserta itu sendiri. Untuk evaluasi keseluruhan pas ujian lokal dan uji kompetensi.” AD, 139 Pernyataan tersebut diperkuat oleh beberapa peserta didik program kursus, “ST” menyatakan bahwa: “Iya evaluasi ada mbak, biasanya ditanya udah paham belum, pas praktik juga biasanya diniali.” AD, 139 Senada dengan ST, “MT” selaku peserta program kursus tata rias pengantin menyatakan: “Dinilai mbak, setelah dikasih materi ditanya-tanya, ada ujian juga mbak, tertulis sama praktik mbak...” AD, 139 Demikian pula, “EH” selaku peserta didik program kursus tata rias mengatakan: “...ditanya-tanya mbak, paham apa belum, hasil praktik juga dinilai, kurang apa, sudah baik apa belum, kita juga ada ujiannya mbak.” AD, 139 Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses evaluasi pelaksanaan program kursus tata rias pengantin ada 2 jenis, yaitu evaluasi proses pembelajaran dan juga evaluasi di akhir pelaksanaan program. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan dengan cara menilai bagaimana antusias, keaktifan serta pemahaman peserta. Evaluasi pada akhir pelaksanaan program dilakukan dengan cara memberi ujian, tertulis maupun praktik.