Keberhasilan Pengelolaan Program Kursus Tata Rias Sanggar Kegiatan

77

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan Program Kursus Tata

Rias Sanggar Kegiatan Belajar SKB Bantul Suatu program berhasil dilaksanakan karena adanya faktor-faktor pendukung tertentu. Namun demikian, di samping pendukung, pelaksanaan suatu program tentu tidak berjalan mulus begitu saja, ada hal-hal tertentu yang menjadi penghambat. Seperti halnya dengan pelaksanaan program kursus tata rias pengantin SB Bantul. Keberhasilan pelaksanaan program kursus tata rias pengantin yang telah diselenggarakan di SKB Bantul tidak terlepas dari faktor pendukung dan penghambat. Berdasarkan hasil pengamatan dan mencermati dokumen arsip tertulis tentang sarana prasarana program kursus menunjukkan bahwa sarana prasarana yang tersedia cukup memadai, hal tersebut mendukung terlaksananya program. Nara sumber program yang juga sudah berkompeten, dalam artian nara sumber sudah menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan keahliannya. Materi pembelajaran yang disampaikan sudah sesuai dengan kebutuhan peserta, yakni materi yang dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis merias pengantin. Antusias atau partisipasi yang tinggi dari peserta didik atau warga belajar. Namun demikian, dalam pelaksanaannya terdapat faktor yang juga menghambat program kursus tata rias pengantin. Seperti yang dinyatakan oleh “SZ” selaku ketua penyelenggara program sebagai berikut: “Faktor pendukung itu iya salah satunya sarana dan prasarannya memadai, dalam artian peralatan cukup lengkap. Tutor yang sudah berkompeten dan profesional, materi yang sudah sesuai dengan kebutuhan peserta, antusias dari warga belajarnya juga mendukung mbak. Kalau yang menghambat dana mbak, jadi kalau misalnya harus dari sini semua itu tidak cukup, makanya kita ada yang swadaya dari masyarakat mbak. Selain itu juga alat 78 make up kalau pas ujian itu harus sudah bawa sendiri-sendiri begitu juga dengan modelnya, tidak bisa kalau make up dari kita semuanya mbak. Terus juga kadang peserta itu kurang tepat waktu datang kursus.” AD, 140-141 Lebih lanjut, “BS” selaku nara sumber program menjelaskan faktor pendukung dan pengahambat sebagai berikut: “Faktor pendukungnya antusias dan kemauan warga belajarnya mbak, sarana dan prasarana yang sudah lumayan cukup, materi juga sudah sesuai dengan kebutuhan peserta. Kalau hambatannya banyak sekali, kadang- kadang mereka mau beli kosmetik belum punya, jadi saling meminjam satu sama lain. Itu kadang jadi riweh mbak kelasnya, terus juga kurang on time kadang pesertanya...” AD, 141-142 Dari hasil wawancara, pengamatan dan dokumentasi, dapat diketahui bahwa di dalam pelaksanaan program kursus tata rias pengantin terdapat faktor- faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaannya. Faktor pendukung terlaksananya program yaitu sarana prasarana yang memadai seperti ruang belajar, baju-baju pengantin, dan aksesoris, nara sumber yang sudah berkompeten dan profesional, materi pembelajaran sudah sesuai dengan kebutuhan peserta, serta antusias dari peserta didikwarga belajar dalam mengikuti kegiatan. Faktor penghambat pelaksanaan program kursus tata rias pengantin yaitu diantaranya dana, alat untuk merias yang kurang memadai, tidak tersedianya model untuk dirias dan juga ketidak tepatan peserta dalam mengikuti kegiatan kursus. 79

B. Pembahasan 1.

Pengelolaan Program Kursus Tata Rias Sanggar Kegiatan Belajar SKB Bantul Program kursus tata rias pengantin merupakan salah satu program pendidikan non formal dalam bentuk pelatihan keterampilan yang diselenggarakan di Sanggar Kegiatan Belajar SKB Bantul. Program pembelajaran yang dikembangkan di lembaga tersebut bukan hanya pemberian materi dan praktik saja, tetapi juga motivasi dalam artian nara sumber juga berperan sebagai motivator dan partner atau teman bagi peserta didik atau warga belajar yang mengikuti program tersebut. Alasan yang melatarbelakangi adanya program kursus tata rias pengantin yaitu untuk memberikan kesempatan belajar bagi masyarakat yang dimaksudkan agar peserta memperoleh pengetahuan keterampilan dan menumbuhkembangkan sikap mental kreatif, inofatif, bertanggungjawab dalam mengelola potensi diri dan lingkungannya yang dapat dijadikan bekal untuk bekerja dan berwirausaha dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya. Program kursus tata rias pengantin di SKB Bantul ini dikembangkan dengan tujuan agar peserta mampu meningkatkan ilmu pengetahuannya, terampil dalam melestarikan budaya jawa, serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan mata pencaharian. Berdasarkan hasil penelitian pengelolaan program kursus tata rias pengantin di SKB Bantul dilakukan berdasarkan dengan fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan. Hal tersebut sesuai dengan fungsi-