tingkat pengembalian yang diminta dari utang perusahaan ikut meningkat, dan hal ini akan mengakibatkan jatuhnya nilai dari utang yang belum jatuh tempo.
Jika proyek yang berisiko tersebut berhasil, maka seluruh keuntungannya kan diterima oleh pemegang saham,karena pengembalian kreditor ditetapkan pada
tingkat risiko rendah yang lama. Namun, jika proyek tersebut tidak berhasil, para pemegang utang mungkin harus ikut menanggung kerugiannya. Hal ini jelas tidak
menguntungkan bagi kreditor. Begitu pula jika para manajernya meminjam tambahan dana dan menggunakanya untuk membeli kembali saham perusahaan
yang beredar sebagai usaha untuk menaikkan tingkat pengembalian ekuitas pemegang saham Brigham dan Houston, 2006: 31.
E. Ketidaksamaan Informasi Asymmetric Information
Adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan akan menyebabkan timbulnya asymmetrc information. Ketidaksamaan informasi adalah
situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda yang lebih baik mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki oleh investor Brigham dan
Houston, 2006: 35. Menurut Scott, 2000 dalam Kiryanto, 2006, ada dua jenis asymmetriy information, yaitu: adverse selection dan moral hazard.
Adverse selection adalah suatu tipe informasi asimetri asymmetric information dimana satu orang atau lebih pelaku-pelaku transaksi bisnis atau
transaksi-transaksi yang potensial mempunyai informasi lebih atas yang lain. Ketimpangan pengetahuan informasi perusahaan ini dapat menimbulkan masalah
dalam transaksi pasar modal karena investor tidak mempunyai informasi yang cukup dalam pengambilan keputusan investasinya.
Sedangkan moral hazard adalah suatu tipe informasi asimetri asymmetric information dimana satu orang atau lebih pelaku-pelaku bisnis atau transaksi-
transaksi potensial yang dapat mengamati.kegiatan-kegiatan mereka secara penuh dibandingkan dengan pihak lain. Masalah moral hazard ini terjadi karena pihak-
pihak diluar perusahaan investor mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada manajer tetapi investor tidak dapat sepenuhnya memantau manajer dalam
melaksanakan pendelegasian tersebut.
F. Teori Sinyal
Teori Sinyal menjelaskan mengapa perusahaan manajer mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal
pemegang saham. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar investor dan kreditor. Kurangnya informasi
pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal
pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan
datang Brigham dan Houston, 2001. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini
berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi
lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi
investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Laba merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laba seharusnya
juga berguna untuk keputusan kredit. Laba dapat digunakan untuk menilai prospek perusahaan misalnya untuk a mengevaluasi performance manajemen,
b memperkirakan earning power, c memprediksikan laba yang akan datang atau d menilai risiko investasi atau pinjaman pada perusahaan.
G. Tata Kelola Perusahaan