Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
4
5
6
7
c. Prosedur Penyusunan Biaya Produksi Kelapa Sawit
Prosedur penyusunan biaya produksi di masing-masing kebun, yaitu: 1
Penyusunan Rencana Areal Tanaman Areal tanaman dalam hal ini adalah areal yang telah ditanami dengan tanaman
kelapa sawit. Areal tanaman kelapa sawit terdiri dari: ANGGARAN PERUSAHAAN
1. Areal
- RL - Pendapatan 2.
Produksi - Biaya
3. Biaya ProduksiHP
- Neraca Penjualan
4. Investasi TanamanNon - Sumber dan penggunaan dana
Tanaman
PEMBAHASAN ANGARAN PERUSAHAAN DENGAN DEWAN KOMISARIS
- Rekomendasi Dewan Komisaris
PEMBAHASAN ANGGARAN PERUSAHAAN+ REKOMENDASI DEKOM
DENGAN TIM DEP. BUMN + DEPKEU Pra RUPS
PEMBAHASAN ANGGARAN PERUSAHAAN + REKOMENDASI DEKOM
- Risalah RUPS
- Surat Keputusan Menteri BUMN
Anggaran yang telah disahkan untuk dilaksanakan
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
a Tanaman menghasilkan TM
Dikatakan tanaman menghasilkan TM adalah karena telah memenuhi kriteria tanaman panen yaitu
- telah berumur lebih dari 30 bulan dan lebih dari 60 pohon
telah memiliki buah yang berkembang baik -
berat rata-rata tandan buah segar TBS lebih dari 3 kg. Memperhitungkan jumlah areal TM sangat berpengaruh
pada produksi TBS yang akan diperoleh selama tahun anggaran
b Tanaman belum menghasilkan TBM
Areal ini merupakan areal tanaman yang belum memenuhi kriteria panen dan areal yang belum ada TBS nya. Ada kalanya tanaman kelapa sawit pada areal ini
diharapkan akan memenuhi kriteria panen pada bulan–bulan tertentu dalam tahun anggaran dan TBS yang dihasilkan dapat dihitung sebagai produksi TBS dalam
tahun tersebut. c
Tanaman baru TB, tanaman ulang TU dan tanaman konversi TK Tanaman-tanaman ini adalah tanaman kelapa sawit yang baru ditanam pada
tahun berjalan dan tidak ada produksi TBS. Areal ini tidak diperhitungkan atau tidak mempengaruhi jumlah produksi yang dianggarkan.
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Tabel 4.2 : Luas Areal Budidaya Kelapa Sawit
TAHUN 20XX JENIS AREAL
Anggaran Realisasi
Ha Ha
Tanaman Menghasilkan 48.804,57
48.249,15 Tanaman Belum Menghasilkan
10.109,74 11.078,41
Tanaman Ulangan 3.544,23
3.542,23 Tanaman Konversi
1.170,49 978,89
Luas Seluruhnya 63.629,03
63.848,68
Berdasarkan luas areal TM 48.249,15 Ha dapat diperhitungkan jumlah produksi TBS yang akan diperoleh pada tahun anggaran berjalan. Jumlah produksi
TBS dihitung berdasarkan produksi per tahun tanam. Dalam hal ini setiap tahun tanam kelapa sawit berbeda potensi produksi TBS nya.
2 Penyusunan Anggaran Produksi
Anggaran produksi disusun berdasarkan informasi yang diperoleh dari kebun. Informasi tersebut berupa luas areal yang ditanam pada tahun anggaran, produksi
pada tahun lalu dan prakiraan produksi tahun berjalan. Kemudian dihubungkan dengan keadaan-keadaan yang mempengaruhi produktifitas seperti curah hujan,
cuaca dan sebagainya. Untuk menghitung jumlah produksi dalam satu tahun anggaran digunakan data
jumlah areal yang akan berproduksi areal TM, ketersediaan tenaga kerja di lapangan maupun di pabrik, kondisi tanaman, topografi lahan dan tahun tanam
tanaman kelapa sawit serta ketersediaan bahan dan perlengkapan yang diperlukan.
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Produksi yang dianggarkan yaitu produksi TBS sebagai bahan baku untuk menghasilkan minyak sawit kasar CPO dan inti sawit.
a Anggaran produksi kelapa sawit TBS
Dihubungkan dengan data sebagai berikut: -
kartu produksi per tahun tanam pada jenis tanaman -
inventarisasi pokok -
skala produktivitas berdasarkan umur tanaman -
situasi dan kondisi tanaman di lapangan -
distribusi produksi per bulan -
realisasi produksi pada pertengahan tahun penyusunan anggaran
- realisasi produksi per blok selama 5 tahun
- realisasi tandan per pokok pertengahan tahun pertama.
Dengan bantuan data tersebut, dari areal TM seluas 48.249,15 Ha diperhitungkan anggaran produksi TBS. Untuk mengetahui potensi produksi TBS menurut umur
TM, terlebih dahulu luas areal TM diklasifikasikan sebagai berikut: -
umur tanaman yaitu tanaman renta yang berumur lebih dari 25 tahun, tanaman tua yang berumur 21 sampai dengan 24
tahun, tanaman dewasa yang berumur 14 sampai dengan 20 tahun, tanaman remaja yang berumur 9 sampai dengan 13
tahun dan tanaman muda yang berumur 4 sampai dengan 8 tahun
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
- jumlah tandan dan berat tandan sesuai klasifikasi umur
tanaman tersebut. Anggaran produksi berdasarkan klasifikasi umur tanaman tahun 2004 adalah
sebagai berikut: Tabel 4.3 : Anggaran produksi berdasarkan klasifikasi umur tanaman tahun
20XX
KLASIFIKASI LUAS
JUMLAH BERAT
RENCANA UMUR TANAMAN
AREAL TANDAN
PER TANDAN kg PRODUKSI TBS
4 - 8 tahun Tanaman muda 21.584
9.391.547 11,77
119.909.000 9 -13 tahun Tanaman remaja
8.796 7.880.465
22,05 173.734.000
14-20 tahun Tanaman Dewasa 8.049
6.148.339 26,62
163.887.000 21-24 tahun Tanaman Tua
4.613 2.927.958
26,57 77.802.000
25 tahun Tanaman Renta 5.207
3.070.852 25,88
79.476.000 JUMLAH
48.249 29.419.161
20,90 614.808.000
Anggaran produksi TBS tahun 20XX merupakan seluruh produksi kebun kelapa sawit dihimpun menjadi anggaran produksi perusahaan. Diperhitungkan jumlah
tandan 29.419.161 dengan berat per tandan per kg rata-rata 20,90 kg maka jumlah produksi TBS tahun 20XX adalah 614.808.000 kg atau 29.419.161 x
20,90 b Anggaran produksi minyak sawit kasar CPO dan inti sawit
Jumlah produksi CPO dan inti sawit sangat dipengaruhi oleh tingkat kematangan TBS yang diproduksidipanen dari tanaman kelapa sawit, sistem panen, disiplin
dan keterampilan pemanen dan jenis varietas tanaman kelapa sawit.
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Tingkat kematangan buah TBS mempunyai standar tertentu. Setiap TBS yang akan diolah di pabrik, terlebih dahulu disortirdipilih dan memisahkan TBS
sesuai dengan standar kematangan yang disebut fraksi yaitu: a
fraksi 00 F-00 adalah buah sawit TBS yang sangat mentah dan tidak mengandung minyak sawit. TBS dari fraksi ini tidak
boleh dipanen atau produksinya harus nol b
fraksi 0 F-0 adalah buah sawit TBS dengan kondisi mentah, minyak sawitnya sedikit. TBS dengan fraksi 0 hanya
sedikit mengandung minyak sawit, bila dipanen tidak melebihi 5
c fraksi 1 F-1 adalah TBS dengan kondisi kurang matang dan
minyak sawit yang terdapat dalam TBS masih lebih banyak dari F-0, buah yang brondol 12,5 sampai dengan 25
d fraksi 2 F-2 adalah TBS dengan kondisi matang dan minyak
sawit yang terdapat dalam TBS cukup banyak, TBS yang dipanen harus mencapai 90 dan buah yang brondol 25-50
e fraksi 3 F-3 adalah TBS dengan kondisi lebih matang dari F-
2 dan buah sawit yang brondol mencapai 50-75. Minyak sawit dalam TBS cukup banyak, TBS yang dipanen lebih kecil
dari 3 f
fraksi 4 F-4 adalah TBS dengan kondisi yang brondol 75- 100. Minyak sawit yang terdapat pada TBS cukup banyak
tetapi mutunya lebih rendah.
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Dalam menghitung jumlah anggaran produksi TBS dan produksi minyak sawit kasar CPO serta inti sawit harus memperhatikan fraksi TBS yang dipanen dan
brondolan serta tahun tanam dengan berpedoman pada mutu TBS yang dipanen pada tahun lalu.
Setiap buah sawit TBS yang dipanen mengandung minyak sawit kasar CPO dan inti sawit. Banyak sedikitnya jumlah kandungan CPO dan inti sawit diukur
dengan besaranrendemen. Jenisvarietas tanaman kelapa sawit juga sangat menentukan jumlah minyak sawit dan inti sawit yang terdapat dalam buah sawit
rendemen minyak dan inti sawit. Jenisvarietas tanaman kelapa sawit adalah:
a Dura adalah jenisvarietas tanaman kelapa sawit yang
kandungan inti sawit dan cangkang lebih tebal dari daging buah yang mengandung minyak sawit
b Pisifera adalah jenisvarietas tanaman kelapa sawit yang
pembentuk cangkangnya lebih kecil atau kandungan inti sawit dalam buah sawit lebih sedikit dan daging buah yang
menghasilkan minyak sawit lebih besarlebih banyak c
Tenera adalah jenisvarietas tanaman kelapa sawit yang merupakan hasil silanghibrida dari Dura dan Pisifera d x p.
Dari jenis ini mengandung cangkang yang tipis dan ditutupidikulitnya dengan daging buah yang mengandung
minyak sawit lebih banyak dari Dura.
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Rendemen minyak sawit dan inti sawit merupakan ukuran jumlah minyak dan inti sawit yang terkandung dalam buah kelapa sawit TBS. Besaran rendemen
yang ditetapkan untuk menghitung jumlah anggaran produksi minyak dan inti sawit dengan memperhatikan realisasi rendemen pada tahun lalu dan anggaran
produksi TBS berdasarkan tahun tanam periode tahun yang akan datang. PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa menetapkan besarnya
rendemen minyak dan inti sawit sesuai dengan tahun tanam kelapa sawit. Dari anggaran produksi TBS 542.036.000 kg diperhitungkan anggaran jumlah produksi
minyak sawit dan inti sawit sebagai berikut: Tabel 4.4 : Rencana Produksi TBS, Rencana Produksi Rendemen Minyak
Sawit dan Inti sawit
KLASIFIKASI RENCANA
RENCANA PRODUKSI MINYAK DAN INTI SAWIT TAHUN
PRODUKSI RENDEMEN PRODUKSI kg TANAM
TBS MINYAK
INTI MINYAK
INTI kg
SAWIT SAWIT
SAWIT SAWIT
Tanaman Muda 119.909.000
15,83 3,16
18.981.595 3.789.124
Tanaman Remaja 173.734.000
21,94 4,52
38.117.940 7.852.777
Tanaman Dewasa 163.887.000
22,5 4,65
36.874.575 7.620.746
Tanaman Tua 77.802.000
22,5 4,65
17.505.450 3.617.793
Tanaman Renta 79.476.000
22,5 4,65
17.882.100 3.695.634
Jumlah 614.808.000
129.361.660 26.576.074
Anggaran produksi TBS sebanyak 614.808.000 kg akan menghasilkan produksi minyak sawit sebesar
129.361.660 kg dan inti sawit sebanyak
26.576.074 kg dengan perhitungan yang menggunakan formula jumlah TBS dikali rendemen
minyak sawitrendemen inti sawit.
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Berdasarkan anggaran produksi minyak dan inti sawit dapat dihitung anggaran pendapatan perusahaan dari minyak dan inti sawit dengan mengalikan jumlah
minyak dan inti sawit dengan anggaran harga jual masing-masing. 3
Anggaran Biaya Produksi Kebun-kebun menyusun taksiran produksi dan rencana kerja yang mencakup
kegitan-kegiatan utama yaitu kegiatan tanaman dan kegiatan pengolahan. a
Kegiatan bidang Tanaman, meliputi: - Pemeliharaan tanaman menghasilkan
Kegiatan pemeliharaan tanaman menghasilkan adalah menjaga agar tanaman menghasilkan tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah sawit
dalam jumlah dan mutu yang dapat memberi keuntungan bagi perusahaan. Kegiatan itu meliputi pemeliharaan jalan dan saluran air,
penyisipan, penyiangan, pemberantasan lalang, hamapenyakit, pemupukan.
- Panen dan pengumpulan Dengan buah sawit cukup matang dalam tandan yang dihasilkan oleh
tanaman menghasilkan dipotong atau dipanen dan mengutipmengumpulkan brondolan kemudian mengangkut tandan buah
segar TBS beserta brondolannya ke tempat penerima hasil TPH - Pengangkutan ke pabrik
Seluruh TBS yang berada di TPH diangkut ke pabrik pengolahan dengan menggunakan kendaraan truck dan pengangkutan lainnya.
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
- Umum Kegiatan umum merupakan kegiatan administrasi di kantor kebun
b Kagiatan Pengolahan atau Pabrikasi
Hasil produksi tanaman yang telah dipanen yang berupa TBS bahan baku kemudian diolah di pabrik untuk menghasilkan minyak sawit dan inti sawit.
Minyak sawit dan inti sawit yang dihasilkan, melalui proses pengolahan yang sama sehingga biaya pengolahannya disamakan ditambah dengan
biaya yang terjadi dalam kegiatan pengolahan seperti upah buruh, bahan penolong dan biaya tidak langsung lainnya. Sehingga dapat diketahui
jumlah biaya yang dibebankan pada pengolahan dan jumlah unit yang dihasilkan termasuk menghitung biaya produksi per kilogram.
Berdasarkan taksiran produksi yang akan diperoleh dalam periode yang akan datang dapat dihitung berapa jumlah tenaga kerja, jumlah dan jenis barang-barang
serta danabiaya yang akan diperlukan berhubungan dengan rencana perolehan jumlah produksi yang diharapkan
Biaya Tenaga Kerja PT. Perkebunan Nusantara II Persero Tanjung Morawa mengelompokkan
karyawan berdasarkan status yaitu karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. Karyawan pimpinan dibagi berdasarkan jabatan sebagai Kapala Bagian, Kepala
Urusan Administratur, Asisten Kepala, Asisten Lapangan, Manajer Pabrik, Kepala Tata Usaha, Asisten Adiminstrasi, Kepala Distrik, Asisten Distrik. Penggolongan
karyawan terdiri dari: a.
karyawan pimpinan, dari golongan IIIA sampai dengan IVD
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
b. karyawan pelaksana, dari golongan IA sampai dengan IID
Penggajian karyawan dihitung berdasarkan statusjabatan dan golongan gaji karyawan meliputi gaji pokok sesuai golongan tunjangan dan kesejahteraan
karyawan seperti sewa rumah bagi karyawan yang tidak disediakan rumah oleh perusahaan, tunjangan jabatan, tunjangan kesehatan dan lain-lain. Selain dari gaji
seperti tersebut di atas juga diberikan insentif berupa premi atau lembur. Biaya tenaga kerja khusus bagi karyawan yang bekerja pada bidang yang
berhubungan dengan biaya produksi meliputi kegiatan tanaman, pengolahan dan kegiatan umum seperti tersebut di atas.
Biaya bahan baku dan pelengkap Dalam melakukan kegiatan bidang tanaman, bidang pengolahan dan bidang
umum yang dilaksanakan oleh karyawan, diperlukan bahan baku dan pelengkap seperti di bidang tanaman antara lain alat panen egrek, dodos, kapak; pupuk Urea,
Mop, Kiesrit, ZA; bahan pemberantasan hama dan penyakit seperti bahan pestisida, fungisida; di laboratorium PKS untuk analisis mutu produksi seperti timbangan,
oven, desicator, corong gelas; alat kantor seperti kertas, pulpen, map dan lain-lain. Direksi memberikan pedoman harga seluruh bahan baku dan pelengkap untuk
menetapkan anggaran biaya bahan baku dan polengkap yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang jadi yang siap untuk dijual.
Kebun dan unit kerja lain menetapkan jumlah fisik bahan baku dan pelengkap yang digunakan dengan mengalikan jumlah fisik dengan harga per unit diperoleh
jumlah biaya bahan baku dan pelengkap yang dipakai dalam proses produksi. Biaya karyawan, biaya bahan baku dan pelengkap tidak langsung.
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Perusahaan menggunakan istilah biaya tidak langsung adalah sebagai biaya umum yaitu seluruh biaya karyawan dan biaya bahan yang digunakan dalam kegiatan
administrasi kegiatan kantor. Jumlah biaya karyawan dan biaya bahan yang digunakan tersebut tidak
seluruhnya dialokasikan ke biaya produksi. Untuk mendapatkan anggaran biaya umum yang dialokasikan ke biaya produksi dihitung secara proporsional menurut
luas areal tanaman menghasilkan TM dan areal tanaman belum menghasilkan TBM seperti contoh pada halaman 74..
5. Pengawasan Anggaran Biaya Produksi Kelapa Sawit