Ruang Lingkup Wayang Kulit 1. Pengertian Wayang Kulit

5. Tujuan Dakwah

Tujuan utama dakwah adalah terwujudnya kebahagian hidup dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang diridoi Allah SWT. Syeikh Ali Mahfudz merumiskan, bahwa tujuan dakwah ada lima perkara, yaitu: 1. Menyiarkan tuntutan Islam, membetulkan aqidah, dan meluruskan amal perbuatan manusia, terutama budi pekertinya. 2. Memindahkan hati dari keadaan yang jelek kepada kedaan yang baik. 3. Membentuk persaudaraan dan menguatkan tali persatuan diantara kaum muslimin. 4. Menolak faham atheisme dengan mengimbangi cara-cara mereka bekerja. 5. Menolak syubha-syubhat, bid’ah dan khurafat atau kepercayaan yang tidak bersumber dari agama dengan mendalami islam Ushuluddin. 11

B. Ruang Lingkup Wayang Kulit 1. Pengertian Wayang Kulit

Pengertian wayang menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah : “Boneka tiruan yang dibuat dari kulit yang diukir, kayu yang dipahat, dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan untuk memerankan tokoh dipertunjukan drama tradisional yang dimainkan oleh seorang dalang.” 12 Pengertian wayang adalah walulang inukir kulit yang diukir dan dilihat bayangannya pada kelir. Dengan demikian, wayang yang dimaksud tentunya adalah Wayang Kulit seperti yang kita kenal sekarang. Tapi akhirnya makna kata 11 Hasanuddin, Hukum Dakwah: Tinjauan Aspek Hukum dan Berdakwah di Indonesia. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996 . Cet ke-1, h. 33-34 12 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia.h, 1010 ini meluas menjadi segala bentuk pertunjukan yang menggunakan dalang sebagai penuturnya disebut wayang. Oleh karena itu terdapat wayang golek, wayang beber, dan lain-lain. Pengecualian terhadap wayang orang yang tiap boneka wayang tersebut diperankan oleh aktor dan aktris sehingga menyerupai pertunjukan drama. 13 Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia, yang terutama berkembang di Jawa dan di sebelah timur semenanjung Malaysia seperti di Kelantan dan Terengganu. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak blencong, sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayanglakon, penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar. Dan di dalam wayang kulit terdapat tokoh sebagai peran utama dalam cerita pakem jawa diantaranya adalah : 13 Sri Mulyono, Wayang: asal-usul Filsafat dan Masa Depannya PT. Gunung Agung, 1976, h. 154 Puntadewa 14 Sebagai raja Syahadat bagaikan rajanya rajanya Rukun Islam dan saudara-saudaranya merupakan symbol rukun Islam. Puntadewa memiliki sifat ”berbudi bawa leksana, berbudi luhur dan penuh kewibawaan. Seorang raja yang arif bijaksana, adil dalam ucapan dan perbuatan al-adlu, sebagai pengajawantahan dari kalimat syahadat yang selamanya mengilhami kearifan dan keadilan. Puntawa memimpin ke-4 adiknya atau bias dikatakan keempat saudaranya dalam suka duka dan penuh kasih sayang. Demikian pula dalam rukun Islam yang kedua, ketiga, keempat, dan kelima namun tidak menjalankan rukun Islam yang pertama maka seluruh amalnya akan sia-sia. Terlebih orang yang akan menyebutnua sebagai orang yang munafik hipokrit. Prabu Puntadewa tidak pernah mati selama ia memiliki azimat “Kalimaosodo” kalimat syahadat atau stayadatain, senantiasa unggul dalam setiap perjuangan dan selalu ikhlas dan menyayangi rakyarnya. Tokoh Bima atau Werkudara 15 , dia dipersonifikasikan sebagai rukun Islam yang kedua yaitu Shalat lima waktu. Dalam kisah pewayangan, Bima terkenal sebagai penegak Pandawa. Ia hanya bias berdiri saja, Karena memang tidak biasa duduk, konon menurut cerita pewayangan “tidurpun Bima dengan berdiri.” Seperti halnya hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya : 14 Puntadewa atau Yudistira merupakan saudara para Pandawa yang paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama dan lahir dari Kunti . Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. 15 Bima merupakan putera kedua Kunti dengan Pandu . Nama bhim ā dalam bahasa Sansekerta memiliki arti mengerikan. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. “artikel di akses tanggal 25 Mei 2010 dari http:id.wikipedia.orgwikiPandawa. “Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang menjalankannya maka ia menegakkan Islam dan barang siapa yang meninggalkannya maka ia merobohkan Islam “ Dalam kehidupannya sehari-hari Bima selalu menggunakan “Bahasa Ngoko” atau bahasa jawa kasar baik itu kepada dewa, pendeta, kyai, dan lain sebagainya lambing rukun Islam yang kedua shalat lima waktu, maka shalat berlaku terhadap siapapun, kapanpun, dan dimanapun. Arjuna atau Janoko 16 , dia di personifikasikan sebagai rukun Islam yang ketiga yaitu Zakat. dalam cerita pewayangan dia disebut sebagai “lelanganing jagad” lelaki pilihan. Nama Arjuna berasal dari kata “Jun” yang artinya Jambangan. Benda ini merupakan symbol jiwa yang bersih. Banyak wanita yang “nandhang gandrung kapirangu lan kapilayu” tergila-gila kepadanya. Arjuna memiliki sifat yang sangat lemah lembut, terlebih kaum wanita, dia sangat tidak bias mengatakan “tidak” seperti orang jawa pada umumnya diluar mengatakan tidak padahal batinnya meng’iyakan. Dengan kehalusan dan kelembutan Arjuna maka ia terlihat lemah dan tidak berdaya, namun sebenarnya dibalik kehalusanya terdapat kekuatan yang sangat luar biasa. Terbukti Arjuna selalu unggul di dalam setiap petempuran. Maka demikianlah zakat sebagai rukun Islam yang kertiga 16 Arjuna merupakan putera bungsu Kunti dengan Pandu . Namanya dalam bahasa Sansekerta memiliki arti yang bersinar, yang bercahaya. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra , Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria terbaik oleh Drona . Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra . Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya perebut kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya yang diselenggarakan Yudistira ; Kirti yang bermahkota indah – karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga ; Partha putera Kunti – karena ia merupakan putera Pritha alias Kunti . Dalam pertempuran di Kurukshetra , ia berhasil memperoleh kemenangan dan Yudistira diangkat menjadi raja. Setelah Yudistira mangkat, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama para Pandawa dan melepaskan segala kehidupan duniawai. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan mencapai surga. Nama lain Janaka, senjata utama ialah panah Pasopati. http:id.wikipedia.orgwikiPandawa yang kewajiban bagi setiap muslim disini juga mengandung arti agar setiap muslim dimanapun berada agar beerjuang untuk mendapatkan rizqi dan kekayaan. Setiap oaring pasti menginginkan “mas peci raja brana “ harta kekayaan dan lain-lainnya. Maka agar harta itu berfungsi social dan pembersih maka harus di zakati agar suci dan bersih lahir batinnya. Nakula dan Sadewa 17 , dia dipersonifikasikan sebagai rukun Islam yang keempat dan kelima yaitu Puasa di bulan Ramadhan dan Haji. Kedua tokoh ini hanya bertemu pada saat-saat tertentu saja. Demikian juga dengan puasa ramadhan dan haji tidak setiap hari dikerjakan. Hanya dikerjakan dalam waktu tertentu saja misalnya, puasa setahun sekali pada bulan ramadhan, dan haji juga setahun sekali pada bulan dzulhijah di Mekkah al-Mukaromah. Pandawa bukanlah Pandawa tanpa si kembar nakula sadewa, meskipun mereka ini lahir dari ibu yang lain, Dewi Madrim yang ikut “labuh geni” menceburkan diri 17 Nakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu . Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin , Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Sadewa , yang lebih kecil darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh Kunti , istri Pandu yang lain. Nakula pandai memainkan senjata pedang . Dropadi berkata bahwa Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di hutan, Nakula dan tiga Pandawa yang lainnya sempat meninggal karena minum racun, namun ia hidup kembali atas permohonan Yudistira . Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh Raja Wirata , ia berperan sebagai pengasuh kuda. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga Sadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu . Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin , Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Nakula , yang lebih besar darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh Kunti , istri Pandu yang lain. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu astronomi . Yudistira pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria yang bijaksana, setara dengan Brihaspati , guru para Dewa . Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh Raja Wirata , ia berperan sebagai pengembala sapi. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga. http:id.wikipedia.orgwikiPandawa kedalam api bila suaminya meninggal menurut tradisi Hindu dengan suaminya Pandu Dewanata. Memang dengan demikian Puasa Ramadhan dan Haji lahir pada bulan-bulan tertentu ramadhan dan zhulhijah.

2. Sejarah Perkembangan Wayang Kulit

Dokumen yang terkait

Pandangan Dalang Tentang Wayang Kulit Purwa sebagai Media Kritik Sosial Politik. (Studi pada Dalang Wayang Kulit seMalang Raya).

0 9 20

Wayang Kulit Sebagai Media Dakwah (Pendekatan Komunikasi Antar Budaya Terhadap Pementasan Wayang Kulit Ki Yuwono Di Desa Bangorejo Banyuwangi)

1 11 134

TINJAUAN GALERI WAYANG KULIT KI ANOM SUROTO DI LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI WAYANG KULIT KI ANOM SUROTO DI SURAKARTA.

0 16 16

TINJAUAN UMUM MUSEUM WAYANG KULIT MUSEUM WAYANG KULIT DI YOGYAKARTA.

1 11 25

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SANGGAR WAYANG KULIT SEBAGAI WISATA BUDAYA DI DESA KEPUHSARI MANYARAN Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 2 25

PESAN-PESAN MORAL PADA PERTUNJUKAN WAYANG KULIT (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Djoko Pesan-Pesan Moral Pada Pertunjukan Wayang Kulit (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Djoko Bawono di Desa Harjo Win

0 4 17

\PESAN-PESAN MORAL PADA PERTUNJUKAN WAYANG KULIT (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Pesan-Pesan Moral Pada Pertunjukan Wayang Kulit (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Djoko Bawono di Desa Harjo Winangun

0 1 14

ANALISIS WACANA HUMOR GARA-GARA DALAM PAGELARAN WAYANG KULIT ANALISIS WACANA HUMOR GARA-GARA DALAM PAGELARAN WAYANG KULIT DENGAN DALANG KI MEDOT SAMIYONO SUDARSONO (SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK).

0 1 14

Fungsi Musik Campursari pada Pergelaran Wayang Kulit Ki Joko Hadiwijoyo Semarang (Studi Kasus pada Pertunjukan Wayang Kulit di Kelurahan Tembalang Semarang).

0 0 2

EKSISTENSI WAYANG KULIT SEBAGAI MEDIA KR

0 0 100