Ruang Lingkup Dakwah 1. Pengertian Dakwah

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Ruang Lingkup Dakwah 1. Pengertian Dakwah

Kata dakwah berasal dari bahasa Arab da’a yang artinya menyeru, memanggil, mengajak, dan menjamu. Dan yang kedua yaitu : yad’u yang artinya memannggil, mendo’a dan memohon. 10 Secara etimologi, kata dakwah sebagai bentuk mashdar dari kata da’a fi’il madhi dan yad’u fi’il mudhari’ yang artinya memanggil to call, mengundang to invite, dll. Warson Munawir, 1994 : 439. Dakwah dalam pengertian ini dapat dijumpai dalam Al Qur’an yaitu pada surat Yusuf : 33 dan Surat Yunus : 25. Dalam Al Qur’an, dakwah dalam arti mengajak ditemukan sebanyak 46 kali, 39 kali dalam arti mengajak kepada Isalam dan kebaikan, 7 kali ditemukan dalam makna mengajak kepada mereka dan kejahatan Beberapa dari ayat tersebut adalah : 1. Mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran QS. Ali Imran : 104 2. mengajak manusia kepada jalan Tuhan QS an-Nahl : 125 3. Mengajak manusia kepada agama Islam QS as-Shaf : 7 4. Mengajak manusia kepada jalan yang lurus QS al-Mukminun : 73 5. Memutuskan perkara dalam kehidupan umat manusia, kitabullah dan sunnaturrasul QS an-Nur : 48 dan 51, serta QS Ali Imran : 23 6. Menggajak ke surga QS al-Baqarah : 122 Definisi dakwah di dalam Islam adalah sebagai kegiatan “mengajak, mendorong dan memotivasi orang lain berdasarkan bashirah untuk meniti jalan Allah dan istiqomah di jalanNya serta berjuang bersama meninggikan agama-Nya. Kata mengajak, 10 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung, 1990, h. 127 memotivasi, dan mendorong adalah kegiatan dakwah dalam ruang lingkup tabligh. Kata bashirah untuk menunjukkan dakwah itu harus dengan ilmu dan perencanaan yang baik. Kalimat meniti jalan Allah untuk menunjukkan tujuan dakwah yaitu mardhatillah keridhoan Allah. Kalimat istiqamah di jalan-Nya untuk menunjukkan dakwah itu harus berkesinambungan. Sedangkan kalimat berjuang bersama meninggikan agama Allah untuk menunjukkan dakwah bukan untuk menciptakan kesalehan pribadi. Untuk mewujudkan masyarakat yang saleh tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tetapi harus bersama-sama. Muhammad Ali Aziz, 2004: 4. Definisi di atas mencakup pengertian-pengertian sebagai berikut: 1. Dakwah adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau mengajak kepada orang lain untuk mengamalkan ajaran Islam. 2. Dakwah adalah suatu proses penyampaian ajaran Islam yang dilakukan secara sadar dan sengaja. 3. Dakwah adalah suatu aktivitas yang pelaksanaannya bisa dilakukan dengan berbagai cara atau metode. 4. Dakwah adalah kegiatan yang direncanakan dengan tujuan mencari kebahagiaan hidup dunia dan akhirat dengan dasar keridhaan Allah. 5. Dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan yang mengubah pandangan hidup, sikap batin dan prilaku umat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntunan syari’at untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Sedangkan secara istilah dakwah didefinisikan beragam. Hal ini tergantung dari sudut mana para ahli ilmu dakwah dalam memberikan pengertian atau definisi dakwah itu sendiri. a. Menurut M. Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. 11 11 Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat Bandung Mizan. 1996, Cet ke-XIX, h. 194. b. Menurut Syekh Muhammad Abduh, ringkasnya dakwah adalah menyeru kepada kebaikan, dan mencegah dari yang mungkar adalah fardlu yang diwajibkan kepada setiap muslim. 12 c. Arifin, M. Ed. Mengatakan bahwa dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan, baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam usaha mempengaruhi orang lain secara individual maupun kelompok, supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai pesan yan disampaikan padanya tanpa unsur paksaan. 13 Jadi dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan sadar , terncana, dan usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah, memperbaiki situasi yang lebih baik. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni agar manusia hidup dengan penuh kebahagiaan dunia akhirat tanpa adanya unsur paksaan.

2. Subjek dan Objek Dakwah

Subjek dakwah ulama, mubaligh, dan da’i, yaitu orang yang melaksanakan tugas dakwah. Pelaksanaan tugas dakwah ini bisa perorangan atau kelompok manusia yang memiliki nilai keteladanan yang baik usawatun hasanah dalam segala hal. 14 Daerah Da’i adalah mulai dari masyarakat desa yang primitif hingga masyarakat industri yang telah terpengaruh diktatornya pengaruh ekonomi raksasa dan teknologi ultra modern dan merajalelanya individualisme. Da’i berbeda di tengah gejolak masyarakat yang bergejolak. Dengan demikian dapat dikatakan behwa da’i adalah seorang yang harus paham benar tentang kondisi masyarakat itu dari berbagai segi, psikologi, sosial, budaya, etnis, ekonomi, politik, mahluk tuhan ahsani takwim. 15 12 Sayyid. M. Nuh, Dakwah Fardiyyah dalam Manhaj Amal Islami,Solo: Citra Islami Press, 1996, h.28 13 Arifin, M. Ed, Psikologi Dakwah, Jakarta: Bulan Bintang, 1997, h. 54 14 Rafiudin, Maman Addul Jalil, Prinsip dan Strategi Dakwah,Bandung : CV. Pustaka Setia, 1997, cet. Ke-1, hal. 47 15 M. Syafaat Habin, Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1982, cet Ke-1, hal.106

Dokumen yang terkait

Pandangan Dalang Tentang Wayang Kulit Purwa sebagai Media Kritik Sosial Politik. (Studi pada Dalang Wayang Kulit seMalang Raya).

0 9 20

Wayang Kulit Sebagai Media Dakwah (Pendekatan Komunikasi Antar Budaya Terhadap Pementasan Wayang Kulit Ki Yuwono Di Desa Bangorejo Banyuwangi)

1 11 134

TINJAUAN GALERI WAYANG KULIT KI ANOM SUROTO DI LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI WAYANG KULIT KI ANOM SUROTO DI SURAKARTA.

0 16 16

TINJAUAN UMUM MUSEUM WAYANG KULIT MUSEUM WAYANG KULIT DI YOGYAKARTA.

1 11 25

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SANGGAR WAYANG KULIT SEBAGAI WISATA BUDAYA DI DESA KEPUHSARI MANYARAN Sanggar Wayang Kulit Sebagai Wisata Budaya Di Desa Kepuhsari Manyaran Wonogiri.

0 2 25

PESAN-PESAN MORAL PADA PERTUNJUKAN WAYANG KULIT (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Djoko Pesan-Pesan Moral Pada Pertunjukan Wayang Kulit (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Djoko Bawono di Desa Harjo Win

0 4 17

\PESAN-PESAN MORAL PADA PERTUNJUKAN WAYANG KULIT (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Pesan-Pesan Moral Pada Pertunjukan Wayang Kulit (Studi Kasus Pada Lakon “Wahyu Makutharama” dengan Dalang Ki Djoko Bawono di Desa Harjo Winangun

0 1 14

ANALISIS WACANA HUMOR GARA-GARA DALAM PAGELARAN WAYANG KULIT ANALISIS WACANA HUMOR GARA-GARA DALAM PAGELARAN WAYANG KULIT DENGAN DALANG KI MEDOT SAMIYONO SUDARSONO (SEBUAH KAJIAN PRAGMATIK).

0 1 14

Fungsi Musik Campursari pada Pergelaran Wayang Kulit Ki Joko Hadiwijoyo Semarang (Studi Kasus pada Pertunjukan Wayang Kulit di Kelurahan Tembalang Semarang).

0 0 2

EKSISTENSI WAYANG KULIT SEBAGAI MEDIA KR

0 0 100