Kepuasan kerja adalah tingkat perasaan seseorang akan kesukaan dan ketidaksukaannya dalam memandang pekerjaannya, artinya seorang karyawan
akan menyukai atau tidak menyukai pekerjaannya dapat terlihat dari sikapnya terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
F. Teori-Teori Kepuasan Kerja
Menurut Wexley dan Yukl dalam As’ad 1998 teori-teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yang lazim dikenal yaitu Discrepancy theory,
Equity theory, dan Two Factor theory.
1. Discrepancy Theory Teori Perbedaan Teori
discrepancy menjelaskan bahwa keadilan ditentukan oleh
keseimbangan antara apa yang dirasakan seorang sebagai hal yang seharusnya ia terima dengan apa yang secara nyata ia terima Gomes, 2003.
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Porter dalam As’ad 1998. Porter mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa
yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan difference between how much of something there should be and how much there “is now”
. Locke dalam Yuli 2005 menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang
bergantung pada Discrepancy antara should be expectation, need or values dengan apa yang menurut perasaannya atau persepsinya telah dicapai atau
diperoleh melalui pekerjaannya. Apabila yang didapat ternyata lebih besar daripada yang diinginkan, maka
orang akan menjadi lebih puas lagi walaupun terdapat discrepancy, tetapi
Universitas Sumatera Utara
merupakan discrepancy yang positif. Sebaliknya semakin jauh kenyataan yang dirasakan itu di bawah standar minimum sehingga menjadi negative discrepancy,
makan makin besar pula ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaannya. 2.Equity Theory Teori Keseimbangan atau Keadilan
Teori keadilan adalah bahwa karyawan akan membandingkan usaha mereka dan imbalan mereka dengan usaha dan imbalan yang diterima rekannya
dalam situasi kerja yang sama Nasution, 2000. Equity Theory
pertama kali dikembangkan oleh Adam 1963. Adapun pendahulu dari teori ini adalah Zeleznik dalam As’ad 1998. Prinsip dari teori ini
adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan equity atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity
dan inequity atas suatu situasi, diperoleh orang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor maupun di tempat lain.
Yulk dan Wexley dalam Yuli 2005 mengelompokkan tiga elemen dari teori ini yaitu elemen input, outcome, comparison person dan equity-in-equity.
Yang dimaksud dengan input adalah segala sesuatu yang sangat berharga yang dirasakan oleh karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan atau semua nilai
yang diterima pegawai yang dapat menunjang pelaksanaan kerja. Sebagai contoh input adalah pendidikan, pengalaman, skill, usaha, peralatan dan lain-lain.
Outcome adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai sebagai hasil
dari pekerjaannya, misalnya upah, keuntungan tambahan, status simbol, pengenalan kembali, kesempatan untuk berprestasi atau ekspresi diri. Sedanglan
comparison person dapat diartikan sebagai perasaan seseorang di perusahaan
Universitas Sumatera Utara
yang sama, atau di tempat lain, atau bisa juga dengan dirinya sendiri di waktu lampau. Equity-in-equity diartikan bahwa setiap karyawan akan membandingkan
rasio input-outcomes dirinya sendiri dengan rasio input-outcomes orang lain comparison person.
3. Two Factor Theory Teori Dua Faktor Dua faktor tentang motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg adalah
faktor yang membuat orang merasa puas satisfiers dan faktor yang membuat orang tidak merasa puas dissatisfiers Yuli, 2005.
Menurut Herzberg dalam As’ad 1998, satisfiers motivator adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang
terdiri dari: a. Prestasi achievement
b. Pengakuan recognition c. Pekerjaan itu sendiri the work it self
d. Tanggung jawab responsibility e. Kemajuan advancement
Menurut Herzberg bahwa hadirnya faktor ini akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan
ketidakpuasan. Dissatisfiers hygiene factors
ialah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, yang terdiri dari:
a. Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan company policy and
administrationi
Universitas Sumatera Utara
b. Mutu dari penyelia supervison technical
c. Upah salary
d. Hubungan antar personal interpersonal relations
e. Kondisi kerja working condition
f. Keamanan kerja job security
g. Status
Perbaikan terhadap
kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau
menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia bukan sumber kepuasan kerja.
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja