2. Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin
harus melakukan sesuatu. Seperti telah diobservasi oleh John Gardner 1986-1988 kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas.
Kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi itu tidak
menandai seseorang untuk menjadi pemimpin. 3. Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil
tindakan. Pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model menjadi
teladan, penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukum, restrukturisasi organisasi dan mengkomunikasikan visi.
Salah satu teori yang menekankan suatu perubahan dan yang paling komprehensif berkaitan dengan kepemimpinan adalah teori kepemimpinan
transformasional dan transaksional Bass, 1990. Gagasan awal mengenai gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional ini dikembangkan oleh James
MacFregor Burns yang menerapkannya dalam konteks politik. Gagasan ini selanjutnya disempurnakan serta diperkenalkan ke dalam konteks organisasional
oleh Bernard Bass Berry dan Houston, 1993.
C. Pengertian Kepemimpinan Transformasional
Konsep awal tentang kepemimpinan transformasional telah diformulasi oleh Burns 1978 dari penelitian deskriptif mengenai pemimpin-pemimpin
politik. Burns 1978 menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai
Universitas Sumatera Utara
sebuah proses yang padanya “para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi”. Para pemimpin tersebut
mencoba menimbulkan kesadaran dari para pengikut dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilai-nilai moral seperti kemerdekaan, keadilan dan
kemanusiaan, bukan didasarkan atas emosi, seperti misalnya keserakahan, kecemburuan atau kebencian.
Kepemimpinan transformasional menunjuk kepada proses membangun komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para
pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut Yukl, 1998. Kepemimpinan transformasional merupakan model kepemimpinan bagi
seorang pemimpin yang cenderung untuk memberikan motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih baik serta menitikberatkan pada perilaku untuk membantu
transformasi antara individu dengan organisasi Nurrachmat dan Wahyuddin, 2007.
Podsakoff dkk 1996 mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional merupakan faktor penentu yang mempengaruhi sikap, persepsi
dan perilaku karyawan di mana terjadi peningkatan kepercayaan kepada pemimpin, motivasi dan kepuasan kerja dan mampu mengurangi sejumlah konflik
yang sering terjadi dalam suatu organisasi. Bass 1990 dan Koh, dkk 1995 mengemukakan bahwa seorang
pemimpin dapat dikatakan sebagai pemimpin transformasional dengan melihat hubungannya dengan pengaruh pemimpin tersebut berhadapan dengan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, Bass 1990 mengemukakan ada tiga cara seorang pemimpin transformasional memotivasi karyawannya yaitu dengan:
1. Mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti penting hasil usaha; 2. Mendorong karyawan untuk mendahulukan kepentingan kelompok; dan
3. Meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti harga diri dan aktualisasi diri.
Bass dalam Howell dan Hall-Merenda 1999 mengemukakan adanya empat karakteristik kepemimpinan transformasional yaitu:
1. Charisma, sebuah proses yang padanya seorang pemimpin mempengaruhi para pengikut dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat dan
identifikasi dengan pemimpin tersebut. 2.
Inspirational motivation, sejauh mana seorang pemimpin mengkomunikasikan sebuah visi yang menarik, menggunakan simbol-
simbol untuk memfokuskan usaha-usaha bawahan, dan memodelkan perilaku-perilaku yang sesuai Bass dan Aviolo, 1990.
3. Intelectual stimulation, sebuah proses yang padanya para pemimpin
meningkatkan kesadaran para pengikut terhadap masalah-masalah dan mempengaruhi para pengikut untuk memandang masalah-masalah dari
suatu perspektif yang baru. 4.
Individualized consideration, memberi dukungan, membesarkan hati, dan memberi pengalaman-pengalaman tentang pengembangan kepada para
pengikut.
Universitas Sumatera Utara
Gary Yukl 1998 menyebutkan bahwa para pemimpin transformasional memiliki beberapa atribut. Pada setiap tahap dari proses transformasional,
keberhasilan sebagian akan tergantung kepada sikap, nilai dan keterampilan pemimpin tersebut. Para pemimpin transformasional yang efektif dalam studi ini
mempunyai atribut-atribut sebagai berikut: 1 mereka melihat diri mereka sendiri sebagai agen-agen perubahan, 2 mereka adalah para pengambil resiko yang
berhati-hati, 3 mereka yakin pada orang-orang dan sangat peka terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka, 4 mereka mampu mengartikulasikan sejumlah
nilai inti yang membimbing perilai mereka, 5 mereka fleksibel dan terbuka terhadap pelajaran dari pengalaman, 6 mereka mempunyai keterampilan
kognitif, dan yakin kepada pemikiran yang berdisiplin dan kebutuhan akan analisis masalah yang hati-hati, dan 7 mereka adalah orang-orang yang
mempunyai visi yang mempercayai intuisi mereka.
D. Pengertian Kepemimpinan Transaksional