Gary Yukl 1998 menyebutkan bahwa para pemimpin transformasional memiliki beberapa atribut. Pada setiap tahap dari proses transformasional,
keberhasilan sebagian akan tergantung kepada sikap, nilai dan keterampilan pemimpin tersebut. Para pemimpin transformasional yang efektif dalam studi ini
mempunyai atribut-atribut sebagai berikut: 1 mereka melihat diri mereka sendiri sebagai agen-agen perubahan, 2 mereka adalah para pengambil resiko yang
berhati-hati, 3 mereka yakin pada orang-orang dan sangat peka terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka, 4 mereka mampu mengartikulasikan sejumlah
nilai inti yang membimbing perilai mereka, 5 mereka fleksibel dan terbuka terhadap pelajaran dari pengalaman, 6 mereka mempunyai keterampilan
kognitif, dan yakin kepada pemikiran yang berdisiplin dan kebutuhan akan analisis masalah yang hati-hati, dan 7 mereka adalah orang-orang yang
mempunyai visi yang mempercayai intuisi mereka.
D. Pengertian Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin memfokuskan perhatiannya pada interaksi interpersonal antara
pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran Bass Marselius dan Rita, 2004.
Gaya kepemimpinan transaksional merupakan jenis kepemimpinan di mana para pemimpin memotivasi para pengikut dengan menunjuk kepada
kepentingan dari sendiri. Kepemimpinan transaksional sebagai sebuah pertukaran imbalan-imbalan untuk mendapatkan kepatuhan Burn, 1978.
Universitas Sumatera Utara
Gary Yukl 1998 menyatakan bahwa kepemimpinan transaksional menyangkut nilai-nilai, namun berupa nilai-nilai yang relevan bagi proses
pertukaran, seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab dan pertukaran. Dua komponen utama dari gaya kepemimpinan transaksional adalah
contingent reward dan management exception. Contingent reward, adalah suatu
situasi di mana pemimpin menjanjikan imbalan apabila bawahan dapat melaksanakan yang diperintahkannya. Pemimpin melakukan kesepakatan tentang
hal-hal apa saja yang dilakukan oleh bawahan dan menjanjikan imbalan jika hal tersebut dicapai. Sedangkan management by exception adalah di mana seorang
pemimpin memantau kesalahan yang dilakukan bawahan dan melakukan perbaikan. Selain secara aktif, manajemen dengan eksepsi juga bisa dilakukan
secara pasif. Contingent reward
mencakup kejelasan mengenai pekerjaan yang diminta untuk memperoleh imbalan-imbalan dan penggunaan insentif dan contingent
reward untuk mempengaruhi motivasi. Komponen kedua disebut active
management by exception termasuk pemantauan dari para bawahan dan tindakan-
tindakan memperbaiki untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut telah dilaksanakan secara efektif. Management by exception juga terbagi lagi disebut
passive management by exception . Komponen ini baru ditambahkan oleh Bass
dan kawan-kawannya Bass dan Avolio, 1990; Yammarino dan Bass, 1990. Termasuk di dalamnya penggunaan contingent punishment dan tindakan-tindakan
memperbaiki lainnya sebagai tanggapan terhadap penyimpangan yang nyata dari standar-standar kinerja yang diterima. Bass 1985 menganggap teori-teori seperti
Universitas Sumatera Utara
teori LMX dan teori path-goal sebagai penjelasan mengenai kepemimpinan transaksional. Ia memandang kepemimpinan transformasional dan transaksional
sebagai proses-proses yang berbeda namun tidak saling eksklusif, dan ia mengaku bahwa pemimpin yang sama dapat menggunakan kedua jenis kepemimpinan
tersebut pada waktu-waktu dan situasi-situasi yang berbeda. Hubungan antara pemimpin transaksional dengan bawahan terjadi jika: 1
pemimpin mengetahui apa yang diinginkan bawahan dan berusaha menjelaskan bahwa mereka akan memperoleh apa yang diinginkan apabila kinerja mereka
memenuhi harapan, 2 pemimpin memberikan atau menukar usaha-usaha yang dilakukan bawahan dengan imbalan atau janji memperoleh imbalan, 3 pemimpin
responsive terhadap kepentingan pribadi bawahan selain kepentingan pribadi itu sepadan dengan nilai pekerjaan yang telah dilakukan oleh bawahan.
Kepemimpinan transaksional menekankan pada transaksi atau pertukaran yang terjadi antara pemimpin, rekan kerja dan bawahannya. Pertukaran ini
didasarkan pada diskusi pemimpin dengan pihak-pihak terkait untuk menentukan apa yang dibutuhkan dan bagaimana spesifikasi kondisi dan upah atau hadiah jika
bawahan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
E. Pengertian Kepuasan Kerja