b. Mutu dari penyelia supervison technical
c. Upah salary
d. Hubungan antar personal interpersonal relations
e. Kondisi kerja working condition
f. Keamanan kerja job security
g. Status
Perbaikan terhadap
kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau
menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia bukan sumber kepuasan kerja.
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Smith, Kendall dan Hulin dalam Munandar 2004, menyatakan ada lima dimensi dari kepuasan kerja yaitu:
a. Kepuasan terhadap pekerjaan itu sendiri, di mana hal itu terjadi bila pekerjaan
tersebut memberikan kesempatan individu untuk belajar sesuai dengan minat serta kesempatan untuk bertanggung jawab.
b. Kepuasan terhadap imbalan, di mana sejumlah uang gaji yang diterima sesuai
dengan beban kerjanya dan seimbang dengan karyawan lain pada organisasi tersebut.
c. Kesempatan poromosi yaitu kesempatan untuk meningkatkan posisi pada
struktur organisasi. d.
Kepuasan terhadap supervise, bergantung pada kemampuan atasannya untuk memberikan bantuan teknis dalam memotivasi.
Universitas Sumatera Utara
e. Kepuasan terhadap rekan kerja yaitu seberapa besar rekan sekerja memberikan
bantuan teknis dan dorongan sosial. Luthans 2006 menyatakan bahwa terdapat tiga dimensi yang diterima
secara umum dalam kepuasan kerja yaitu: a.
Kepuasan kerja merupakan proses emosional terhadap situasi kerja. b.
Kepuasan kerja sering ditentukan menurut seberapa baik hasil yang dicapai memenuhi atau melampaui harapan.
c. Kepuasan kerja mewakili beberapa sikap yang berhubungan.
Robbins 2001, menyatakan bahwa faktor-faktor yang lebih penting yang mendorong kepuasan kerja adalah:
a. Kerja yang secara mental menantang Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi
mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan dan umpan balik
mengenai betapa baik mereka bekerja. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang kurang menantang menciptakan
kebosanan, tetapi yang terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan
akan mengalami kesenangan dan kepuasan. b. Ganjaran yang pantas
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak meragukan, dan segaris dengan
pengharapan mereka.
Universitas Sumatera Utara
c. Kondisi kerja yang mendukung Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi
maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan fisik sekitar yang
tidak berbahaya dan merepotkan. d. Rekan sekerja yang mendukung
Orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang berwujud dari pekerjaan mereka. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga
mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung
menghantar ke kepuasan kerja. e. Kesesuain antara kepribadian pekerjaan
Kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang karyawan dan pekerjaan akan menghasilkan individu yang lebih terpuaskan. Pada hakikatnya logika
adalah : orang-orang yang tipe kepribadiannya kongruen sama dan sebangun dengan pekerjaan yang mereka pilih seharusnya mendapatkan bahwa mereka
mempunyai bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari pekerjaan mereka, dengan demikian lebih besar kemungkinan untuk berhasil
pada pekerjaan tersebut; dan karena sukses ini, mempunyai probabilitas yang lebih besar untuk mencapai kepuasan yang tinggi dari pekerjaan mereka.
Menurut hasil penelitian Glison, Durick, dan Rousseau yang diadopsi oleh Panggabean 2004, mengemukakan bahwa faktor-faktor penentu kepuasan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Karakteristik pekerjaan
Karakteristik pekerjaan terdiri atas keanekaragaman keterampilan skill variety
, identitas tugas task identity, keberartian tugas task significance, otonomi autonomy, dan umpan balik feedback.
b. Karakteristik organisasi
Karakteristik organisasi mencakup skala usaha, kompleksitas, formalisasi, sentralisasi, jumlah anggota kelompok, anggaran anggota kelompok, lamanya
beroperasi, usai kelompok kerja, dan kepemimpinan. c.
Karakteristik individu Karakteristik individu terdiri dari jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia masa
kerja, status perkawinan, dan jumlah tanggungan. Yuli 2005, menyatakan ada enam faktor utama yang berpengaruh
terhadap kepuasan kerja karyawan yaitu: a.
Komponen upah atau gaji Seseorang bekerja dalam organisasi mungkin mempunyai perbedaan
keterampilan, pengalaman, pendidikan dan senioritas. Mereka mengharapkan imbalan keuangan diterima mencerminkan perbedaan tanggung jawab,
pengalaman, kecakapan ataupun senioritas. Sehingga apabila kebutuhan akan gaji atau upah dapat terpenuhi, maka karyawan akan memperoleh kepuasan
dari apa yang mereka harapkan. b. Pekerjaan
Ada dua aspek penting yang mempengaruhi kepuasan kerja yang berasal dari pekerjaan itu sendiri Arnold dan Felman : 1986, yaitu variasi pekerjaan dan
Universitas Sumatera Utara
kontrol atas metode dan langkah-langkah kerja. Secara umum, pekerjaan dengan jumlah variasi yang moderat akan menghasilkan kepuasan kerja yang
relatif. Pekerjaan yang menyediakan kepada karyawan sejumlah otonomi akan memberikan kepuasan kerja yang tinggi.
c. Pengawasan
Tugas pengawasan tidak dapat dipisahkan dengan tugas kepemimpinan, yaitu usaha mempengaruhi kegiatan pengikut melalui proses komunikasi untuk
tujuan tertentu. Supervisor secara langsung mempengaruhi kepuasan kerja dan prestasi melalui kecermatannya dalam mendisiplinkan dan menerapkan
peraturan-peraturan. d.
Promosi karir Promosi berfungsi sebagai perangsang bagi mereka yang memiliki ambisi dan
prestasi kerja yang tinggi. Dengan demikian, usaha-usaha menciptakan kepuasan atas komponen promosi dapat mendorong mereka untuk berprestasi
lebih baik di masa-masa yang akan datang. e.
Kelompok kerja Kelompok yang mempunyai tingkat keeratan yang tinggi cenderung
menyebabkan para karyawan puas berada dalam kelompok tersebut. Kepuasan tersebut timbul terutama berkat kurangnya ketegangan, kecemasan dalam
kelompok, dan karena mereka lebih mampu menyesuaikan diri dengan tekanan pengaruh dari pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
f. Kondisi kerja
Karyawan menginginkan kondisi di sekitar pekerjaanya baik karena kondisi tersebut mengarah kepada kenikmatan atau kesenangan secara fisik.
G. Konsekuensi Kepuasan Kerja