b. Sombong terhadap Rasul dan kebenaran
c. Sombong terhadap manusia
Akibat dari kesombongan itulah ia akan mendapat ancaman siksa dari Allah SWT., seperti halnya terdapat dalam surat Az-Zumar ayat 60, An-Nahl ayat 29, 23, Al-Baqarah ayat
34, Luqman ayat 7, dan sebagainya. Firman Allah dalam surat Az-Zumar ayat 60:
Dan pada hari kiamat akan engkau lihat orang-orang yang berbuat dusta atas Allah, mukanya akan dihitamkan. Bukankan di dalam neraka jahannam tempat tetap
bagi orang-orang yang menyombongkan diri?.
53
Ungkapan kata muka dihitamkan ini banyak juga terpakai dalam kata-kata sehari- hari. Orang yang dikuras, dibuka rahasianya di muka hakim, diseimbahkan akan
dijemur di muka umum kesalahan yang telah diperbuatnya meskipun dia telah mencoba mengemukakan berbagai daih untuk mengelak, dengan jawaban yang
berbelit-bekit, hitamlah mukanya karena telah terbongkar rahasianya dan terbuka kehinaannya. Maka akan hitamlah wajah orang-orang yang di masa hidupnya telah
berdusta terhadap Allah itu, karena diri mereka telah dihinakan. Kedudukan yang menterang masa di dunia fana tidak ada harga lagi, walaupun sebesar zarrah.
Sesungguhnya muka yang dihitamkan adalah sebagian imbalan dari sikap sombong di waktu hidup di dunia dahulu. Orang-orang yang sombong itupun selalu terbayang
kesombongannya pada raut mukanya. Maka muka yang dihitamkan ialah timbalan dari muka yang memperlihatkan kesombongan di kala hidup di dunia.
54
3. Melakukan sihir untuk menipu daya, dalam surat Thaha ayat 64.
Maka himpunkanlah segala tipudaya sihir kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris, dan sesungguhnya beruntunglah orang yang menang pada hari ini.
55
Sihir disini adalah suatu tata cara perbuatan bertujuan untuk menandingi orang lain, menghancurkannya dengan jalan minta bantuan pada setan. Banyak perbuatan yang tergolong
53
Hamka, Tafsir Al –Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1982.hal:78.
54
Hamka, TafsirAl –Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1982.hal:80
55
Hamka, Tafsir Al –Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1988 .hal:174.
sihir diduga oleh orang hanya perbuatan haram saja, padahal sebenarnya perbuatan tersebut termasuk kufur, karena tergolong perbuatan sihir. Misalnya mendatangkan suatu keuntungan
baginya dengan cara memakai jampi-jampi atau mantra-mantra dan sebagainya. 4. Mencelakakan atau membinasakan orang yang tidak berdosa, pada surat Yusuf ayat
102.
Demikianlah itu berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada engkau, padahal tidaklah engkau ada di hadapan mereka tatkala mereka menyatu padukan soal mereka
itu, padahal mereka tengah mengatur tipu daya .
56
Membinasakan umat manusia adalah dengan cara memfitnah, membunuh, yang bukan pada haknya, mengadu domba diantara mereka. Sehingga berhasil mendatangkan niatnya
yang jahat itu. Hal ini mereka lakukan didorong oleh keinginan hawa nafsunya demi untuk mendapat kepuasan hidup dengan segala kesenangan yang diperolehnya.
Firman Allah dalam surat Yusuf ayat 5:
Dia menjawab: Wahai anakku Janganlah engkau menceritakan mimpi engkau itu kepada saudara-saudara engkau, karena nanti mereka akan menipu daya engkau dengan
semacam tipu daya. Sesungguhnya syaithan terhadap manusia adalah musuh yang nyata .
57
Ayat-ayat tersebut diatas, menurut sebab nuzulnya adalah berkenan dengan al-Walid bin al-Mughirah yang berkata: Kalau nubuwwat ini memang datang kepada engkau
Muhammad, saya pun lebih pantas mendapat nubuwwat daripada engkau. Sebab usia saya lebih tua daripada usia engkau dan harta benda saya lebih banyak dari harta
engkau dan Abu jahal pun berkata: Demi Allah, kami tidak suka dan tidak akan sekali- kali menjadi pengikutnya, kalau wahyu datang pula kepada kami seperti datang
keadaannya itu, baru kami akan percaya.
58
56
Hamka, Tafsir Al –Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1983.hal:43
57
Hamka, Tafsir Al –Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1982.hal:165.
58
Hamka, Tafsir Al –Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1984.hal:39.
Kemudian Allah SWT, menjawab pada akhir ayat itu, Tetapi Allah-lah yang lebih mengetahui sekira-kira dimana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. Maka nampaklah,
bahwa orang-orang yang menyombongkan diri, seakan-akan tidak tahu diri, karena Allah memilih Rasul-Nya bukan semata-mata soal umur, karena banyak orang yang tua umurnya,
tetapi tidak ada nilai apa-apa dalam jiwa dan otaknya. Dan bukan pada kekayaannya yang akan menentukan orang jadi Nabi. Menjadi Rasul bukanlah sengan menggunakan uang suap
sebagaimana manusia ingin memperoleh pangkat dan jabatan, supaya dia dipilih oleh rakyatnya.
59
D. Makar Pada Zaman Nabi
A. Kejahatan Yahudi
Makar jahat mereka yang pertama terjadi pada zaman Nabi Ya‟qub moyang mereka. Mereka berkeinginan menyingkirkan saudaranya sendiri, Yusuf yang berakhlaq mulia
sehingga mereka lebih dicintai bapaknya. QS.Yusuf: 7-18. Kegemaran mereka membunuh para Nabi dan Rasul seperti membunuh Nabi Yahya, Nabi Zakaria juga dibunuh secara keji.
Mereka juga gemar membunuh orang- orang sholeh lainnya. “Sesungguhnya orang-orang
yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka
dengan siksa yang pedih“. QS. Ali Imran: 21. Nabi Isa pun tidak luput dari rencana busuk mereka, akan tetapi Allah SWT
menyelamatkannya. “Dan karena ucapan mereka: Sesungguhnya kami telah membunuh al- Masih Isa ibnu Maryam Rasul Allah
”. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh dan salib itu ialah orang yang diserupakan dengan
Isa bagi mereka Yudas Iskaryot. Sesungguhnya orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu, kecuali mengikuti
59
Hamka, TafsirAl –Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1984.hal:40.
persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu Isa”. QS. An-Nisa‟:
157. Singkat cerita, kejahatan Yahudi pada masa Rasulullah pun tak kurang kejinya. Yahudi
Bani Qainuqa adalah Yahudi pertama yang mengingkari janjinya dengan Rasulullah. Selain makar yang dilakukan oleh orang Yahudi, yang telah di uraikan diatas disini ada
beberapa kisah makar pada zaman Nabi Muhammad s.a.w. bagaimana orang yang tidak mau menerima ajaran Nabi Muhammad, dan mereka berusaha untuk menyingkirkan dan
membunuh Nabi dengan berbagai cara. Disini akan kita lihat beberapa kisah makarnya orang- orang Quraisy yang ingin membunuh Nabi Muhammad, dengan makarnya Allah yang berupa
pertolongan untuk melindungi para Rasul dan AgamaNya.
B. Makar Orang- Orang Quraisy Terhadap Nabi Muhammad
Dalam firman Allah Surat Al-Anfal ayat 30:
Dan ingatlah tatkala telah mengatur tipu daya orang- orang kafir itu terhadap engkau, buat menawan engkau, atau membunuh engkau, atau mengeluarkan engkau
dan mengatur tipu daya, sedangkan Allah mengatur tipu daya, dan Allah itu adalah sepandai- pandai mengatur tipu daya.
Dalam ayat ini dikisahkan makarnya Orang- orang Quraisy yang ingin menyingkirkan Nabi Muhammad s.a.w. Dalam Ketiga maksud ini telah dimusyawarahkan oleh kaum
musyrikin, terutama oleh pemuka- pemuka mereka di Makkah. Menurut riwayat Ibnu Ishaq dalam sirahnya, Ibnu Jarir dalam
Tafsirnya, Ibnu Mundzir, Ibnu Abi Hatim dalam tafsir mereka pula, dan Abu Nuaim dan Al-Baihaqi dalam Dalailul Nubuwwah, riwayat dari Ibnu Abbas, bahwa orang- orang
yang terkemuka dari kabilah –kabilah Quraisy berkumpul memperkatakan sikap yang akan
diambil terhadap Nabi s.a.w. ke Majlis Darun Nadwah, yaitu balirung yang terkenal itu.
Abu Jahal dan kaum Quraisy yang lainnyapun merencanakan untuk membunuh Nabi Muhammad s.a.w dengan cara menusuk beliau saat beliau terlelap tidur. Akan tetapi
tipudaya dari kaum kafir itupun tidak berhasil, diperingatkan kembali oleh Allah kepada Rasul-Nya, dan menjadi peringatan pula bagi kita.
Dan mereka mengatur tipudaya, sedang Allah mengatur tipudaya, dan Allah itu adalah sepandai- panadinya pengatur tipudaya.
Dalam kisah bagaimana Rasulullah s.a.w. ke Madinah, kita melihat betapa gagalnya tipudaya kaum quraisy itu, yang digagalkan oleh tipudaya Allah. Meskipun keduanya disebut
dengan makar, yang diartikan tipudaya, namun corak tipudaya adalah berbeda. Tipudaya si kafir bermaksud jahat, membunuh Rasul dan memadamkan islam
sebelum tumbuh. Mereka berhadapan denga tipudaya Allah, yang bermaksud membela Rasul-Nya dan Agama-Nya.
60
C. Nabi Shalih dan Kaum Tsamud
Kalau sekarang nabi Muhammad saw berhadapan dengan kaumnya sendiri, kaum Quraisy, maka Nabi Shalih pun dahulu telah berhadapan pula dengan kaumnya sendiri, kaum
tsamud.
Firman Allah dalam surat An-Naml Ayat 50:
Dan mereka telah merencanakan suatu makar, dan Kamipun merencanakan suatu makar pula, tapi mereka itu tidaklah sadar.
Dalam ayat ini dikisahkan bahwa mereka telah mengatur suatu siasat yang buruk sekali, untuk menganiaya Nabi Shalih, tetapi mengatur suatu siasat yang buruk sekali, untuk
memelihara dan membela rasul-Nya. Tentu saja lebih cerdiklah Tuhan mengatur siasat-Nya.
60
Hamka, TafsirAl –Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1985.hal:296-298.
Sebab Tuhan melihat yang tidak mereka lihat “tetapi mereka itu tidaklah sadar”ujung ayat
50. Tuhan mengetahui siasat buruk mereka, namun mereka sedikit pun tidak mengetahui
siasat yang diatur Tuhannya. Maka mereka-mereka yang kafir itu habis dimusnahkan azab. Nabi Shalih dan orang-orang yang beriman dipeliharakan oleh Tuhan.
“maka perhatikanlah betapa jadinya akibat dari makar mereka itu” ayat 51. Semuanya musnah, semuanya hancur. Negerinya menjadi tumpukan puing. Orang-orangnya
bergelimpangan di tengah jalan, setelah menderita azab siksaan kuning muka dihari pertama, merah dihari kedua dan hitam di hari ketiga, dan sorenya mati ranap mendengar bunyi pekik
jerit.
61
“Sesungguhnya Kami telah menghancur-leburkan mereka dan kaum mereka seluruhnya.” ayat 51. Tidak ada sisanya lagi.
D. Kisah Nabi Nuh a.s dan Kaumnya
Firman Allah dalam surat Nuh Ayat 22:
Dan mereka telah menipu dengan sebesar- besar tipudayanya. Dalam ayat ini dikisahkan bagaimana umat Nabi Nuh saat itu, bahwa syitan- ayaitan
penipu yang menyesatkan mereka itu dari kebenaran, baik syaitan halus atau syaitan kasar, yaitu manusia yang menjalankan lakon syaitan, mereka itulah yang selalu membujuk,
menipu, merayu membawa orang- orang yang tidak mau mengikuti ajaran Nabi itu, supaya mereka tinggalkan jalan yang benar dan tempuh jalan yang sesat.
61
Hamka, TafsirAl –Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1984.hal:223-225.