Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Muhammad SAW, menghadapi berbagai halangan dan rintangan. Cara propaganda yang modern bisa saja membuat satu cita-cita yang benar dan suci sebagai suatu
kejahatan, keinginan agar hukum Allah berlaku dalam masyarakat dapat saja dituduh sebagai pemberontakan, dan segala usaha hendak menyingkirkan peraturan Allah
SWT dari muka bumi dan mendapat pujian yang besar. Berusaha menegakkan siar Allah SWT, mengucapkan salam menurut ajaran Muhammad SAW teguh memegang
ajaran Al Quran , sabda dan wahyu Allah, dapat saja dituduh panatik dan menghalang-halang kemajuan. Inilah usaha dari Akâbira mujrimîha, penjahat besar
dalam negeri itu.
10
Oleh karena itu, mengapa peringatan Al Quran dan seruannya terus menerus kepada manusia adalah agar manusia harus berjuang melawan tipu daya syetan Q.S An Nisa [4] :
76, 118-120.
11
Di sini harus dicatat bahwa walaupun syetan menghadang setiap arah, namun tipu daya tak akan mempan terhadap manusia yang benar-benar shaleh dan orang-orang yang
memiliki taqwa. Yakni orang yang senantiasa berjaga-jaga terhadap bahaya moral, sehingga ia tidak terlena di dalam kejahatan, tatapi ia segera menyadari tipu daya tersebut. Hal ini
disebabkan, karena syetan mempunyai strategi yang ampuh yaitu menghiasi dan menyebabkan terlihat indah dan menarik hati terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak
berharga, dan membuat hal-hal yang bermanfaat serta penting bagi manusia terlihat sebagai beban yang berat dan menakutkan.
12
Dengan demikian, jejak syetan itu berarti setiap kejahatan yang dilakukan manusia, baik yang berupa pemborosan, korupsi, perang, dan segala bentuk kejahatan lainnya.
Sehingga dapat dikatakan apabila satu bengsa berada di jalan yang negative dan jahat, dan tidak dapat membedakan antara kebenaran dengan kejahatan, maka bangsa tersebut tidak
dapat menemukan cita-citanya dan hanya mengambil sikap hanyut. Pada saat yang kritis seperti inilah Allah SWT telah mengirimkan Rasul-Nya untuk menyerukan kebenaran dan
kebajikan kepada bangsa tersebut, tetapi nyatanya seruan itu tidak dapat dipahami, dan
10
Hamka, Tafsir Al Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta. 1984, hal.36
11
Baiquni, N.A dkk, Indek Al Quran Cara Mencari Ayat-ayat Al Quran. Akola Surabaya. 1995. hal :333.
12
Rahman, Fazlur . Tema Pokok Al Quran Terjemahan Anas Mahyudin. Pustaka Jakarta, 1995.hal:182.
akhirnya mereka tolak. Walaupun demikian seruan ini membuat mereka gelisah karena mereka takut jika orang-orang miskin mau menerimanya. Oleh karenanya mereka berusaha
melawan seruan-seruan tersebut dengan cara-cara dan strategi yang oleh Al Quran dikatakan sebagai Makar yakni sebuah perkataan yang berarti sebuah siasat didalam proses
perjuangan.
13
Bertolak dari masalah tersebut di atas, penulis sangat tertarik untuk meneliti konsep makar menurut Prof. Hamka dalam tafsir Al-Azhar yang sebenarnya akan dituangkan
dalam sebuah sekripsi dengan judul : PENAFSIRAN HAMKA TENTANG AYAT- AYAT YANG MENGANDUNG LAFADZ MAKAR STUDI ATAS TAFSIR AL-
AZHAR B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah Ayat
–ayat al-Quran tentang makar tersebar dalam berbagai surat dengan berbagai bentuk derivasi turunan katanya, dan untuk mengetahui pengetahuan kata makar dalam al-
Quran, terlebih dahulu harus ditelusuri dalam ayat –ayat tersebut dan dipahami sesuai
konteksnya. Kata makar dalam al-Quran dalam berbagai bentuknya terulang sebanyak 40 kali dan
tergelar dalam 14 surat dan 21 ayat. Pada setiap ayat adakalanya bentuk kata itu terulang beberapa kali. Akan tetapi di sini penulis hanya mengambil 8 surat dan 13 ayat tentang lafadz
makar dalam Al-Quran, antaralain : Tamkurûna, terdapat dalam surat Yunus 10 ayat 21, Yamkuru, terdapat dalam surat al-
Anfal 8 ayat 30, Liyamkurû, terdapat pada surat al-Anam 6 ayat 123-124 dan 51, An- Nahl 16 ayat 127, An-Naml 27 ayat 70,50-51, Makr Saba 34 ayat 33,al-Mâkirîna
Al-Anfal 8 ayat 30,18.
13
Fazlur Rahman, Tema Pokok Al Quran Terjemahan Anas Mahyudin. Pustaka Jakarta, 1995. hal: 84.
Lafadz- lafadz makar di atas akan diklasifikasikan pada tujuan dan akibat makar, bentuk- bentuk makar, dan pelaku- pelaku makar dalam Al-Quran menurut tafsir al-Azhar.
2. Perumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah tentang strategi makar dalam Al-Quran, maka
muncul permasalahan mendasar yang menjadi pokok penelitian yaitu: Bagaimana Penafsiran Hamka terhadap Ayat-Ayat yang mengandung lafadz Makar
dalam Tafsir Al Azhar.?