Kisah Nabi Nuh a.s dan Kaumnya

Ayat-ayat tentang makar diatas, lebih banyak dikemukakan tentang makarnya orang- orang kafir terhadap para rosul atas dakwahnya, yaitu berupa ejekan, cercaan dan segala rintangan lainnya. Serta berusaha menandinginya dengan dalil-dalil mereka. Diantaranya adalah tentang makar saudara yusuf a.s terhadap nabi yusuf sendiri, yaitu melemparkannya ke dalam sumur. serta makarnya orang-orang yahudi terhadap nabi isa a.s Almasih yaitu berupa kebencian yang sangat kepada nabi isa sampai hendak menyalibnya.

B. Pengertian Makar dalam Tafsir Al-Azhar

Tentang pengertian ini, para mufassir mengemukakan bahwa makar dalam Al- Qur‟an umumnya diartikan dengan tipu daya, siasat, dan rencana jahat. Hanya yang membedakannya adalah segi tujuan dari pelaku makar itu sendiri. Al-Maraghi, misalnya mengemukakan bahwa kata al-makr adalah tipu daya bermaksud buruk secara rahasia. 64 Muh. Husain Al-ThabathabaI menjelaskan bahwa al-makr adalah segala macam tipu daya dan muslihat orang-orang musyrik yang dijadikannya untuk memperoleh kemulian dan kemenangan. 65 Sedangkan hamka di dalam tafsirnya mengatakan : bahwa makar ialah segala tipu daya dan helah buat memalingkan orang dari yang benar kepada yang salah dari yang baik kepada yang jahat. 66 Adapun makar yang disandarkan kepada Allah makarullah diartikan dengan siasat Allah. Karena tipu daya yang dipakai untuk manusia sudah membayangkan yang buruk. Maka buat Allah diartikan dengan siasat. Karena setiap permukaan bumi terdapat beberapa skrup dan pesawat, yang suatu waktu dari lawan bisa dijadikan menjadi lawan. Seperti yang diungkapkan Ahmad Hasan dalam Tafsir al-Furqan mengartikan makr dengan percobaan Allah . 67 64 Ahmad Mustofa AlMaraghi,Tafsir Al-Maraghi jilid 13, CV. Thaha Putra, Semarang 1994. hal:216. 65 Muhammad Husain Al-Thabathabaiy,Al- Qur’an-Mizan fi Tafsir Al-Qur’an Juz IV, Mansyurat Beirut, Libanon.hal: 24. 66 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1983.hal:36. 67 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1984.hal:26. Ibnu qayyim al-jauziyyah menjelaskan bahwa tipu daya yang disifatkan Allah kepada diri-Nya adalah pembalasan orang-orang yang melakukan tipu daya terhadap rosul-rosul-Nya dan para kekasih-Nya. Maka Allah membalas tipu daya mereka yang buruk dengan tipu daya yang baik. Tipu daya mereka merupakan tipu daya yang lebih buruk, sedangkan tipu daya dari Allah merupakan tipu daya yang lebih baik, karena itu merupakan cermin keadilan dan pembalasan atas pendustaan terhadap rosul dan wali-Nya. 68 Istilah makar sudah dipakai dalam bahasa hukum di Indonesia dan sudah dijadikan sebagai bahasa Indonesia. Yaitu segala tindakan pidana untuk maksud jahat dalam bahasa hukum di Indonesia telah disebut makar. 69 Dengan demikian, bahwa pengertian makar mencakup segala tindakan baik ucapan atau perbuatan yang mengandung sebuah tipuan dengan cara bersiasat yang cerdik untuk menimpakan segala kemungkinan yang terjadi, bahaya atau kerugian kepada pihak yang hendak ditipu, baik dilakukan secara rahasia maupun secara terang-terangan. Seperti halnya perkataan makar, dewasa ini sering diungkapkan orang, baik itu di media cetak, yang mempunyai pengertian segala perkataan dan perbuatan yang mengandung tipu daya untuk merugikan orang lain, mencelakakannya dan merampas hak-haknya. Hal ini tidak terlepas kaitannya dengan masalah politik dan kekuasaan suatu bangsa atau Negara. Misalnya pihak-pihak yang berkuasa itu mudah saja untuk melakukan makar dalam mempertahankan kekuasaannya. Orang-orang yang hendak berjuang menegakkan ajaran Allah swt. Dan rosul-Nya senantiasa mendapat berbagi halangan dan rintangan. Cara-cara propaganda yang modern bisa saja membuat cita-cita yang benar dan suci sebagai kejahatan. Keinginan agar hukum Allah berlaku di masyarakat dapat saja dituduh sebagai pemberontakan. Akan tetapi, segala usaha hendak menyingkirkan peraturan Allah di muka 68 Ibnu Qayyim Al-jauziyah, Perangkap Setan terj. Khatur Suhardi Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1998 hal:48. 69 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1983.hal:35. bumi mendapat pujian yang besar. Sedangkan usaha untuk menegakkan syiar Allah dalam memegang ajaran Al- Qur‟an dan sunnah rosul-Nya, dapat saja dituduh sebagai fanatic dan menghalang-halangi kemajuan. Inilah usaha-usaha dari Ak âbira mujrimîha penjahat- penjahat terbesar yang melakukan tipu daya di dalam suatu negeri. 70 Dalam menyikapi hal ini, bahwa setiap perkataan atau perbuatan yang melanggar peraturan perundangan-undangan yang dibuat berdasarkan hukum dan syariat Islam, serta tidak semata-mata bertujuan hanya untuk mendiskriditkan suatu golongan tertentu serta bukan karena dorongan hawa nafsunya, akan tetapi undangan-undang itu dibuat semata-mata bertujuan untuk keamanan, ketertiban, keadilan dan kesejahteraan masyarakat bangsa atau Negara, maka hal ini dapat dikatakan sebagai perbuatan atau makar yakni melakukan tipu daya untuk merencanakan kejahatan. Oleh karena itu perkataan makar ini, harus diketahui makna dan tujuan serta akibatnya.

B. Tujuan dan Akibat Makar

Dari analisa penulis terhadap ayat-ayat Al- Qur‟an yang telah dihmpun sebelumnya, surat al-anfal ayat 30, al-Anam ayat 123.                    Dan ingatlah tatkala telah mengatur tipu daya orang-orang kafir terhadap engkau, atau mengeluarkan engkau. Dan mereka mengatur tipu daya sedangkan Allah pun mengatur tipu daya, dan Allah itu adalah sepandai-pandai tipu daya. 71                   70 Soenarjo dkk, Al- Qur’an dan Terjemah,Surabaya: Jaya Sakti 1998.hal:208. 71 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Pustaka Panjimas, Jakarta 1985.hal:296.