Standar Operasional Program PAM-DKB

Kriteria evaluasi ini adalah sebagai cara untuk mengukur evaluasi dengan berdasrkan kajian yang diperoleh peneliti dilapangan berdasarkan standar operasional program atau PTO yang akan di jadikan cara pengukuran dalam pemilihan indikator dalam penelitian ini. Indikator yang akan di tentukan oleh peneliti melihat dari PTO berdasarkan kriteria evaluasi sebagai berikut penjelasannya: 1. Lembaga Lembaga yang dimaksud adalah pelaksanan proses dalam PAM-DKB ini pasti ada beberapa forum dan sosialisai yang akan dilakukan. Jadi lembaga disini sebaga istilah dalam forum yang akan di jadikan sebagai indikator dalam penelitian. Indikator lembaga ini mempunyai maksud untuk mengetahui forum apa saja yang dilakukan dalam proses perumusan PAM-DKB. Forum dalm PAM-DKB berkaitan dengan kriteria evaluasi yang di sebutkan diatas dengan efektif, efisien, kecukupan. Maksud dari efektifitas dengan lembaga adalah forum yang dilakukan dalam proses program sampai pelaksanaan program, kriteria evaluasi efektif yang dilakukan Desa Gambiran ada 3 kali forum yang dilakukan dan pelaksanan program, sedangkan hubungan dari kriteia efisien yaitu tidak banyak mengeluarkan biaya dalam anggaran forum dan waktu yang lebih singkat. Kriteri evaluasi kecukupan dalam indikator lembaga ini berkaitan forum yang dilaksanakan 3 kali apakah dirasa sudah cukup untuk pelaksanan program. 2. Sosialisasi Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak pelaksana program kepada kelompok sasaran dan juga masyarakat dalam pengenalan PAM-DKB dan dukungan dari masyarakat tentang berjalanya program tersebut. Dari indikator sosialisasi tersebut ada beberapa item yang akan dijadikan sebagai ukuran dalam pertanyaan yang disesuaikan dengan kriteriaa evaluasi yaitu: a. Siapa yang terlibat dalam PAM-DKB yang dimaksud berkaitan dengan kriteria evaluasi kesamaan atau peratan yang diartikan bahwa dari program PAM-DKB tersebut semua kelompok sasaran dan juga masyarakat berhak dalam partisipai PAM-DKB tersebut. b. Pengenalan PAM-DKB kepada aparat desa yang dimaksut berkaitan dengan kriteria evaluasi responsifitas yang diartikan bahwa ketanggapan dari pihak aparat desa kepada program yang dibutuhkan oleh Gakin ini ditanggapi atau tidak oleh aparat desa. c. Pengenalan PAM-DKB kepada LPMD dan Pogakin yang dimaksud berkaitan dengan kriteria evaluasi responsifitas yang diartikan bahwa LPMD sebagai lembaga masyarakat desa yang harus memberi suatu langkah yang baik kepada Pogakin yang menjadi kelompok sasaran, Pogakin sendiri apakah tanggap atau tidak mengenai program PAM-DKB, yang gunanya untuk kepentingan Pogakin maupun masyarakat. d. Pengenalan PAM-DKB kepada warga masyarakat yang dimaksud berkaitan dengan kriteria evaluasi responsifitas, kecukupan dan kesamaan yang diartikan bahwa masyarakat merespon program yang akan diberikan didesa tersebut, sedangkan kriteria evaluasi kecukupan masyarakat yang menerima program tersebut bener-benar orang yang disebutkan sebagai kelompok sasaran atau tidak. Kriteria evaluasi kesamaan yang artinya bahwa masyarakat juga merasakan manfaat dari program yang dilaksanakan tersebut. 3. Perencanaan Perencana sebagai indikatot yang dimaksud adalah dalam pelaksanaan program pasti ada perncanan yang dilakukan dalam proses sampai pelaksan program, jadi perencana yang dimaksud merencanakan dalam proses pelaksanaan PAM-DKB. Dari indikator perencanan ada beberapa item yang akan dijadikan sebagai ukuran dalam pertanyaan yang disesuaikan dengan kriteriaa evaluasi yaitu: a. Penentuan kelompok, ketua Pogakin dan usulan PAM-DKB yang dimaksud berkaitan dengan kriteria evaluasi efektif, kesamaan yang diartikan bahwa penentuan kelompok, pemilihan ketua dan usulan berkaitan dengan efektif yaitu pemilian maupun usulan dan pemilihan kelompok efektif atau tidak apa didominasi oleh orang-orang yang bukan kelompok sasaran. Sedangkan kriteria kesamam adalah semua Pogakin mempunyai kesamaan hak dalam penentuan ketua maupun usulan yang akan di usulkan dalam pelaksanan PAM-DKB. b. Penentuan BOP dan unit pengelola program UPP yang dimaksud berkaitan dengan kriteria evaluasi kelayakan yang dimana penetapan BOP dan UPP memeng layak dalam memerima tugas atau ada maksud yang lain. c. Perubahan usulan PAM-DKB bidang padat karya dari Telfot menjadi paving stone yang dimaksud berkaitan dengan kriteria evaluasi efektif jadi perubahan usulan tersebut efektif atau tidak efektif yang diukur dari biaya dan perawatan usulan PAM-DKB. d. Menindaklanjuti hasil volume pekerjaan yang dimaksud berkaitan dengan kriteria evaluasi efektifitas dan efisien yang artinya hasil dari mutu atau bobot dari pelaksanaan proses 4. Penetapan Usulan Penetapan usulan sebagai indikator mempunyai maksud bahwa penetapan usulan yang akan dilaksanakan dalam PAM-DKB dalam Buttem-Up atau aspirasi dari kelompok sasaran benar-benar yang mengusulkan kelompok sasaran atau tidak, jadi penetapan usulan sebagai salah satu penggukuran dalam evaluasi proses perumusan usulan PAM-DKB. Penetapan usulan dengan kesesuaian PTO yang akan dijadikan sebagai item pengukuran. Penetapan usulan berkaitan dengan kriteria evaluasi kelayakan yang dimaksud adalah apakah usulan yang sudah ditetepkan tersebut layak untuk dilaksanakan dan sesuai standar program.

2.2 Penelitian Terdahulu

Nama : Sri Hesti Wijayanti Tahun : 2005 Judul : Evaluasi Dampak Kebijakan Relokasi Pedagang Dari Trotoar Kepasar Kepatihan Dikelurahan Kepatihan Kabupaten Jember Hasi : Dalam hasil evaluasi dampak dari penelitian tersebut mempunyai tiga Dampak yaitu: Pertama dampak yang menyentuh aspek psikis yaitu pedagang mengalami perubahan rasa aman dan rasa nyaman jika dibandingkan ketika masih berjualan ditrotoar. Kedua dampak yang menyentuh aspek ekonomi yaitu dari dampak ini kurang berhasil karena penghasilan pedagang sama dan juga ada yang turun. Ketiga dampak yang menyentuh aspek lingkungan yaitu ketidak tergangguan orang yang tinggal disekitar pasar kepatihan.