Perumusan Masalah Dalam Analisa Kebijakan Tahap Perumusan Masalah Kebijakan

subsantantif memilih model yang benar harus kita pilih. Pengenalan masalah adalah menganalisa pokok problematis yang akan dikaji atau dianalisis permasalahan yang timbul. Dari ketiga tahapan tersebut perumusan masalah akan lebih mudah dikenali dan dijabarkan kedalam pokok permasalahan yang akan dikaji dalam proses kebijakan.

2.1.3.3 Tehnik Dalam Analisis Perumusan Kebijakan

Perumusan masalah adalah proses memunculkan dan mengetes konseptualisasi alternatif dari situasi problematis. Analis Perumusan masalah meliputi lima analis yaitu: 1. Analisis klasifikasi Analisis untuk mempelajari konsep yang digunakan dalam mendefinisikan situasi problematis. Dalm mendalami situasi problematis, analisis kebijakan harus mengklasifikasikan pengalaman-pengalaman mereka. Deskripsi yang paling sederhana mengenai situasi problematis didasarkan pada klasifikasi pengalaman melalui penelaran induktif, proses dimana konsep umum abstrak, seperti kemiskinan, kriminalitas, dan populasi, dibentuk melalui pengalaman atas objek obyek atau situasi kusus nyata. Metode untuk mengetahui secara pasti apakah dasar dari sistem klasifikasi benar, terdapat beberapa aturan yang membantu menyakinkan bahwa sistem klasifikasi relevan dengan situasi problematis dan secara logika konsisten menurut William N. Dunn 128-129 sebagai berikut: a. Relevan Substantif: dasar klasifikasi harus dibangun menurut tujuan analisa dan situasi problematis. b. Ketentuan: kategori dalam sistem klasifikasi harus sempurna atau tuntas. Persoalan atau situasi yang menjadi perhatian analisa harus dicakup, dengan begitu harus dibicarakan. c. Keterpilihan: kategori-kategori harus benar-benar terpilah atau berdiri sendiri. Setiap persoalan atau situasi harus ditentukan menurut satu dan hanya satu kategori atau sub kategori. d. Konsistensi: setiap kategori dan sub kategori harus didasarkan pada prinsip klasifikasi tunggal. Penyimpangan aturan menimbulkan tumpang tindih antara sub-sub kelas dan dikenas sebagai the fallacy of cross division pembagian silang yang keliru. e. Pembedaan hirarkhis: ari tingkat dalam sistem kasifikasi kategori, sub kategoriharus secara cermat dibedakan. Aturan ini yang yang menjadi garis pedoman dalam menginterprestasikan sistem klasifikasi. 2. Analisis Hirarkhi Tehnik mengidentifikasi sebab-sebab yang mungkin dari sistem problematis. Analisis hirarkhi membantu analisis mengidentifikasi tiga macam sebab. a. Sebab yang mungkin adalah kejadian-kejadian atau tindakan-tindakan yang mengikut-sertakan terjadinya situasi permasalahan. b. Sebab yang masuk akal adalah sebab yang berdasarkan penelitian ilmiah atau pengalaman langsung, dipercaya menjadi sebab yang penting pada terjadinya situasi problematis. c. Sebab yang dapat dirubah adalah sebab yang menjadi sasaran dari kontrol atau manipulasi yang dilakukan oleh pengambil kebijakan, karena tidak ada kebijakan yang segera dapat menambah konsepsi yang di rumuskan. 3. Analisa Asumsi Tehnik yang bertujuan menciptakan sintesa yang kreatif atas asumsi- asumsi yang bertentangan mengenai masalah kebijakan. Analisis asumsi merupakan metode yang paling komperhensif diantara semua metode perumusan masalah, karena metode ini mencakup semua prosedur yang dipakai oleh tehnik-