Brophy dkk 2000:5 menyatakan sumber daya informasi elektronik adalah “every document in electronic form which needs special equipment to be
used. Electronic resources include digital documents, electronic serials, databases, patents in electronic form and networked audiovisual documents”.
Pendapat di atas dapat diartikan bahwa sumber daya informasi elektronik adalah setiap dokumen dalam bentuk elektronik yang membutuhkan peralatan
khusus untuk menggunakannya yang meliputi dokumen digital, terbitan berseri elektronik, database pangkalan data, hak paten dalam format elektronik dan
dokumen jaringan kerja audiovisual. Dalam Pasal 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik
dicantumkan di antaranya definisi informasi elektronik. Berikut kutipannya : Informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange EDI, surat elektronik electronic mail,
telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
Dari kutipan di atas sangat jelas dikatakan bahwa informasi elektronik tidak terbatas hanya pada tulisan tetapi juga termasuk suara, gambar, peta,
rancangan, foto, electronic data interchange EDI, surat elektronik electronic mail, telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses,
simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti.
2.6 Grey Literature
2.6.1 Pengertian Grey Literature
Grey literature literature abu-abu merupakan salah satu jenis koleksi di perpustakaan perguruan tinggi yang terdiri dari laporan penelitian atau dokumen-
dokemen yang merupakan hasil kajian karya ilmiah, makalah seminar, terbitan pemerintah. Berikut adalah beberapa defenisi grey literature yang dikemukakan
oleh beberapa penulis. Grey literature adalah bahan pustaka yang tidak tersedia di deretan buku
untuk dijual non-commercial printed materials; fisik luar cover, pencetakan dan penjilidan sederhana; dibuat untuk keperluan khusus atau untuk kalangan
Universitas Sumatera Utara
terbatas, misalnya prosiding, disertasi, bibliografi, laporan dan sebagainya C.P. Anger dalam Adi, 2008:65
Menurut Hirtle dalam Mason 2000:1 menyatakan grey literature adalah : The quasi-printed reports, unpublished but circulated papers, unpublished
proceedings of conferences, printed programs from conferences, and the other non-unique material which seems to constitute the bulk of our
modern manuscript collection.
Pendapat Hirtle di atas dapat diartikan bahwa grey literature adalah laporan dalam bentuk tercetak, tidak dipublikasikan namun dalam bentuk kertas
beredar seperti prosiding suatu konferensi, program tercetak dari konferensi dan bahan non-unik lainnya yang digunakan untuk menyusun koleksi manuskrip
modern. Sedangkan menurut Virginia Institut of Marine Science VIMS 2003:1,
pengertian grey literature adalah This term refers to papers, reports, technical notes or other documents
produced and published by governmental agencies, academic institutions and other groups that are not distributed or indexed by commercial
publishers. Uraian di atas menerangkan bahwa grey literature adalah suatu istilah
yang merujuk pada laporan, catatan penelitian, atau dokumen – dokumen yang merupakan hasil atau terbitan badan pemerintah, institusi akademik dan kelompok
lainnya yang tidak didistribusikan atau diindeks oleh penerbit komersial. Selain pendapat di atas, Reitz 2004:68 dalam Dictionary for Library and
Information Science mendefenisikan grey literature sebagai Printed works such as reports, preprints, internal documents, Ph.D.
dissertations, master’s theses, and conference proceedings, not readily available through regular market channels because they were never
commercially published or listed or were poorly distributed.
Dari pendapat di atas dapat diartikan bahwa grey literature adalah hasil karya tercetak seperti laporan, preprints, dokumen internal, disertasi, tesis, dan
prosiding konferensi, yang tidak selalu tersedia di saluran pasar biasa karena karya tersebut tidak diterbitkan secara komersial atau didaftar atau didistribusikan
dengan buruk.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa grey literature adalah suatu istilah yang digunakan untuk kumpulan bahan pustaka
yang diterbitkan oleh lembaga pemerintah, institusi akademik, pusat penelitian, perhimpunan, lembaga atau asosiasi lainnya berupa makalah seminar, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi, terbitan pemerintah, dan lain – lain yang dibuat untuk keperluan khusus atau untuk kalangan terbatas sehingga tidak tersedia di
pasaran secara komersial.
2.6.2 Jenis Dokumen Grey Literature