dengan : E = energi kinetiK tonhacm hujan i = intensitas hujan maksimum selama 30 menitcmjam
Metode pendekatan Bols 1978, menghitung EI
30
dengan menggunakan data hujan harian, hari hujan dan hujan bulanan yang terbatas pada daerah Pulau Jawa dan
Madura, dengan formulasi sebagai persamaan berikut: a. Rd = 2,467 Pd
2
0,02727Pd+0,725 ................................................. 2.5
Di mana: Rd = erosivitas hujan harian Pd = curah hujan harian cm
b. R
m
= 6,119 P
m 1,21
HH
-0,47
P
max 0.53
.................................................... 2.6 Di mana: Rm = erosivitas hujan bulanan
Pm = curah hujan harian cm HH = hari hujan dalam satu bulan hari
P max = hujan harian maximum bulan yang bersangkutan cm c. Apabila data hujan harian maksimum pada bulan yang akan dihitung
erosivitasnya tidak ada, hanya tersedia data hujan bulanan maka dapat digunakan persamaan:
Rm = 2,21 Pm
1.36
2.7 .................................................................. 2.7
2.3.2. Erodibilitas Tanah K
Faktor erodibilitas tanah ialah kemampuanketahanan partikel tanah terhadap pengelupasan dan pemindahan tanah akibat energi kinetik hujan. Nilai erodibilitas
tanah tergantung pada topografi, kemiringan lereng dan akibat perlakuan manusia, juga ditentukan oleh pengaruh tekstur tanah, stabilitas agregat, kapasitas infiltrasi,
kandungan bahan organik dan non organik tanah. Nilai K dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
100 K = 1,292[2,10M
1,14
10
-4
12-a+3,25b
-2
+2,5c
-3
] ................ 2.8
Universitas Sumatera Utara
dengan : M = persentase fraksi pasir sangat halus dan debu diameter 0,10-0,05 mm dan 0,05-0,02 mm x 100-persentase fraksi lempung,
a = persentase bahan organic, b = kode struktur tanah yang dipergunakan dalam klasifikasi tanah
c = kelas permeabilitas profil tanah
Tabel 2.1. Kode Struktur Tanah Kelas Struktur Tanah Ukuran Diameter
Kode b
Granular sangat halus 1mm Granuler halus 1-2mm
Granuler sedang sampai kasar Berbentuk blok, blocky, plat dan massif
1 2
3 4
Sumber: B.A Kironoto, 2003
Tabel 2.2. Kode Permeabilitas Profil Tanah Kelas Permeabilitas
Kecepatan cmjam Kode c
Sangat lambat Lambat
Lambat sampai sedang Sedang
Sedang sampai cepat Cepat
0,50 0,50 – 2,00
2,00 – 6,30 6,30 – 12,70
12,70 – 25,40 25,40
6 5
4 3
2 1
Sumber: B.A Kironoto, 2003
Untuk beberapa jenis tanah di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dinas RLKT, Departemen Kehutunan, nilai K dapat diperoleh sesuai dengan Tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3. Jenis Tanah dan Nilai Faktor Erodibilitas Tanah K No
Jenis Tanah Nilai K
1 2
3 4
5 6
7 8
Latosol coklat kemerahan dan litosol Latosol kuning kemerahan dan litosol
Komplek mediteran dan litosol Latosol kuning kemerahan
Grumusol Alluvial
Regosol Latosol
0,43 0,36
0,46 0,56
0,20 0,47
0,40 0,31
Sumber: B.A Kironoto, 2003
Universitas Sumatera Utara
2.3.3. Faktor Panjang Lereng L
Panjang lereng diukur dari suatu tempat pada permukaan tanah di mana erosi mulai terjadi sampai pada tempat di mana terjadi pengendapan oleh karena
berkurangnya kecuraman lereng, atau sampai pada tempat di mana aliran air di permukaan tanah masuk ke dalam saluran. Nilai L dinyatakan seperti persamaan
berikut Asdak, Hand Book, 1995: L = X22,10m ..........................................................................
2.9 Di mana: L = faktor panjang kemiringan lereng tanah m
X = panjang lereng m m = konstanta, tergantung dari kemiringan tanah dengan:
m = 0,2; kemiringan lereng 1 m = 0,3; kemiringan lereng 1 sampai dengan 3
m = 0,4; kemiringan lereng 3 sampai dengan 5 m = 0,5; kemiringan lereng 5
2.3.4. Faktor Kecuraman Lereng S