2.3.3. Faktor Panjang Lereng L
Panjang lereng diukur dari suatu tempat pada permukaan tanah di mana erosi mulai terjadi sampai pada tempat di mana terjadi pengendapan oleh karena
berkurangnya kecuraman lereng, atau sampai pada tempat di mana aliran air di permukaan tanah masuk ke dalam saluran. Nilai L dinyatakan seperti persamaan
berikut Asdak, Hand Book, 1995: L = X22,10m ..........................................................................
2.9 Di mana: L = faktor panjang kemiringan lereng tanah m
X = panjang lereng m m = konstanta, tergantung dari kemiringan tanah dengan:
m = 0,2; kemiringan lereng 1 m = 0,3; kemiringan lereng 1 sampai dengan 3
m = 0,4; kemiringan lereng 3 sampai dengan 5 m = 0,5; kemiringan lereng 5
2.3.4. Faktor Kecuraman Lereng S
Apabila kecuraman lereng S bertambah, maka erosi akan meningkat lebih besar jika dibandingkan dengan aliran permukaan. Kecuraman lereng dinyatakan
dengan sudut lereng atau persen, dan nilai faktor S menurut persamaan USLE adalah Asdak, 1995:
S = 65,42 Sin
2
+4,56Sin+0,065 ................................................... 2.10 dengan adalah sudut lereng derajat, dan jika dipergunakan kecuraman lereng
dalam persen, maka persamaan faktor S menjadi: S = 0,43 + 0,30 s + 0,043 s
2
6,613 ……………………………….. 2.11 atau dengan:
Universitas Sumatera Utara
S = 0,065 + 0,045 s + 0,0065 s
2
…………………………………… 2.12 dengan: s adalah kecuraman lereng dalam persen.
Di dalam praktek lapangan nilai L dan S sering dihitung sekaligus berupa faktor LS dan untuk suatu bidang tanah dapat dihitung dengan persamaan:
LS = X22,10
m
0,065+4,56Sin+65,41 Sin
2
................................ 2.14 Atau
LS = X22,10
m
0,065+4,56 s + 65,41 s
2
……………………….. 2.15 dengan: m = konstanta seperti dalam persamaan 2.8
= sudut kemiringan lereng tanah derajat s = kemiringan lereng tanah persen
Untuk nilai s = 9 persen, digunakan nilai m=0.5, sehingga diperoleh persamaan: LS = X 0,0138+0,00965 s + 0,00138 s
2
.................................... 2.16 dengan X = panjang lereng m,
s = kecuraman lereng persen Departemen Kehutanan memberikan Nilai Faktor Kemiringan Lereng, yang
ditetapkan berdasarkan kelas lereng, seperti dalam Tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4. Penilaian Kelas Lereng dan Faktor LS Kelas Lereng
Kemiringan Lereng Nilai LS
I II
III IV
V 0-8
8-15 15-25
25-40 40
0,40 1,40
3,10 6,80
9,50
Sumber: B.A. Kironoto, 2003
Universitas Sumatera Utara
2.3.5. Faktor Pengelolaan Tanaman C
Faktor pengelolaan tanaman merupakan rasio tanah yang tererosi pada suatu jenis tanaman terhadap tanah yang tererosi pada kondisi permukaan lahan yang sama
tetapi tanpa pengelohan tanaman. Besarnya faktor C dapat diperhitungkan dari jenis tata guna lahannya Asdak, 1995. Untuk beberapa macam penggunaan lahan, nilai
faktor C pengelolaan tanaman disesuaikan menurut Tabel 2.5.
2.3.6. Faktor Tindakan Khusus Konservasi Tanah P