kritis dan interpretasi data, identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosa keperawatan.
2.2.3 Perencanaan
Kinerja perawat pelaksana dalam proses perencanaan di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah baik. Dimana sebanyak 90,5 perawat telah
melakukan perencanaan dengan baik, dan hanya 9,5 perencanaan yang masih kurang baik Tabel 9. Hal ini bisa dilihat dari 68,9 perawat
pelaksana telah bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya Lampiran 7. Menurut Nursallam, 2003 bahwa selama perencanaan perawat berkolaborasi
dengan klien dan keluarganya juga berkonsultasi dengan tim kesehatan lainnya. Menurut Nursallam, 2001 bahwa klien dan tenaga kesehatan
lainnya yang terlibat dalam pelayanan keperawatan harus dilibatkan dalam penyusunan rencana tindakan
2.2.4 Implementasi
Berdasarkan hasil penelitian kinerja perawat pelaksana dalam proses implementasi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah dalam kategori
baik yaitu 89,2 perawat telah melakukan implementasi dengan baik, dan hanya 10,8 yang melakukan implementasi kurang baik Tabel 9. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata perawat telah menuangkan rencana asuhan ke dalam tindakan. Menurut Potter dan Perry 2005 menjelaskan bahwa selama
implementasi, perawat mengkaji dan mengobservasi respon klien,
Universitas Sumatera Utara
memodifikasi rencana asuhan keperawatan, mengidentifikasi area bantuan, mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan
perencanaan.
2.2.5 Evaluasi
Berdasarkan hasil penelitian kinerja perawat pelaksana dalam proses evaluasi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah tergolong dalam
kategori baik yaitu sebanyak 97,3 perawat pelaksana telah melakukan proses evaluasi dengan baik, dan hanya 2,7 perawat yang melakukan
evaluasi kurang baik Tabel 10. Terdapat 68,9 perawat pelaksana megevaluasi setiap perkembangan pasien, dan 59,5 mendokumentasikan
hasil evaluasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Marliynn E doenges, 2000 bahwa bila perawatan telah dilaksanakan harus dipantau dan dicatat respons
pasien terhadap setiap intervensi dan mendokumentasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Dokumentasi keperawatan
merupakan bukti tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan disimpan pada masing-masing status atau pada tempat khusus, sebagai bukti tanggung
jawab dan tanggung gugat.
2.3 Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan
Supervisi keperawatan merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat Depkes, 1999 dalam
Universitas Sumatera Utara
Winarsih dan Faizin, 2008. Kegiatan supervisi harus dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuahan keperawatan
Arwani, 2006. Pengaruh supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana dibuktikan oleh penelitian Hotmaida 2003 yang mengatakan bahwa
ada pengaruh antara pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo.
Hasil uji Chi Square yang dilakukan pada penelitian pengaruh pelaksanaan supervisi kepala ruangan teradap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit
Islam Malahayati Medan diperoleh bahwa nilai p=0,033 p0,05 dengan nilai kemaknaan adalah 5. Hal ini menunjukkan bawa ada pengaruh yang bermakna
antara pelaksanaan supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Indra Ferdiansyah, 2006 mengatakan bahwa supervisi mampu memotivasi perawat untuk bekerja dengan lebih baik akan
pada pencapaian kinerja yang tinggi, khususnya untuk rumah sakit yang merupakan suatu organisasi yang mempunyai fungsi pelayanan kesehatan yang
optimal pada masyarakat. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Rachman, 2006 bahwa supervisi yang tepat dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat.
Kepuasan kerja perawat meningkatkan kinerjanya dan berdampak bagi prestasi kerja, disiplin dan kua litas kerja.
Adanya pengaruh pelaksanaan supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah sakit Islam Malahayati Medan dapat dilihat dari
hasil penelitian diperoleh bahwa 77,03 perawat yang disupervisi dengan baik
Universitas Sumatera Utara
memberikan kinerja yang baik. Hal ini diperkuat oleh penelitian Nur Izzah, 2002 bahwa terdapat hubungan antara tehnik dan frekuensi supervisi kepala
ruangan teradap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Batang Jawa Tengah. Hal ini sesuai dengan pendapat Swanburg, 1999 bahwa
supervisi merupakan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja perawat. Namun pada penelitian ini terdapat 6,7 perawat disupervisi baik tetapi
kinerjanya kurang baik. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh adanya faktor lain yang mempengaruhi kinerja perawat tersebut salah satunya adalah lama
kerja perawat. Hal ini terlihat dari hasil penelitian bahwa masih ada 13,5 perawat bekerja dibawah 1 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Tanjary,
2009 bahwa masa kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat, semakin lama masa kerja seorang perawat semakin banyak pengalaman yang diperolehnya
dalam pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Hal ini diperkuat lagi oleh penelitian yang dilakukan oleh Winarsih dan Faizin, 2008 bahwa ada
hubungan antara lama kerja perawat dengan kinerja perawat. Menurut Iliyas, 1999 ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kinerja dan
kerja yaitu variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis yang mempengaruhi perilaku kerja yang pada akhirnya berpengaruh pada kerja
personal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraiakan kesimpulan dan saran sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
1. Kesimpulan
1.1. Secara keseluruhan pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala
ruangan sudah dalam kategori baik. Pelaksanaan supervisi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan dilihat berdasarkan beberapa indikator yaitu tehnik
supervisi, prinsip supervisi, kegiatan rutin supervisi, dan model supervisi dan semua indikator tersebut sudah dalam kategori baik. Pada indikator tehnik
supervisi 91,9 tehnik supervisi sudah baik, indikator prinsip supervisi keperawatan 93,2 prinsip supervisi sudah baik, pada indikator kegiatan
rutin supervisi 85,5 sudah baik, dan pada indikator model supervisi 85,1 model supervisi sudah baik. Sehingga disimpulkan bahwa pelaksanaan
supervisi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah baik yaitu 86.5. 1.2.
Kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan dikategorikan dalam dua kategori yaitu baik dan kurang baik. Secara
keseluruhan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah baik yaitu 83,8. Penilaian kinerja perawat pelaksana dilihat
dari beberapa indikator yaitu pengkajian 86,5 baik, diagnose 94,6 baik, perencanaan 90,5 sudah baik, implementasi 89,2 baik, dan evaluasi
97,3 sudah baik.
Universitas Sumatera Utara