Latar Belakang Masalah. Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar (Studi Korelasional Tentang berjudul Pengaruh Film Laskar Pelangi Terhadap Motivasi Belajar Siswa-siswi SMU HARAPAN 3 Medan Johor).

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.

Film sebagai bagian dari media massa, mampu menjadi stimulus individu untuk menikmati sajian pesan atau program yang ditampilkan. Isi media mampu menjadi wacana perbincangan penerimaan khalayak yang menarik apabila misalnya dikaitkan dengan konteks budaya, seperti efek dramatisasi visual yang ditimbulkan, pemirsa mampu mengkontruksi makna sesuai dengan teks dan konteksnya Jurnal Ilmiah SCRIPTURA, Vol. 2, No. 1, Januari 2008: 1 – 7. Salah satu perbincangan yang sempat menghangat di tengah-tengah khalayak adalah film Laskar Pelangi. Laskar Pelangi, sebuah novel fenomenal yang meramaikan dunia sastra Indonesia akhirnya berwujud menjadi sebuah film layar lebar. Memang, dewasa ini di Indonesia semakin menjamur film bioskop yang merupakan adaptasi dari sebuah novel, sebut saja film Ayat-ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih. Sebuah film adalah perspektif dari siapa yang membuatnya. Bahkan film yang menceritakan tentang seseorang juga merupakan sudut pandang dari penulis, sutradara, atau siapapun pencetus idenya. Film tidak bisa lepas dari sebuah point of view Novel yang sebenarnya miniatur kehidupan sang penulis, Andrea Hirata, telah memberikan kesejukan dunia sastra Indonesia sekaligus menjadi novel atau perspektif. Untuk film Laskar Pelangi yang merupakan adaptasi dari novel Andrea Hirata, maka point of view yang digunakaan tentu saja sesuai kisahnya di novel Laskar Pelangi ditambah sedikit polesan dari sutradara filmnya. Universitas Sumatera Utara inspirasi bagi siapa saja yang membaca. Berangkat dari kacamata kehidupan masa kecil Andrea Hirata di kepulauan Bangka Belitong, novel ini seakan menampar wajah Indonesia yang tak kunjung berubah walaupun sudah puluhan tahun merdeka. Awal mula novel ini mengisahkan 10 anak yaitu Ikal tokoh aku dari Andrea Hirata, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan Harun dari keluarga miskin Pulau Belitong, yang ingin mendaftarkan diri di sebuah SD Muhammadiyah dengan segala keterbatasannya. SD Muhammadiyah adalah sekolah reot, berdinding kayu, lantainya tanah, beratap bocor, yang kalau malam jadi kandang hewan, dan siap roboh jika diseruduk kambing yang berahi. Sekolah itu akan ditutup oleh Depdikbud, sementara ada 10 anak kecil yang ingin sekolah. Mereka berlomba dengan waktu, namun diganggu niat pemerintah. Ada tiga alasan mengapa 10 anak itu sunguh- sungguh ingin belajar di SD Muhammadiyah Belitong dengan segala keterbatasannya, Pertama karena tidak ditarik iuran beserta tetek bengeknya, kedua agar mendapatkan pendidikan yang baik sehingga tidak dirasuki iblis, dan ketiga karena memang tidak diterima oleh sekolah manapun disebabkan kemiskinan mereka. Parahnya lagi Sekolah Muhammadiyah hanya memiliki dua guru dengan pengabdiannya, Ibu Muslimah dan Pak Harfan sang kepala sekolah SD Muhammadiyah yang berjuang mendidik dengan penuh keikhlasan. Anak- anak SD Muhammadiyah yang miskin itu, sekolahnya tidak pernah dikunjungi para pejabat, pengawas sekolah, apalagi anggota dewan. Sementara, kaum borjuis bersemayam di kawasan Gedong Perusahaan Negara PN Timah, sekolahnya dilengkapi fasilitas yang dibangga-banggakan pemerintah dan tentunya hanya untuk orang kaya dan anak-anak pejabat PN. Universitas Sumatera Utara Novel Andrea ini pada dasarnya bermakna untuk mengajarkan kepada kita semua agar memanfaatkan potensi kreativitas yang dianugerahkan Tuhan. Sebuah karya yang menyentuh secara emosional, sekaligus mencerahkan secara intelektual. Andrea dibesarkan dalam tipikal keluarga miskin, di kampung miskin yang berbatasan dengan sebuah kerajaan besar PN Timah dengan semua fasilitas mewah dan mahal di tengah asuhan budaya keluarga yang masih kental nuansa Islami . Di balik kemiskinan yang menggerogoti masing-masing tokoh, kepiawaian novelis mengolah dan memadupadankan kosa kata berhasil mengeluarkan semangat kerja keras dan ikhlas dalam menapaki kejamnya realita kehidupan. Penokohan yang sangat santun dan semangat menggali ilmu pengetahuan di bangku sekolah yang ala kadarnya, pertemanan dan intrik percintaan masa kanak- kanak menjadi sebuah alur yang imajinatif di novel Laskar Pelangi ini. Media bukanlah sebuah institusi yang memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi khalayak melalui pesan yang disampaikannya. Khalayaklah yang diposisikan sebagai pihak yang memiliki kekuatan dalam menciptakan makna secara bebas dan bertindak atau berperilaku sesuai dengan makna yang mereka ciptakan atas teks media tersebut Aryani, 2006: 7. Dengan tidak bermaksud meninggalkan substansi isi cerita dalam novelnya, media elektronik seperti film layar lebar ini setidaknya akan menstimulus para khalayaknya dalam memahami alur cerita maupun pesan yang ingin disampaikan oleh si pembuat film dan selanjutnya, khalayak mempunyai makna yang mereka interpretasikan masing- masing. Universitas Sumatera Utara Di dalam film Laskar Pelangi, satu tokoh yang patut disoroti adalah sosok Lintang. Bocah dari pesisir pantai yang tak surut semangat belajarnya walaupun jarak yang sangat jauh ditambah lagi dengan rintangan dan marabahaya yang harus dilewati jika ingin belajar ke SD Muhammadiyah. Sebuah semangat belajar yang sungguh luar biasa dan sudah sangat jarang kita jumpai pada dewasa ini. Pengalihan media cetak novel ke sebuah media elektronik, dalam hal ini media film versi film layar lebar tentu akan semakin mempopuliskan novel tersebut. Media elektronik yang sudah audio-visual akan memudahkan kahalayak untuk menginterpretasikan makna maupun pesan dari sebuah film. Laskar Pelangi, dipersembahkan penulis kepada anak-anak muda Indonesia, untuk selalu berjuang dan jangan menyerah pada keadaan www.kompas.ac.id. Idealnya, novel ini diharapkan dapat memotivasi para remaja Indonesia agar menjadi lebih baik dan bangkit dari kemalasan nasional. Banyak khalayak khususnya remaja sangat enggan untuk melakukan aktifitas belajar dan membaca. Maka dengan hadirnya film layar lebar Laskar Pelangi ini peneliti ingin mengetahui sejauhmana film laskar pelangi mempengaruhi motivasi belajar siswa-siswi di SMU HARAPAN 3 Medan Johor. Universitas Sumatera Utara

1.2. Perumusan Masalah