Distribusi Pendapatan TINJAUAN TEORITIS

Allah Amat keras hukumannya.”Al-Hasyr 59 : 7 Pada dasarnya Islam memilki dua sistem distribusi utama, yakni: distribusi secara komersial dan mengikuti mekanisme pasar serta sistem distribusi yang bertumpu pada aspek keadilan sosial masyarakat. Sistem distribusi pertama berlangsung melalui proses ekonomi. Di antaranya meliputi gaji bagi para pekerja, biaya sewa tanah serta alat produksi lainnya, profit atau keuntungan untuk pihak yang menjalankan usaha, maupun profit sharing untuk modal dana melalui mekanisme musyarakah. Adapun sistem yang kedua, yang lebih bernuansa sosial kemasyarakatan, Islam menciptakannya untuk memastikan keseimbangan pendapatan di masyarakat. Seorang muslim yang kekayaannya melebihi nisab, diwajibkan membayar zakat. Zakat merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya yang ditujukan untuk orang miskin dan mereka yang membutuhkan. 17 Mengingat tidak semua orang mampu terlibat dalam proses ekonomi karena yatim piatu atau jompo dan cacat tubuh, Islam memastikan distribusi ekonomi bagi mereka dalam bentuk zakat, infaq dan shadaqah. Keindahan lain sistem distribusi Islam adalah warisan. Hukum kewarisan Islam adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang berkenaan dengan peralihan hak dan atau kewajiban atas harta kekayaan seseorang setelah ia meninggal dunia kepada ahli warisnya. 18 Dengan warisan, Islam hendak 17 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006, h. 14. 18 Mohammed Daud Ali, HUkum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di memastikan bahwa aset dan kekuatan ekonomi tidak boleh terpusat pada seseorang saja betapa pun kayanya dia. Jika si bapak meninggal maka anak, istri, ibu, bapak, kakek, dan kerabat lainnya akan kebagian peninggalannya. Sistem distribusinya pun sudah diatur secara sistematis dan kompleks dalam disiplin ilmu faraidh, yang tiada taranya dalam agama atau sistem ekonomi lain. Untuk memastikan keseimbangan famili non-famili Islam juga melengkapinya dengan wasiat yang boleh diberikan kepada non famili dengan catatan tidak lebih dari 13. Ini pun untuk memproteksi kepentingan ahli waris juga. Untuk khalayak ramai, Islam juga memperkenalkan instrument distribusi lain yaitu waqaf, yang bentuk dan caranya bisa sangat banyak sekali, dari mulai gedung, uang tunai, buku, tanah, bahan bangunan, kendaraan, saham serta aset- aset produktif lainnya. Berbeda dengan yang lainnya, waqaf tidak dibatasi oleh kaya miskin atau pertalian darah serta kekerabatan. Waqaf adalah fasilitas umum siapa pun boleh menikmatinya. 19 Di samping itu ada juga skim pinjaman tanpa bunga yaitu qard yang bermakna al-Qathu potong. Artinya harta yang diserahkan kepada orang yang berhutang merupakan satu potongan dari pada hara orang yang memberkan hutang. 20 Menurut ulama Hanafi, qard adalah pemberian harta oleh seeorang Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000, h. 281. 19Trimudilah, “Distribusi Pendapatan dalam Islam”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http:www.belajarekonomiislam.comindex.phpnasional200612141665distribusi_pendapatan_dala m_islam 20 Syed Ahmad Syed Al-Husain, et al., Fiqh dan Perundangan Islam, terj, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pusaka, 1995, h. 726. kepada orang lain supaya ia membayarnya semula atau suatu kontrak yang khusus mengenai penyerahan harta kepada seseorang supaya orang itu memulangkan kembali harta yang sama sepertinya. Para ulama telah sepakat bahwa qard boleh dilakukan, kesepakatan ini didasari tabiat manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aqad qard adalah sebagai berikut: a. apabila orang yang berhutang menghadiahkan kepada orang yang member hutang, boleh diterima dengan tidak dimakruhkan dan disukai bagi yang berhutang. b. tidak boleh yang memberi hutang mengambil dengan sesuatu dari harta yang berhutang menurut Abu Hanifah, Malik, dan Ahmad. 21 Menurut Sayid Sabiq, akad qard dimaksudkan untuk berlemah lembut sesama manusia, menolong urusan kehidupan mereka dan memudahkan sarana hidup mereka, bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Demikian juga menurut para ulama mazhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali yang mengharamkan memberikan tambahan dari sesuatu yang dihutangkan. Misalnya muqrid meminjamkan uang kepada muqtarid dengan syarat muqtarid harus mengembalikan pinjamannya dengan jumlah yang lebih banyak, begitu juga dengan hadiah yang diberikan muqtarid kepada muqrid, apabila disyaratkan oleh 2 belah pihak pada saat melakukan akad, maka hal tersebut tidak boleh dialakukan. Dan qard itu rusak bilamana yang menghutangkan mengambil manfaat tambahan. c. muqrid tidak 21 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqh Islam,Semarang: PT. Pustak Rizki Putra, 1997, h. 364. dibenarkan memaksa muqtarid untuk mempercepat pembayaran sebelum waktunya. Terlebih lagi apabila muqtarid dalam kesusahan, maka sebaiknya tagihan tersebut ditangguhkan. 22 Sebaliknya orang yang berhutang tidak boleh menunda-nunda pembayaran apabila ia sudah mampu membayar, karena hal ini merupakan kezaliman. Manfaat qard adalah sebagai produk pembiayaan bagi usaha kecil. Dengan skim pembiayaan ini dapat terbentuk semangat wirausaha dalam sektor industry kecil atau mikro yang pada akhirnya akan memacu pertumbuhan ekonomi kerakyatan berbasis syariah. Sifat qard tidak memberikan keuntungan financial bagi pihak yang meminjamkan. Transaksi qard ini dapat dikombinasikan dengan dana zakat. Sebagaimana kita pahami bersama, pemberian dana zakat, termasuk infaq dan shodaqah harus memberikan preferensi yang menguntungkan si miskin untuk dapat berdikari. Dengan demikian zakat dapat menjadi suplemen pendapatan permanen hanya bagi mereka yang tidak dapat menghidupi dirinya sendiri secara mencukupi lewat usahanya sendiri. Penggunaan dana ZIS secara professional melalui skim Qardul Hasan akan memungkinkan si miskin berdikari dalam sebuah lingkungan sosio-ekonomi yang mengembangkan industry kecil dan akan berdampak mengurangi pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial ekonomi. Jadi dengan adanya skim pembiayaan qardul hasan akan sangat membantu kaum pengusaha kecil dan juga dapat meningkatkan semangat 22 Siti Sadiya, Teori Al Qardul Hasan dan Aplikasinya, Jakarta: Perpus Syariah dan Hukum, 2001, h. 13 wirausaha dan ekonomi yang berbasiskan syariah dapat tumbuh. Qardul Hasan juga bersifat mendidik agar muqtarid memiliki sikap tanggungjawab terhadap harta, sehingga ia bisa mengembalikannya dan dana tersebut dapat digulirkan kepada mustahiq lainnya. Dengan konsep ini diharapkan makin banyak mustahiq yang berubah menjadi muzzaki. Distribusi dalam ekonomi Islam didasarkan pada dua nilai manusiawi yang sangat mendasar dan penting, yaitu: Nilai kebebasan dan Nilai keadilan. Islam menetapkan kebebasan, bukan berarti kebebasan itu mutlak seperti yang ada pada sistem kapitalis, kebebasan ekonomi yang disyariatkan Islam bukanlah kebebasan mutlak yang terlepas dari berbagai ikatan, tetapi kebebasan yang terkendali dan terikat dengan keadilan yang diwajibkan ALLAH SWT. 23 Manusia memiliki sifat dasar di antaranya sangat mencintai harta, kikir dan bakhil, sebagimana firman ALLAH dalam surat Al-Aadiyaat ayat 8: ¼ çm¯RÎ ur Éb =ßsÏ9 Î ƒöƒsƒø: î ƒƒÏƒt±s9 ÇÑÈ تايداعلا : Artinya “dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta”Al-Aadiyaat 100 : 8 Jika manusia dibiarkan bebas dalam mendapatkan dan membelanjakan harta yang Allah titipkan padanya, niscaya akan terjadi kejahatan, ketidakadilan dan kekacauan yang akan membawa malapetaka bagi umat manusia. Di mana sebagian orang mendapatkan hartanya dengan cara yang dilarang Allah, seperti 23Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam,cet.1, Jakarta: Gema Insani Press, 1997, h. 220. mencuri, korupsi, menjual diri atau bersekutu dengan setan. Dan sebagian orang lainnya membelanjakan harta tersebut tidak pada tempanya seperti bermewah- mewahan, berzina atau pemborosan. Semuanya itu hanya akan mendatangkan mudharat bagi umat manusia. Oleh karena itu, Islam membatasi kebebasan itu untuk tujuan kemaslahatan dan keadilan bagi seluruh umat manusia di muka bumi. Nilai keadilan merupakan akar dari semua ajaran Islam baik akidah, syariat dan etika. Islam sangat menjunjung tinggi nilai keadilan dalam setiap aspek kehidupan. Dalam hal ekonomi, keadilan dapat di wujudkan dengan banyak cara, salah satunya adalah keadilan dalam distribusi pendapatan. Di mana Allah menjamin orang-orang yang tidak mampu dalam hal ekonomi dengan konsep distribusi pendapatan yang Dia ciptakan seperti zakat, infaq, shadaqah, fa’I, ghonimah, dan lainnya. Dengan adanya konsep distribusi pendapatan Islam ini, diharapkan kehidupan ekonomi manusia di dunia ini dapat berjalan dengan adil, seimbang dan merata, sehingga tecipta kemashlahatan yang merupakan tujuan utama dari syariat Islam itu sendiri. 2. Peran Negara dalam Distribusi Pendapatan di Indonesia Peran negara sangat menentukan dalam pelaksanaan sistem ekonomi. Negara harus bisa mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi, baik itu dalam aspek hukum, perencanaan, pengawasan alokasi atau distribusi sumberdaya dan dana, pemerataan pendapatan dan kekayaan serta pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. 24 Indonesia yang merupakan Negara berkembang, memiliki banyak masalah dalam bidang ekonomi. Permasalahan tersebut menjadi tugas Negara khususnya pemerintah untuk bisa mengatasi sehingga tercipta keseimbangan di masyarakat. Masalah ekonomi terberat yang dihadapi Indonesia saat ini adalah pengangguran dan kemiskinan. Pengangguran dan kemiskinan timbul karena tidak terjadi pemerataan sumberdaya dan dana yang baik. Di mana hanya orang atau kelompok tertentu saja yang dapat menikmati sumber daya dan dana tersebut, sehingga akan memperlebar kesenjangan sosial yang ada di masyarakat. Pemerintah mempunyai tugas-tugas sebagai penjabaran dari fungsi kekuasaan politik yang dimilikinya,yaitu: pertama: menyelenggarakan pembangunan spiritual dan kesejahteraan social, kedua: memelihara dan mengembangkan ketertiban sosial dan keamanan Negara. 25 Dalam hal ini, pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang bertujuan mengurangi pengangguran dan mengentaskan kemiskinan. Distribusi pendapatan mutlak dilakukan agar kesenjangan yang ada tidak semakin lebar, baik dalam bentuk subsidi, modal usaha bagi UKM, atau memberikan dana sosial bagi rakyat miskin. Pemerintah harus membantu masyarakat yang kurang beruntung dengan bantuan dari masyarakat yang lebih 24 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI Press, 1988, h. 17. 25 Abdul Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam Al-Quran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002, h. 201. beruntung. Bantuan dapat dilakukan melalui pajak, sumbangan, hibah dan lainnya. 26 Pada saat ini peran pemerintah dalam mendistribusikan pendapatan bisa dibilang cukup baik, terbukti dengan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada rakyat kecil, antara lain Kredit Usaha rakyat KUR yang diperuntukan bagi pengusaha kecil dan menengah. Kredit ini bertujuan agar para pengusah kecil, mikro dan menengah dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi mereka sehingga daya saing mereka menjadi lebih baik. Hingga saat ini pemerintah telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat KUR senilai Rp 10,65 trilun, dari Rp 14,5 triliun yang sudah disiagakan untuk tahun 2008. Menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadarma Ali, dari total dana yang tersalurkan itu, penyerapan tertinggi adalah Jawa Timur sebesar Rp 1,4 triliun, disusul Jawa Barat Rp 1,2 triliun. 27 Ada juga program pengentasan kemiskinan perkotaan P2KP yang diperuntukan bagi orang miskin perkotaan dan juga P2KP sektor ekonomi bagi pengusaha mikro yang ada di perkotaan. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat miskin dan para pengusaha mikro perkotaan dalam hal permodalan sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya. Selain itu ada juga subsidi bagi barang-barang kebutuhan pokok yang bertujuan membantu masyarakat ekonomi lemah dengan cara pemerintah 26 Adi Warman Karim, Ekonomi Makro Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, h. 273. 27Sinar Harapan, “KUR Sudah Tersalur Rp. 10,65 Triliun”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http:www.sinarharapan.comreadxml200809236005kur_sudah_tersalur_rp_10,65_triliun menanggung sebagian dari harga suatu barang sehingga daya beli masyarakat meningkat. Subsidi biasanya dikenakan kepada barang-barang tertentu yang merupakan kebutuhan pokok dari masyarakat, tetapi dampak dari subsidi dirasa kurang efektif karena tidak hanya masyarakat ekonomi lemah saja yang menikmati tetapi semua masyarakat dapat menikmatinya. Bagi masyarakat miskin juga ada program bantuan langsung tunai BLT yang diperuntukan khusus bagi masyarakat miskin, baik yang ada di kota maupun di desa. Program ini bertujuan untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat miskin akibat kenaikan harga BBM yang menyebabkan naiknya harga-harga barang lainnya. BLT diberikan dalam waktu 3 tiga bulan sekali sebesar Rp. 300.000. tetapi banyak pihak yang mengkritisi kebijakan pemerintah ini karena dinilai tidak mendidik. Di samping itu, memang sudah merupakan kewajiban dari pemerintah memberikan jaminan sosial kepada rakyatnya berupa menyediakan tempat ibadah, jaminan pendidikan yang berkualitas, jaminan keamanan terhadap harta dan jiwa, serta jaminan untuk hari esok yang lebih baik. Selain itu masyarakat juga harus bisa melakukan kontrol sosial terhadap pemerintah apabila ada kebijakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat. 28 Terlepas dari kelemahan dan kelebihannya, dengan adanya kebijakan- kebijakan di atas, diharapkan distribusi pendapatan atau pemerataan pendapatan 28 Abdul Qodir Jaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, Surabaya: Bina Ilmu, 1995, h. 254. yang adil dapat tercapai sehingga dapat mengurangi kesenjangan yang ada di masyarakat yang saat ini dinilai sudah mengkhawatirkan. Oleh karena itu, peran Negara dalam distribusi pendapatan sangat penting untuk menjaga keseimbangan di tengah-tengah masyarakat.

D. Dana bergulir

Pengertian dari dana bergulir adalah dana yang berasal dari pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi dan UKM yang merupakan dana simpan- pinjampembiayaan yang disalurkan kepada Koperasi Simpan PinjamKoperasi Jasa Keuangan Syariahlembaga keuangan lainnya untuk disalurkan lebih lanjut kepada anggotanya yaitu pengusaha mikro dan kecil. 29 Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Permenkeu Nomor 99 Tahun 2008 yang menggeser belanja sosial menjadi belanja modal. Peraturan itu telah mengubah mekanisme pendistribusian dana bergulir untuk koperasi usaha mikro kecil dan menengah KUMKM yang selama ini terjadi. Dengan peraturan baru Menkeu, dana bergulir dari pemerintah yang disalurkan kepada masyarakat, ketika kembali tidak bisa lagi langsung digulirkan kepada masyarakat lagi, tetapi harus dikembalikan ke pemerintah dulu baru bisa disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir LPDB. 30 Dana bergulir ini ada yang berpola konvensional dan ada yang berpola 29 LPDB-KUMKM, Rencana Strategis Bisnis, Jakarta: LPDB-KUMKM, 2006, h.28. 30Sinar Harapan, “KUR sudah Tersalur Rp. 10,65 Triliun”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http:www.sinarharapan.comreadxml200809236005kur_sudah_tersalur_rp_10,65_triliun syariah. Untuk dana bergulir syariah dikeluarkan Peraturan Mentri Negara Koperasi dan UKM RI No. 10PerM.KUKMVI2006 tentang Petunjuk Teknis Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro P3KUM pola syariah. P3KUM ini tidak lain adalah dana bergulir. Penyaluran dana bergulir syariah dilakukan bekerjasama dengan bank pelaksana seperti Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri. Kerja sama ini dilaksanakan dengan dasar akad mudharabah, musyarakah atau piutang murabahah antara bank pelaksana dengan KJKSUJKS yang bersangkutan. 31 Akad yang digunakan dalam pembiayaan dana bergulir untuk KJKS- koperasi adalah musyarakah dan mudharabah. Pihak LPDB bekerjasama dengan pihak KJKS dengan sistem bagi hasil, di mana persentase pembagian keuntungan ditentukan di awal akad. Pihak KJKS sebagai pengelola dana harus bisa menggulirkan dana tersebut kepada koperasi primer yang kemudian disalurkan kembali kepada UMKM sehingga dana tersebut bisa berkembang dan mendapat keuntungan. Bank pelaksana Dana Bergulir Syariah DBS ditetapkan oleh Mentri Negara Koperasi dan UKM yang operasionalisasinya dapat dilakukan oleh kantor cabang. Bnak pelaksana diprioritaskan kepada Bank Umum dengan pola syariah dan memiliki cabang di daerah. Bank DBS bertanggung jawab terhadap proses penyaluran dana dan pengawasannya sesuai dengan spesifikasi tugas yang telah ditetapkan. Selain itu juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana yang ditempatkan pada banknya 31 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia,Jakarta: Rajawali Press, 2009, h. 265. selama kegiatan program berlangsung baik yang berasal dari dana awal yang ditempatkan pemerintah maupun dana-dana simpanan milik KJKSUJKS penerima.untuk itu bank pelaksana juga bertanggung jawab terhadap akurasi data hasil pengawasan dan monitoring. 32 Oleh karenanya, peran LPDB-KUMKM sebagai Badan Layanan Umum BLU Kementerian Negara Koperasi dan UKM harus bisa menjadi solusi untuk masalah klasik mengenai permodalan koperasi dan usaha kecil menengah. 32 Ibid, h. 266