LPDB-KUMKM Sebagai Alternatif Lembaga Keuangan Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat
dari LPDB-KUMKM diterima pada rekening PMV.
4
Di samping lembaga-lembaga tersebut di atas, LPDB-KUMKM tidak menutup kemungkinan untuk menjadikan lembaga keuangan bank sebagai mitra
LPDB-KUMKM, tetapi lebih diprioritaskan kepada bank pembangunan daerah BPD. Alasannya adalah karena bank merupakan lembaga keuangan dengan
sistem terbaik dan sebaran kantor terluas sehingga memudahkan LPDB-KUMKM untuk menggulirkan dananya ke seluruh pelosok negri. Untuk menjaga agar visi
dan misi LPDB-KUMKM tercapai, LPDB-KUMKM tetap mengontrol bank dengan ketentuan dan persyaratan agar dana bergulir dapat disalurkan kepada
UMKM yang belum bankable.
5
2. Prioritas penyaluran dana bergulir Dalam hal prioritas penyaluran dana bergulir, pada dasarnya seluruh pelaku
usaha mikro, kecil dan menengah merupakan sasaran dari LPDB-KUMKM dalam menyalurkan dana. Tetapi ada beberapa kriteria bagi para pelaku usaha mikro,
kecil dan menengah untuk bisa mendapatkan dana dari LPDB-KUMKM, meskipun kriteria itu tidak mutlak harus dipenuhi oleh para pelaku UKM.
Maksudnya adalah dalam menyalurkan dananya, LPDB-KUMKM akan sangat selektif dalam menentukan siapa saja yang lebih berhak mendapatkan dana
bergulir dengan mengacu pada aspek keadilan dan pemerataan pendapatan, di mana para pelaku UKM yang tidak bisa memenuhi persyaratan dalam
4 Peraturan direksi LPDB-KUMKM nomor: 44perLPDB2007, kementrian Negara koperasi dan usaha kecil dan menengah RI, 2008, hal. 12
5 Putri, bag. Umum LPDB-KUMKM, wawancara pribadi, Jakarta, 10 maret 2009.
mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan, maka akan lebih diprioritaskan untuk mendapatkan dana begulir, tentunya dengan tidak mengesampingkan
faktor-faktor yang akan mempengaruhi kualitas tingkat pengembalian dari dana yang diberikan.
3. Peran Negara dalam pendistribusian pendapatan Indonesia merupakan negara besar yang memiliki sumberdaya yang besar
pula, baik alam maupun manusianya. Dengan potensi sumberdaya yang dimiliki, sebenarnya Indonesia bisa menjadi negara maju dalam segala hal jika seluruh
sumberdaya yang ada dikelola secara baik. Namun yang terjadi di negeri kita ini adalah angka kemiskinan dan penganggurannya relatif cukup tinggi. Ini
menunjukan bahwa sebenarnya kita belum mampu mengelola sumberdaya yang kita miliki secara baik. Di sini, negara yang memiliki peranan bagaimana
mengelola sumberdaya yang ada agar bermanfaat bagi seluruh rakyatnya. Permasalahan yang paling mendapat sorotan di suatu negara adalah
permasalahan ekonomi, begitupun di Indonesia. Permasalahan ekonomi yang paling mencolok adalah kemiskinan dan pengangguran. Kedua masalah ini
ditimbulkan oleh banyak faktor, di antaranya kebodahan, kemalasan, kurangnya lapangan kerja, dan lain-lain. Tugas Negara khususnya pemerintah adalah
bagaimana mengatasi permasalahan ini, agar angka kemiskinan dan pengangguran dapat ditekan sekecil mungkin sehingga tercipta keseimbangan
dan pemerataan pendapatan yang adil di masyarakat, karena sudah kewajiban suatu negara untuk memberikan perlindungan dan pelayanan bagi rakyatnya.
73
Berikut ini adalah tabel angka kemiskinan di Indonesia periode 1996-2007:
tahun Angka kemiskinan
persentase 1996
1998 1999
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
34,01 49,50
47,97 38,70
37,90 38,40
37,30 36,10
35,10 39,30
37,17 17,47
24,23 23,43
19,14 18,41
18,20 17,42
16,66 15,97
17,75 16,58
Source:
Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas
Angka kemiskinan memang cenderung menurun sejak krisis ekonomi 1998, tetapi kemiskinan tetap saja kemiskinan, dan bukan hal yang bisa di tolerir.
Menurut Euis Amalia Negara wajib memberikan jaminan dan pelayanan dalam hal agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta kepada warga negaranya karena
kelima unsur tersebut mutlak harus terpenuhi bagi setiap manusia. Dalam perekonomian Indonesia, usaha mikro, kecil dan menengah memiliki
porsi yang paling besar dari segi kontribusinya. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, jumlah UKM di Indonesia mencapai 41,36 juta unit atau sekitar
99,99 persen jumlah unit usaha di Indonesia. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan jumlah usaha besar yang hanya mencapai 2.198 unit. Sementara
itu, jumlah serapan tenaga kerja UKM pada tahun 2002 mencapai 74,6 juta orang atau sebesar 99,45 persen dari penyerapan tenaga kerja nasional. Sisanya
sebanyak 0,55 persen atau 423.733 orang diserap oleh usaha besar.
Dari segi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto Nonmigas, UKM mampu menyumbang sebesar 63,99 persen atau Rp 919,1 triliun. Sedangkan
kelompok usaha besar yang jumlah unit usahanya sangat kecil memiliki kontribusi cukup besar sebanyak 36,11 persen atau Rp 519,6 triliun.
6
Dari data di atas kita bisa bayangkan betapa besarnya potensi yang dimiliki oleh UKM di Indonesia. Dari segi penyerapan tenaga kerja, jika bertambah 1
satu tenaga kerja dalam setiap unit usaha berarti sudah dapat menyerap 40 juta lebih lapangan kerja baru yang tersedia. Yang menjadi masalahnya adalah
bagaimana peran pemerintah dalam mendistribusikan kekayaan negara sehingga terciptanya pemerataan pendapatan yang adil.
Jika kita melihat kenyataan yang ada, terlihat bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi telah berjalan dengan pesat namun pertumbuhan yang pesat ini telah
membawa akibat yang mengkhawatirkan, yaitu terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan yang lebih buruk. Meskipun pertumbuhan mampu mengurangi
persentase penduduk miskin namun di lain pihak sebagian penduduk miskin menjadi semakin miskin. Dengan demikian, Indonesia belum termasuk kelompok
negara-negara berkembang yang telah berhasil dalam menggabungkan pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan distribusi pendapatan yang makin
merata serta pengurangan kemiskinan absolut yang lebih pesat.
7
6 BBC Indonesia, ”Kredit Mikro”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http:www.bbc.co.uksekilas_umkm_di_indonesia20080721kreditmikro5.shtml
7 Yudistika Okfram, “Perekonomian Indonesia”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http:one.indoskripsi.comcategorymata_kuliahperekonomian_indonesia20071209
75
Oleh karena itu, upaya-upaya untuk melaksanakan pemerataan hasil-hasil pembangunan harus terus dilakukan oleh pemerintah. Untuk mewujudkan
pemerataan ini, Indonesia menerapkan “Delapan Jalur Pemerataan”, yaitu :
8
1. Pemerataan kebutuhan pokok rakyat. 2. Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan, khususnya melalui usaha-usaha padat karya.
4. Pemerataan kesempatan kerja melalui peningkatan pembangunan regional. 5. Pemerataan dalam pengembangan usaha, khususnya memberikan kesempatan
yang luas bagi golongan ekonomi lemah untuk memperoleh akses perkreditan dan penggalakan koperasi.
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran penduduk melalui transmigrasi dan pengembangan wilayah.
8. Pemerataan dalam memperoleh keadilan hukum. Sejak awal 1980-an, pemerintah membuat keputusan politik bagi pemberdayaan
UMKM. Semangatnya memang konsisten, sebab pemerintahan sekarang pun membuat kebijakan politik yang melahirkan instrumen pembiayaan UMKM bernama
Kredit Usaha Rakyat KUR. Sayangnya, konsistensi semangat itu tak dibarengi konsistensi instrumen pembiayaan. Kalau pada 1980-an dirumuskan instrumen
8 ibid
KIKKMKP Kredit investasi kecil Kredit Modal Kerja Permanen, instrumen itu di ubah menjadi KUK kredit usaha kecil pada 1990-an. Masuk ke dasawarsa ini,
instrumen yang sama di ubah menjadi kredit UKM usaha kecil dan menengah. Lalu, baru-baru ini, kredit UKM itu telah berganti nama menjadi KUR.
9
Selain instrument KUR, ada juga program PNPM mandiri. PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis
pemberdayaan masyarakat. PNPM Madiri adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program
penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan
prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan
kemiskinan yang berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakanmeningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun
berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat
memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil
yang dicapai.
10
9BBC Indonesia, “Kredit Mikro” artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http:www.bbc.co.ukmengoreksi_pembiayaan_umkm20080721kreditmikro5.shtml
10Tim Pengendali PNPM Mandiri, “PNPM-Mandiri” artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http:www.pnpm-mandiri.orgindex.php?option=com_contenttask=viewid=26Itemid
77
Kemudian ada juga kebijakan pemerintah tentang pembangunan daerah tertinggal yaitu program Percepatan Pembangunan Daerah tertinggal dan Khusus
P2DTK untuk melakukan pembangunan dan pengembangan daerah-daerah tertinggal dan khusus. Strategi pembangunan dan pengembangan daerah-daerah
tertinggal dan khusus adalah dengan memperkuat kapasitas Pemerintah Kabupaten serta memperkuat proses perencanaan partisipatif. Dengan demikian diharapkan
Pemerintah Daerah akan mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Secara umum Program P2DTK bertujuan untuk membantu Pemerintah Daerah dalam
mempercepat pemulihan dan pertumbuhan sosial ekonomi daerah-daerah tertinggal dan khusus.
11
Ada juga kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan berupa program BOS. Secara umum, Program BOS cenderung dilaksanakan sebagai bentuk subsidi umum.
Hal ini karena hanya sebagian kecil saja sekolah yang menolak BOS, dan manfaat yang diterima siswa miskin dan tidak miskin hampir sama karena hanya sebagian
kecil dari dana BOS yang dialokasikan sekolah untuk memberikan bantuan khusus kepada siswa miskin. Sekolah yang menolak BOS umumnya sekolah yang relatif
kaya. Dari kebijakan-kebijakan yang di keluarkan pemerintah di atas, masing masing
dinilai berbeda oleh masyarakat. Ada yang menganggap baik dan mendukung tetapi ada juga yang mengkritik. Sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang 25 Tahun 2004
11Bappenas, “P2DTK”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http:p2dtk.bappenas.go.idindex.php?option=com_contentview=articleid=159
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM yang menjabarkan visi dan misi Presiden dan Wakil
Presiden terpilih selama 5 lima tahun. Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden ditempuh melalui Strategi Pokok yang dijabarkan dalam Agenda Pembangunan
Nasional yang memuat Sasaran-sasaran Pokok yang harus dicapai, arah kebijakan, dan program-program pembangunan. Adapun visi pembangunan nasional tahun
2004-2009, yaitu:
12
1. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan Negara yang aman, bersatu, rukun dan damai;
2. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan Negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak asasi manusia; serta
3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi
pembangunan yang berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional tersebut, ditetapkan 3 tiga misi
pembangunan nasional tahun 2004-2009, yaitu:
13
1. Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai 2. Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis
3. Mewujudkan Indonesia yang sejahtera
12Bappenas, “RJPM 2004-2009”, artikel diakses pada 5 januari 2009 dari http:www.bappenas.go.idindex.php?
module=filemanagerfunc=downloadpathext=contentexpressRPJNM2004view 13 ibid
79
Mengacu pada visi dan misi pembangunan nasional yang dirancang dan direncanakan oleh pemerintah untuk masa jabatan 5 lima tahun yang diperkuat
dengan landasan riil Undang-Undang, kita dapat menyimpulkan bahwa program- program ataupun kebijakan yang diambil pemerintah mencerminkan visi dan misi
pembangunan nasional yang bertujuan sepenuhnya untuk kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia dan juga diarahkan bagi terwujudnya Negara yang
aman, damai dan sejahtera melalui pemenuhan hak dasar masyarakat dengan harapan kehidupan rakyat Indonesia menjadi lebih mapan dan kokoh baik agama, politik, dan
ekonomi.