Kendala yang Dihadapi dalam Penyaluran Dana Bergulir

macam peristiwa dan situasi seiring perjalanan bangsa ini. Dalam perjalanan itu, UMKM telah banyak belajar bagaimana cara menghadapi kemungkinan yang akan terjadi dari berbagai peristiwa dan situasi tersebut. UMKM Indonesia pernah berperan sangat efektif sebagai basis dan tulang punggung pertahanan ekonomi Indonesia pada saat krisis ekonomi 1998. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah dan para ekonom mengakui bahwa ekonomi Indonesia terhindar dari kehancuran yang lebih parah berkat kekuatan dan daya tahan jutaan UMKM dan kegiatan perekonomian tradisional rakyat lainnya. 16 Dari perjalanan yang telah dilalui oleh dunia UMKM kita, tentunya ada beberapa pelajaran yang dapat kita petik dari keberhasilan UMKM dapat bertahan dalam situasi ekonomi yang sulit. Menurut pengurus ikatan sarjana ekonomi Indonesia ISEI Sumut, Murdeni Muis, ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan UMKM, yaitu manajemen keuangan dan risiko, strategi, dan inovasi. Manajemen risiko dan cash flow layak mendapatkan prioritas tertinggi karena persentase kematian usaha baru sangat tinggi, apalagi bila usaha itu dimulai dengan modal terbatas. Telah banyak bukti yang menunjukkan kegagalan sebuah usaha baru terjadi karena kehabisan modal sebelum usaha itu cukup dikenal luas. Untuk mengatasi hal tersebut, para pengusaha baru perlu menjaga fleksibilitas. Selanjutnya adalah strategi usaha, terutama dalam hal penentuan basis differentiation dan upaya-upaya pemasaran untuk mengkomunikasikan differentiation usaha yang dibangun. Para pelaku UMKM bisa 16 Bambang Soesatyo, “Mengorksi Pembiayaan UMKM”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http:www.addthis.commengoreksi_pembiayaan_umkm08212008bookmark.php 83 melihat dan memahami kebutuhan pasar yang akan dituju, sehingga memudahkan untuk menentukan basis differentiation. Satu lagi keunggulan UMKM adalah inovasi, para pelaku UMKM biasanya lebih gesit dalam mengimplementasikan ide-ide inovatif di banding perusahaan-perusahaan besar yang lebih birokratis. 17 Sedangkan dari sudut pandang LPDB-KUMKM berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis, faktor yang mendukung keberhasilan UMKM adalah sebagai berikut : 18 1. Inovasi dan pengembangan teknologi untuk produk yang relatif cepat jika dibandingkan dengan jenis usaha besar. Para pebisnis UKM sebenarnya juga lebih mengenali kondisi mikro di pasar mereka sehingga lebih mampu berinovasi sesuai kebutuhan konsumen yang sulit dilakukan oleh perusahaan besar. 2. Di karenakan jumlah tenaga kerja yang terbatas dalam perusahaan yang kecil, maka tercipta hubungan kemanusiaan yang lebih akrab dan menekankan pola kekeluargaan, sehingga antara pekerja satu dengan yang lain lebih memahami satu sama lain sebagai rekan kerja. 3. Kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja dan juga penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak. 4. Kemampuan dan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di pasar yang lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan besar yang 17 Murdeni Muis, “Faktor Pendukung Keberhasilan UMKM”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http:www.smecda.comdeputi7file_InfokopEDISI2029klaster_dinamis.pdf - 18 Putri, bag. Umum LPDB-KUMKM, wawancara pribadi, Jakarta, 4 mei 2009. umumnya kompleks dan lebih birokratis. 5. UMKM di sektor produksi banyak menggunakan bahan baku lokal sehingga tidak terlalu terpengaruh krisis ekonomi global. 6. Adanya peranan kewirausahaan yang tinggi. Umumnya para pelaku UMKM adalah orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi yang memiliki ide-ide kreatif dan selalu ingin berinovasi. Dari beberapa faktor pendukung keberhasilan UMKM di Indonesia, faktor yang paling dominan menurut LPDB-KUMKM adalah faktor nomor 4 dan 5, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi rakyat. Faktor nomor 4 yaitu kemampuan dan fleksibilitas serta cepatnya menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di pasar merupakan senjata utama yang dimiliki para pelaku UMKM untuk dapat bertahan hidup, bersaing dan berhasil. Di samping itu, faktor nomor 5 lima yaitu UMKM banyak menggunakn baha baku lokal, ini memberikan efek domino yaitu para pelaku usaha yang menyediakan bahan baku serta unit-unit usaha dalam negri lainya ikut bergerak yang tentunya akan memberikan efek positif bagi perekonomian nasional.

D. Analisa SWOT LPDB-KUMKM

dalam rangka penyusunan rencana strategi bisnis lembaga pada rencana kerja tahun 2006 – 2009, LPDB-KUMKM perlu mengetahui posisi lembaga pada saat ini. Dengan menggunakan alat bantu melalui analisa SWOT, diharapkan dapat diketahui posisi lembaga berada lebih kuat pada daerah kuadran I, II, III, atau IV, dimana masing-masing kuadran harus disikapi dengan strategi lembaga yang berbeda. Dalam analisa tersebut disepakati terdapat 5 lima faktor yang mempengaruhi, dan setiap 85