Lembaga Keuangan Bank TINJAUAN TEORITIS

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, di mana seluruh aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. 2. Produk Lembaga Keuangan Bank Lembaga keuangan bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit ekonomi yang memiliki kelebihan dana surplus unit dengan unit-unit lain yang membutuhkan atau kekurangan dana deficit unit. Melalui bank, dana berlebih yang dimiliki surplus unit dapat disalurkan kepada deficit unit sehingga dana berlebih tersebut dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, bank dalam hal ini mengeluarkan produk-produk yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini, pihak bank harus pandai menciptakan produk-produk baru yang bisa memikat hati para calon nasabah dengan cara menbuat produk yang mampu mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi oleh calon nasabah sehingga para calon nasabah merespon dengan positif hadirnya produk baru tersebut. Secara umum, produk perbankan ada 3 tiga, yaitu : a. Produk penghimpunan dana funding Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas. Masyarakat tidak akan menyimpan dananya begitu saja kepada bank, tanpa adanya timbal balik yang rasional. Maksudnya, bank harus memberikan balas jasa atau rangsangan kepada nasabah penabung berupa bunga, bagi hasil atau hadiah yang dapat menarik minat nasabah penabung untuk menyimpan dananya di bank. Semakin besar bunga, bagi hasil atau hadiah yang ditawarkan, maka minat masyarakat untuk menyimpan dananya semakin bersar pula. Dalam menghimpun dana dari masyarakat, bank memiliki beberapa produk yang bisa dipilih oleh calon nasabah penabung yang sesuai dengan kebutuhannya, yaitu : 1 Simpanan Giro Dalam Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan”. 3 2 Simpanan Tabungan Seperti halnya simpanan giro, simpanan tabungan juga mempunyai syarat-syarat tertentu bagi pemegangnya dan biasanya persyaratan bagi pemegang dari setiap bank berbeda. Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah ”simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet 3 Ibid, h.65. giro, atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu”. 4 3 Simpanan Deposito Simpanan deposito merupakan jenis simpanan ketiga yang dikeluarkan oleh bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya, simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu jatuh tempo sehingga tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap hari. Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan “deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank” artinya apabila nasabah menyimpan dananya untuk jangka waktu 3 tiga bulan, maka dana tersebut baru dapat dicairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir. 5 b. Produk penyaluran dana lending Setelah menghimpun dana dari masyarakat, langkah selanjutnya yang harus dilakukan bank adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang kekurangan dana deficit unit atau sering disebut kredit dalam bank konvensional dan pembiayaan dalam bank syariah. Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998, yang dimaksud kredit adalah: “kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam 4 Ibid, h.74. 5 Ibid, h.80. antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Sedangkan pengertian “pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”. Bank konvensional memberikan dana kepada pihak yang membutuhkan dengan imbalan bunga ditambah biaya administrasi sedangkan sistim bagi hasil bagi bank yang menggunakan sistim syariah. Dalam menyalurkan dananya, perbankan syariah memiliki lebih banyak produk yang ditawarkan, sehingga memudahkan calon nasabah untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Secara garis besar ada tiga produk yang ditawarkan oleh bank syariah dalam menyalurkan dana yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 6 1 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang berdasarkan prinsip jual beli. 2 Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa berdasarkan prinsip sewa. 3 Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan untuk mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil. Dalam menjalankan tugas ini bank juga dituntut untuk bisa bersaing dengan bank lain dalam tingkat suku bunga pinjaman atau pun tingkat bagi 6 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet.II, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, h. 61. hasil pembiayaan agar para calon nasabah kredit atau pembiayaan tertarik untuk bekerjasama. c. Produk jasa service Produk jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang ketiga. Tujuan pemberian jasa bank ini adalah untuk mendukung dan memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa bank yang diberikan, maka semakin baik, dalam arti jika nasabah hendak melakukan suatu transaksi perbankan, cukup di satu bank saja. Demikian pula sebaliknya jika jasa bank yang diberikan kurang lengkap, maka nasabah terpaksa untuk mencari bank lain yang menyediakan jasa yang mereka butuhkan. Lengkap atau tidaknya jasa bank yang diberikan sangat tergantung dari kemampuan bank tersebut, baik dari segi modal, perlengkapan fasilitas sampai kepada personil yang mengoperasikannya. 7 Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata transfer, kartu ATM, kliring atau money changer, itu semua merupakan sebagian dari produk jasa bank. Berikut ini adalah beberapa produk jasa dari bank: 1 Kiriman Uang transfer Transfer merupakan jasa pengiriman uang lewat bank baik dalam kota, luar kota, atau ke luar negri. Dengan menggunakan jasa bank ini, nasabah bisa mengirim uang ke mana saja dengan waktu singkat dan aman. Dalam mengirim uang melalui bank, biasanya nasabah dikenakan biaya yang 7Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, h. 135. besarnya tergantung jarak atau bank yang dituju. 2 Kliring clearing Kliring merupakan jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring. Lembaga kliring ini di bentuk dan dikoordinir oleh Bank Indonesia setiap hari kerja. Peserta kliring adalah bank yang sudah memperoleh izin dari Bank Indonesia. Salah satu tujuan dari jasa kliring pada bank adalah untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral sehingga dapat dilaksanakan dengan aman dan efisien. 8 3 Kartu Bank Bank Card Bank Card merupakan kartu yang di keluarkan oleh bank yang diberikan kepada nasabahnya untuk dapat di pergunakan sebagai alat pembayaran di tempat tertentu. Di samping itu kartu ini juga diuangkan mengambil uang tunai melalui ATM Automated Teller Machine yang tersebar di berbagai tempat strategis seperti pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan perkantoran. 9 Kartu ini hanya bisa digunakan oleh nasabah yang bersangkutan karena untuk menggunakannya harus menggunakan nomor PIN yang hanya di ketahui oleh nasabah pemegang kartu sehingga keamanan dari dana yang ada dalam kartu sangat terjaga. Dengan kartu ini pula nasabah dimudahkan 8 Ibid., h. 140 9 Ibid., h. 146 dengan tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah banyak karena dapat mencairkan uang kapan pun di butuhkan. 4 Penukaran Uang Money Changer Jasa penukaran mata uang asing juga disediakan oleh bank. Dengan menggunakan jasa ini nasabah dapat menukarkan uang yang dimilikinya kepada mata uang yang lain untuk kepentingan tertentu. Dalam menukarkan mata uang tentu terdapat perbedaan nilai antar mata uang yang satu dengan mata uang lainnya sehingga nilai tukarnya di sesuaikan dengan selisih nilai yang ada. Jasa penukaran ini memudahkan nasabah yang memerlukan mata uang asing untuk keperluannya.

B. Lembaga Keuangan Non Bank

Selain lembaga keuangan bank, ada juga lembaga keuangan lainnnya atau lebih sering disebut lembaga keuangan non bank. Lembaga keuangan non bank ini dipisahkan dari lembaga keuangan bank karena memang terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal jumlah asset dan nasabah yang tentunya membedakan pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Tetapi peran dan pengaruh lembaga keuangan non bank tidak bisa di kesampingkan begitu saja. Lembaga keuangan non bank memiliki keunggulan tersendiri yang bisa menarik minat para calon nasabahnya, meskipun tugas, fungsi dan tujuannya tidak jauh berbeda dengan lembaga keuangan bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat. 1. Koperasi a. Sejarah Singkat Koperasi Gerakan koperasi di gagas oleh Robert Owen 1771 – 1858 , yang menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark , Skotlandia . Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King 1786 – 1865 – dengan mendirikan toko koperasi di Brighton , Inggris . Pada 1 Mei 1828 , King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi. 17