Analisis Multivariat Keterbatasan Penelitian

42 Hasil uji chi square tidak menunjukkan hubungan signifikan antara konsumsi obat-obatan dengan kejadian melasma p=0,835. Berdasarkan penggunaan APD, proporsi responden yang terjadi melasma 93,0 responden yang tidak menggunakan APD dibandingkan dengan responden yang menggunakan APD yaitu 66,7. Hasil uji chi square menunjukkan hubungan signifikan antara penggunaan APD dengan kejadian melasma p=0,013.

4.4 Analisis Multivariat

Multivariat merupakan kelanjutan dari uji bivariat untuk mengetahui faktor paling dominan dari variabel independen yang mempengaruhi kejadian melasma pada wanita penyapu jalan. Uji yang dipergunakan adalah uji regresi linear berganda mengingat variabel independen lebih dari dua dan variabel dependennya merupakan data yang di dikotomi. Berdasarkan hasil uji chi square pada analisis bivariat terdapat 3 tiga variabel yang mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian melasma, maka ketiga variabel tersebut dilakukan pengujian secara bersama-sama dengan menggunakan uji regresi linear berganda, seperti pada Tabel 4.5 Mona Siska Yani: Hubungan Faktor-Faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 43 Tabel 4.5. Hasil Uji Regresi Linear Berganda No Variabel B p 1 Paparan Sinar Matahari 0,959 0,000 2 Penggunaan Kosmetik 0,121 0,047 3 Penggunaan APD - 0,49 0,168 Nilai Adjusted R 0,270 Konstanta 0,038 Signifikan pada taraf nyata 95 p0,05 Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, diketahui bahwa berdasarkan uji regresi linear terhadap 3 tiga variabel penelitian dengan metode enter menunjukkan bahwa terdapat dua variabel yang berhubungan dengan kejadian melasma yaitu variabel paparan sinar matahari p=0,000, dan variabel penggunaan kosmetik p=0,047. Berdasarkan variabel paling dominan dapat ditunjukkan oleh nilai B tertinggi, yaitu pada variabel paparan sinar matahari dengan nilai B=0,959, artinya kontribusi variabel paparan sinar matahari 95,9 berhubungan dengan kejadian melasma pada wanita pekerja penyapu jalan.

4.5 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini merupakan penelitian sosial dengan pendekatan survai, sehingga sulit untuk mengidentifikasi penyebab utama terhadap kejadian melasma pada pekerja wanita penyapu jalan, namun peneliti mencoba memperoleh informasi tersebut melalui telaah pustaka dan melakukan kajian epidemiologis faktor resiko apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya melasma. Mona Siska Yani: Hubungan Faktor-Faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008 44 2. Penelitian ini menggunakan sampel yang relatif sedikit mengingat waktu dan kemampuan peneliti, sehingga tidak mampu mengakomodir secara komprehensif variasi hasil penelitian pada wanita pekerja penyapu jalan tentang faktor apa yang paling dominan mempengaruhi terjadinya melasma. Mona Siska Yani: Hubungan Faktor-Faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB 5 PEMBAHASAN