BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu untuk menentukan hubungan antara faktor resiko paparan sinar
matahari, kehamilan, kontrasepsi hormonal, kosmetik, obat-obatan, dan pemakaian APD dengan terjadinya penyakit melasma pada pekerja wanita penyapu jalan di
Kota Medan dengan melakukan pengukuran sesaat. 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan dengan pertimbangan hasil obervasi masih adanya pekerja wanita penyapu jalan yang memiliki gangguan kulit
dengan gejala mirip dengan melasma seperti bercak-bercak kecoklatan dan bercak kehitaman diwajah, serta belum pernah dilakukan penelitian yang serupa dengan
pendekatan faktor resiko. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 6 enam bulan terhitung
mulai bulan Maret sampai Agustus 2008.
3.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja penyapu jalan wanita di Kota Medan yang berjumlah 390 orang yang tersebar di 21 kecamatan. Sampel dalam
24
Mona Siska Yani: Hubungan Faktor-Faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository © 2008
25
penelitian ini adalah sebagian pekerja wanita penyapu jalan dengan besar sampel diambil menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Taro Yamane sebagaimana
dikutip oleh Natoatmodjo, 2003, berikut ini:
1
2
d N
N n
+ =
Dimana : N = Besar populasi, yaitu sebanyak 390 orang n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaanketepatan yang diinginkan 0,1 Dengan perhitungan sebagai berikut :
1 ,
390 1
390
2
+ =
n
9 ,
4 390
= n
= 79,6 ≈ 80
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 80 wanita pekerja penyapu jalan yang tersebar di 21
Kecamatan di Kota Medan. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara proporsional
sampling to size, yaitu mengambil sampel dengan menghitung proporsi jumlah sampel disetiap kecamatan. Proporsi sampel dalam penelitian ini adalah perbandingan
jumlah sampel yang disebut dengan sample fraction SF dengan jumlah populasi, yaitu Nazir, 2004:
100 390
80 x
SF =
= 20,5.
Mona Siska Yani: Hubungan Faktor-Faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository © 2008
26
Maka jumlah sampel disetiap kecamatan diambil 20,5 dari jumlah populasi yang ada, seperti pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1. Perhitungan Jumlah Sampel di setiap Kecamatan di Kota Medan
No Kecamatan Jumlah
Petugas Perhitungan
Jumlah Sampel
1 M. Kota
51 20,5x51
10 2 M.
Area 25
20.5x25 5
3 M. Perjuangan
13 20.5x13
3 4 M.Timur
47 20.5x47
9 5 M.Barat
33 20.5x33
7 6 M.Petisah
40 20.5x40
8 7 M.Baru
31 20.5x31
6 8 M.Polonia
14 20.5x14
3 9 M.Maimun
27 20.5x27
6 10 M.Denai
4 20.5x 4
1 11 M.Tembung
13 20.5x13
3 12 M.Labuhan
6 20.5x 6
1 13 M.Marelan
3 20.5x 3
1 14 M.Johor
9 20.5x 9
2 15 M.Amplas
14 20.5x14
3 16 M.Belawan
11 20.5x11
2 17 M.Deli
15 20.5x15
3 18 M.Tuntungan
3 20.5x 3
1 19 M.Selayang
4 20.5x 4
1 20 M.Sunggal
16 20.5x16
3 21 M.Helvetia
11 20.5x11
2 Jumlah
390 80
Pengambilan sampel setiap kecamatan dengan jumlah yang telah ditentukan seperti pada Tabel 3.1 di atas, dilakukan dengan simple random sampling, mengambil
sampel secara acak, dengan kriteria inklusi : masa bekerja lebih dari 1 tahun.
3.4. Metode Pengumpulan Data