12
4. Indera Perasa Indera perasa di kulit terjadi karena rangsangan terhadap saraf sensoris dalam
kulit. Fungsi indera perasa yang pokok yaitu merasakan nyeri, perabaan, panas, dan dingin.
5. Fungsi Pergetahan Kulit diliputi oleh dua jenis pergetahan, yaitu sebum dan keringat. Getah sebum
dihasilkan oleh kelenjar sebaseus dan keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat. Sebum adalah sejenis zat lemak yang membuat kulit menjadi lentur.
2.2 Melasma Definisi Melasma
Melasma adalah hipermelanosis yang tidak merata terutama pada muka, berwarna coklat muda sampai coklat tua, berkembang lambat, dan umumnya
simetrik. Melasma atau flek pada wajah biasanya terjadi karena meningkatnya pigmentasi pada bagian yang sering terpapar sinar matahari. Melasma berbentuk
bercak gelap tidak beraturan pada kulit. Paparan sinar matahari meningkatkan aktivitas dan jumlah melanosit, sel yang memproduksi melanin. Hasilnya produksi
melanin berlebihan .Lapeere, H ,et al, 2008.
Mona Siska Yani: Hubungan Faktor-Faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository © 2008
13
Gambar 2. Melasma Pada Wajah
Etiologi
Melasma yang dahulu disebut kloasma umumnya lebih banyak pada wanita dan penduduk yang tinggal di daerah tropis. Melasma disebabkan peningkatan jumlah
dan aktivitas melanosit. Faktor-faktor yang berperan : 1. obat-obatan, misalnya : kloroquin, klorpromazin, anti epilepsi.
2. hormon, misalnya : Melanosit Stimulating Hormon M.S.H, ACTH, estrogen, dan progesterone.
3. sinar ultraviolet 4. kehamilan
Mona Siska Yani: Hubungan Faktor-Faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository © 2008
14
5. bahan kimia yang bersifat iritasi atau fotosensitasi dalam kosmetik Djuanda, A, dkk,1993.
Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai faktor, terutama oleh pigmen melanin. Melanosis adalah kelainan pada proses pembentukan pigmen melanin kulit
yang dibagi lagi menjadi hipermelanosis dan hipomelanosis. Fitzpatrick
membaginya dalam:
a. hipomelanosisamelanosis b. hipermelanosis coklat
c. hipermelanosis abu-abu. Perbedaan kedua golongan hipermelanosis tersebut terletak pada distribusi
melanin dalam kulit. Pada hipermelanosis coklat melanin letaknya lebih dangkal, dan pada hipermelanosis abu-abu, melanin letaknya dalam.
Klasifikasi
Terdapat beberapa jenis melasma ditinjau dari gambaran klinis, berdasarkan distribusi bercaknya yaitu :
1. pola sentrofasial 63 , terdapat pada kening, hidung, dagu, dan di atas bibir
2. pola malar 21 , terdapat pada hidung dan pipi 3. pola mandibular 16 , terdapat pada dagu
Ada kalanya dada depan dan lengan bagian belakang luar dapat juga terkena melasma.
Mona Siska Yani: Hubungan Faktor-Faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository © 2008
15
Dari gambaran sinar wood, melasma diklasifikasikan berdasarkan tipenya yaitu :
1. tipe epidermal 2. tipe dermal
3. tipe campuran.
Pemeriksaan Klinis
Secara klinis, tipe epidermal mempunyai batas-batas yang jelas, sedangkan tipe dermal atau campuran mempunyai rupa seperti bercak yang timbul. Tipe
epidermal dapat dilihat dengan mata telanjang, sedangkan tipe dermal lebih kelihatan dibawah sinar wood. Kebanyakan penderita didapati distribusi melanin berada di
lapisan basal epidermis dan dermis Lapeere, H, et al, 2008.
Pembantu Diagnosis a. Pemeriksaan Histopatologik
Terdapat 2 tipe hipermelanosis :
1. Tipe epidermal : melanin terutama terdapat di lapisan basal dan suprabasal, kadang-kadang di seluruh stratum spinosum sampai
stratum korneum ; sel-sel yang padat mengandung melanin adalah melanosit ,sel-sel lapisan basal, dan suprabasal, juga terdapat pada
keratinosit dan sel-sel stratum korneum. 2. Tipe dermal : terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh darah
dalam dermis bagian atas dan bawah ; pada dermis bagian atas terdapat fokus-fokus infiltrat.
Mona Siska Yani: Hubungan Faktor-Faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository © 2008
16
b. Pemeriksaan mikroskop elektron