40
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat merupakan analisis lanjutan dari analisis univariat yang bertujuan untuk melihat perbedaan proporsi hubungan antara variabel
independen dengan dependen, dan dapat diketahui hubungannya secara signifikan melalui pengujian secara statistik, dengan menggunakan uji chi
square p0,05. Berdasarkan faktor resiko yang terdiri dari paparan sinar matahari, penggunaan kosmetik, penggunaan hormonal, konsumsi obat-obatan,
kehamilan dan penggunaan APD. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Hubungan Faktor Resiko dengan Kejadian Melasma Kejadian Melasma
Melasma Tidak
Melasma No Faktor
Resiko n n
Total p-Value
1 Paparan Sinar Matahari
a. Ya
72 92,3
6 7,7
78 100
b. Tidak
2 100
2 100
0,000 2 Kosmetik
b. Pakai
46 95,8
2 4,2
48 100
c. Tidak Pakai 26
81,2 6
18,8 32
100
0,033 3 Hormonal
a. Pakai
16 88,9
2 11,1
18 100
b. Tidak Pakai 56
90,3 6
9,7 62
100 0,858
4 Kehamilan
a. Ya
2 66,7
1 33,3
3 100
b. Tidak 70
90,9 7
9,1 77
100 0,170
5 Obat-obatan
a. Ada
11 91,7
1 8,3
12 100
b. Tidak Ada 61
89,7 7
10,3 68
100 0,835
6 Alat Pelindung Diri
a. Pakai
6 66,7
3 33,3
9 100
b. Tidak Pakai 66
93,0 5
7,0 71
100
0,013
Signifikan pada taraf nyata 95 p0,05
Mona Siska Yani: Hubungan Faktor-Faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository © 2008
41
Dilihat di Tabel 4.4 di atas, berdasarkan paparan sinar matahari, proporsi responden yang terjadi melasma 92,3 terpapar sinar matahari
dibandingkan dengan yang tidak terpapar 0. Hasil uji chi square menunjukkan hubungan signifikan antara paparan sinar matahari dengan
kejadian melasma p=0,000. Berdasarkan penggunaan kosmetik, proporsi responden yang terjadi
melasma 95,8 menggunakan kosmetik dibandingkan dengan responden yang tidak menggunakan kosmetik yaitu 81,2. Hasil uji chi square menunjukkan
hubungan signifikan antara kosmetik dengan kejadian melasma p=0,033. Berdasarkan penggunaan hormonal, proporsi responden yang terjadi
melasma 90,3 responden tidak menggunakan hormonal dibandingkan dengan responden yang menggunakan hormonal yaitu 88,9. Hasil uji chi square tidak
menunjukkan hubungan signifikan antara hormonal dengan kejadian melasma p=0,858.
Berdasarkan status kehamilan, proporsi responden yang terjadi melasma 90,9 responden tidak sedang hamil dibandingkan dengan responden yang
sedang hamil yaitu 66,7. Hasil uji chi square tidak menunjukkan hubungan signifikan antara kehamilan dengan kejadian melasma p=0,170.
Berdasarkan penggunaan obat-obatan, proporsi responden yang terjadi melasma 91,7 responden sedang mengkonsumsi obat-obatan dibandingkan
dengan responden yang tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan yaitu 89,7.
Mona Siska Yani: Hubungan Faktor-Faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008, 2008.
USU e-Repository © 2008
42
Hasil uji chi square tidak menunjukkan hubungan signifikan antara konsumsi obat-obatan dengan kejadian melasma p=0,835.
Berdasarkan penggunaan APD, proporsi responden yang terjadi melasma 93,0 responden yang tidak menggunakan APD dibandingkan
dengan responden yang menggunakan APD yaitu 66,7. Hasil uji chi square menunjukkan hubungan signifikan antara penggunaan APD dengan kejadian
melasma p=0,013.
4.4 Analisis Multivariat