Sistem Mata Pencaharian MANAN 057024001SP

4.2.4. Sarana Ibadah

Di Desa Mbinalun terdapat dua buah Masjid sedangkan Gereja tidak ada, penduduk desa sebagian besar penganut agama Islam dan sebagian lagi penganut Kristen Protestan mereka hidup secara berdampingan satu sama lain dan saling hormat menghormati serta menghargai dalam menjalankan ibadah masing-masing.

4.2.5. Prasarana Jalan :

Jalan Protokol sepanjang 9 km Jalan Desa sepanjang 4,5 km menuju dusun Pernapa Jalan desa yang diaspal belum ada

4.3. Sistem Mata Pencaharian

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa sebagian besar penduduk desa Mbinalun adalah orang-orang yang bermata pencaharian sebagai petani. Dalam mengelola dan memanfaatkan lahannya para peptani di Desa Mbinalun menggunakan pola dan model yang disesuaikan dengan karakteristik tanah yang mereka miliki. Beberapa penduduk ada yang memiliki tanah yang kemudian dimanfaatkan untuk persawahan. Hal ini terjadi karena lahan yang mereka miliki berdekatan dengan sumber mata air. Akan tetapi secara garis besar hampir semua penduduk desa ini mempraktekkan peerladangan di tanah kering. Perladangan yang dilakukan penduduk didasarkan pada kemampuan tenaga manusia yang apa adanya mau tak mau akan menuntut mereka pada suatu kenyataan A. Manan : Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat, 2008 USU e-Repository © 2008 untuk mengelola lahan yang dimiliki secara efektif. Hal ini dikarenakan pertanian di lahan kering sedikit banyak memerlukan tenaga ekstra terutama sekali bila lahan yang dimiliki tidak dalam kondisi yang datar melainkan miring karena berupa lereng bukit sebagaimana karakteristik sebagian besar lahan yang ada di desa Mbinalun. Sebagai sebuah desa yang penduduknya menggantungkan perekonomian pada sektor pertanian, mau tidak mau pertanian di desa Mbinalun harus selalu mempertimbangkan perkembangan teknologi pertanian. Hal ini tampaknya telah terjadi ditandai dengan telah dikenalnya dan dipraktekkannya pertanian yang menggunakan obat-obatan pestisida buatan pabrik. Secara garis besar, pertanian lahan kering yang dipraktekkan masyarakat juga dapat dibedakan atas beberapa pola : - Lahan kering dengan tanaman umur panjang - Lahan kering dengan tanaman umur pendek - Lahan kering campuran Beberapa pola tanam seperti itu mau tidak mau memeiliki keunggulan dan kerugian tersendiri. Resiko yang muncul dengan mempraktekkan salah satu model pertanian ini adalah .konsekwensi harus diambil oleh petani. Pertanian pada lahan kering. dengan tanaman umur panjang adalah pola pertanian yang hanya menempatkan satu atau beberapa tanaman keras seperti kopi, kemiri, jeruk atau lainnya sebagai tanaman utama di sebuah lahan tertentu. Pola tanaman seperti ini kebanyakan dipraktekkan oleh mereka yang memiliki mata pencaharian lain di luar pertanian Selain dari pada itu, pola pertanian seperti ini A. Manan : Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat, 2008 USU e-Repository © 2008 biasanya menjadi sebuah investasi yang hasilnya diharapkan untuk jangka waktu yang lama. Resiko yang diambil oleh para petani yang mempraktekkan pola ini adalah bahwa mereka tidak setiap waktu bisa memanen hasil ladangnya melainkan berjangka waktu. Pertanian di lahan kering dengan menanam tanaman umur pendek adalah pola pertanian yang memanfaatkan lahannya secara lebih intensif dengan menempatkan tanaman umur pendek seperti sayur-sayuran, palawija dan padi sebagai tanaman utama. Umur yang pendek dari tanaman yang ditanam menjadikan seorang petani yang mempraktekkan pola ini bisa memanen dalam jangka waktu yang tidak lama. Kelemahan sistem ini adalah bahwa perhatian dan kerja keras yang lebih, harus diberikan dalam perawatan tanaman umur pendek yang biasanya rentan terhadap penyakit. Sementara petani yang mengelola lahannya dengan tanaman campuran adalah petani yang menggunakan sistem tumpang sari . Sistem ini pada beberapa saat tertentu terutama pada tahun-tahun pertama penanaman tanaman keras menempatkan tanaman pendamping yang biasanya tanaman umur pendek sebagai tujuan utama. Setelah beberapa waktu dimana tanaman keras atau tanaman umur panjang mulai menghasilkan, maka tanaman umur pendek tidak lagi menjadi priritas utama. Pola pertanian seperti ini jauh lebih bersifat intensif dengan melakukan diversifikasi tanaman pada lahan terbatas yang dimiliki petani. Sementara itu tahapan pengelolaan pembukaan lahan pada masing-masing model pertanian lahan kering diatas tidak jauh beda. Pengelolaan lahan biasanya dimulai A. Manan : Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat, 2008 USU e-Repository © 2008 dengan kegiatan persiapan lahan baik itu pembukaan lahan bagi yang belum pernah dipakai atau persiapan lahan bagi lahan yang sudah sering ditanami. Setelah persiapan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan lain yang kemudian berakhir pada masa panen. Memperhatikan bahwa kajian ini menempatkan gambir sebagai sentral utama pembahasan, mau tidak mau pola pertanian lahan kering dengan tanaman umur panjang merupakan fokus perhatian. Selain gambir, tanaman pada lahan kering dengan tanaman umur panjang biasanya adalah jeruk, cengkeh ataupun kemiri, akan tetapi hal ini sangat jarang ditemukan di desa ini. Hasil-hasil pertanian dari desa Mbinalun secara garis besar adalah berupa padi sawahdarat, sayur mayur, holtikultura dan kopi. Akan tetapi dari hasil produk-produk pertanian itu yang orientasinya pasar kebanyakan adalah gambir selebihnya adalah produk subsisten dan sambilan saja.

4.3.1 Berbagai Tanaman Pilihan

Dalam mengelola pertaniannya masyarakat desa Mbinalun mengenal berbagai komoditas tanaman pertanian yang kemudian menjadi tanaman-tanaman yang mereka budidayakan. Beberapa jenis tanaman yang ditanam oleh sebagian penduduk desa Mbinalun :

a. Padi sawah dan ladang