dengan kegiatan persiapan lahan baik itu pembukaan lahan bagi yang belum pernah dipakai atau persiapan lahan bagi lahan yang sudah sering ditanami. Setelah
persiapan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan lain yang kemudian berakhir pada masa panen.
Memperhatikan bahwa kajian ini menempatkan gambir sebagai sentral utama pembahasan, mau tidak mau pola pertanian lahan kering dengan tanaman umur
panjang merupakan fokus perhatian. Selain gambir, tanaman pada lahan kering dengan tanaman umur panjang
biasanya adalah jeruk, cengkeh ataupun kemiri, akan tetapi hal ini sangat jarang ditemukan di desa ini. Hasil-hasil pertanian dari desa Mbinalun secara garis besar
adalah berupa padi sawahdarat, sayur mayur, holtikultura dan kopi. Akan tetapi dari hasil produk-produk pertanian itu yang orientasinya pasar kebanyakan adalah
gambir selebihnya adalah produk subsisten dan sambilan saja.
4.3.1 Berbagai Tanaman Pilihan
Dalam mengelola pertaniannya masyarakat desa Mbinalun mengenal berbagai komoditas tanaman pertanian yang kemudian menjadi tanaman-tanaman yang mereka
budidayakan. Beberapa jenis tanaman yang ditanam oleh sebagian penduduk desa Mbinalun :
a. Padi sawah dan ladang
Sebagaimana diketahui bersama bahwa kondisi tofografi desa yang berbukit- bukit dan berada di dataran tinggi menjadikan pertanian desa ini tidak bisa atau
A. Manan : Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat, 2008 USU e-Repository © 2008
hanya sedikit sekali lahan yang bisa dikelola menjadi lahan pertanian basah. Kondisi ini dapat terlihat jelas dari keadaan pertanian desa yang sebagian besar merupakan
lahan pertanian kering dan luas areal persawahan yang dapat ditemukan di wilayah ini hanya sekitar 10 hektar dari sekitar 650 ha luas keseluruhan desa . Oleh sebab itu
di desa Mbinalun terdapat beberapa petani sawah yang pilihan utama tanamannya adalah padi sawah. Pengelollan sawah yang dilakukan oleh petani desa ini bisa
dikatakan semi intensif. Ini dikarenakan oleh sebagian petani sawah, sawahnya akan bisa dipergunakan untuk dua kali masa tanam dalam setahun, akan tetapi jenis
tanaman yang ditanam tidaklah sama untuk kedua musim tanam tersebut. Selain ditanami padi, sawah yang dimiliki petani untuk beberapa saat juga akan
ditanami dengan tanaman lain seperti jagung dan palawija.. Pola pengerjaan sawah di daerah ini masih sederhana yakni masih
mengerjakan bajak kerbau dan tenaga manusia.. Padi yang ditanam di sawah biasanya jenis padi lokal dan jenis padi IR yang biasanya berumur 90-110 hari. Produksi padi
biasanya hanya untuk konsumsi sendiri. Penanaman padi yang dilakukan penduduk di desa ini umunya dilaksanakan
dilahan kering, jenis padi yang ditanam di lahan kering dikenal dengan istilah padi ladang biasanya berupa padi gogo atau jenis padi darat lainnya. Tidak diketahui
secara pasti berapa sesungguhnya luas lahan kering yang ada di desa ini yang ditanami dengan jenis padi darat. Kendala utama dalam hal pengeloaan hasil dari
kedua tanaman padi ini adalah pada angkutan hasil dan penggilingan padi menjadi beras karena kilang penggilingan padi berada di luar wilayah desa Mbinalun.
A. Manan : Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat, 2008 USU e-Repository © 2008
Produksi padi setiap hektarnya dari kedua pola penanaman padi yang dilakukan masyarakat sangat bervariatif. Padi sawah , hasil perhektarnya bisa sekitar
1,7-3 ton gabahha. Kalau sudah digiling maka jumlah beras yang diperoleh sekitar 1,2-2,5 tonha. Hasil ini sedikit berbeda dengan padi ladang yakni satu hekter padi
darat akan bisa diperoleh 1,4-2 ton gabahha..
b. Sayur Mayur
Sebagai sebuah desa yang terletakdi dataran tinggi dengan suhu yang dapat diglolongkan dingin, maka hal itu sangat mendukung kegiatan penanaman berbagai
jenis sayur mayur yang dilakukan oleh masyarakat desa ini. Beberapa jenis sayur mayur yang menjadi pilihan oleh hampir sebagian petani untuk ditanam diantaranya
adalah : Kol, berbagai jenis sawi, wortel, cabe, tomat dan lainnya. Mengingat bahwa umur tanaman jenis ini adalah pendek, maka dalam setahun seorang petani biasa
melakukan dua kali masa tanam. Untuk jenis kol dan sawi-sawian, seorang petani hanya akan memanen untuk sekali musim tanam. Walaupun demikian, sering kali
tunas-tunas kol yang tumbuh setelah sayur kol dipanen juga menjadi komoditas yang laku untuk dijual. Akan tetapi hal itu tidak menjadi tujuan utama petani.
Pertanian sayur mayur memang telah dikenal cukup lama oleh masyarakat desa ini secara turun temurun untuk beberapa generasi akan tetapi sampai saat ini
hanya sedikit sekali petani di desa ini yang mengandalkan perolehan hasil dari ladang yang hanya ditanami dengan sayur mayur saja. Kenyataan ini muncul dikarenakan
berbagai sebab yang diantaranya adalah ketersediaan benih yang yang tidak memadai,
A. Manan : Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat, 2008 USU e-Repository © 2008
harga pupuk dan obat-obatan yang sulit dijangkau serta tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani dalam memasarkan produk sayur-mayurnya.
Tingginya biaya pemasaran sebagian besar dikarenakan sulitnya sarana transportasi dari ladang ke pasar setempat atau ke kota.
Resiko yang harus diambil seorang petani yang mengandalkan hasil ladangnya pada pertanian sayur-mayur mengharuskan petani tersebut memiliki mata
pencaharian lain yang bisa menjamin terpenuhi kebutuhan si petani itu sendiri bila seandainya hasil pertaniannya tidak begitu berhasil. Hal inilah yang mungkin
menjadi sebab kebanyakan petani sayur mayur yang ada di desa ini biasanya memiliki ladang lain lagi seperti tanaman tua seperti gambir maupun kopi. Bisa juga
sipetani menjadikan tanaman sayuran sebagai tanaman yang ditumpang-sarikan dengan tanaman lain. Tindakan ini sebagai sebuah upaya untuk meminimalisasikan
resiko kerugian yang besar. Bila pertanian sayur-mayur tidak menghasilkan hasil yang optimal, maka biaya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari akan bisa ditutupi
dengan penjualan hasil tanaman lain yang juga ditanam. Demikian juga sebaliknya bila pertanian tanaman kopi dan gambir belum menghasilkan maka pemenuhan
kebutuhan pokok sehari-hari dapat digantungkan dari hasil penjualan sayur-mayur yang ditanam di sela-sela tanaman kopi dan gambir tersebut. Walaupun demikian,
kesiapan untuk secara maksimal mengantisipasi agar tingkat kegagalan panen dapat diminimalisir harus selalu diupayakan.
Tanaman komoditas lain yang ditemui di daerah ini seperti Kacang Ijo, Kacang Merah, Kacang Tanah dan Terong. Petani yang menanam palawija
A. Manan : Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Gambir di Kabupaten Pakpak Bharat, 2008 USU e-Repository © 2008
jumlahnya sangat sedikit dan sebagain besar petani yang menanam palawija kebanyakan untuk tujuan diambil; hasilnya untuk kepentingan sendiri atau kalaupun
dijual, proses penjualannya hanya di sekitar pasar pekan yang beroperasi seminggu sekali.
c. Sawit serta tanaman keras lainnya.