Input Data Geometry Matching

Hasil Picking tersebut kemudian tersimpan dalam dataset program, yang nantinya akan difungsikan ke dalam data dengan menggunakan flow Trace KillReverse untuk hasil Killing dan Trace Mutting untuk hasil Top Mute. Lalu proses flow tersebut di output kedalam dataset dengan nama 00. Edit yang kemudian di display untuk melihat hasil proses Editing ini. Gambar 3.7. Flow Editing Gambar 3.8. Flow Killing Gambar 3.9. Flow Killing 2 Gambar 3.10. Flow Muting

3.3.4. Koreksi Statik

Koreksi statik atau yang biasa disebut static correction ini dilakukan untuk mengembalikkan pola gelombang yang tidak teratur karena akibat dari pengaruh elevasi dan lapisan lapuk di bawah permukaan menjadi lebih teratur. Dalam proses ini digunakkan metode Refraction Static yaitu mendefinisikan lapisan lapuk dengan cara melakukan picking gelombang langsungnya atau first break sehingga informasi lapisan lapuk dapat diketahui sehingga mudah untuk dikoreksi. Parameter dari flow koreksi statik ini adalah informasi tentang elevasi saat akuisisi dan hasil picking gelombang langsung yang kemudian diproses. Gambar 3.11. Display Picking First Break Gambar 3.12. Flow Static Correction

3.3.5. Preprocessing

Tahap ini terdiri dari dua proses penting yaitu TAR True Amplitude Recovery dan dekonvolusi. Proses TAR dilakukan untuk mengembalikan amplitudo gelombang seismik yang sempat berkurang akibat atenuasi saat penjalarannya didalam bumi. Sedangkan dekonvolusi dilakukan untuk mengembalikan bentuk wavelet data menjadi bentuk wavelete reflektor yang diharapkan membawa informasi untuk setiap lapisannya. Penerapan filter juga dilakukan pada data guna untuk mengurangi noise pada domain frekuensi, yang mana jenis filter tersebut adalah bandpass filter. Parameter penting dalam flow preprocessing ini ialah besarnya energi yang diperkuat untuk mengembalikan amplitudo pada TAR, dan metode yang dipilih untuk melakukan proses dekonvolusi. Pada tahap pertama yaitu TAR input yang digunakan adalah hasil dari proses Static Correction yang kemudian di output kedalam dataset dengan nama 04. TAR. Dalam perenapannya proses TAR ini mengunakan flow True Amplitude Recovery yang didalamnya terdapat nilai parameter yang berupa nilai penguat amplitudo dan nilai kecepatan. Untuk proses dekonvolusi di gunakan flow Surface Consistent Decon, dan dalam flow ini di gunakan metode Predictive Deconvolution sehingga nilai dari decon length di dapat dari proses autokorelasi yang telah dilakukan sebelumnya. Gambar 3.13. Flow Preprocessing Dalam flow ini di gunakan pula flow tambahan yang disebabkan akibat dari sifat dan karakteristik data tersebut tidak memungkinkan untuk menggunakan flow standar dalam proses Preprocessing ini. Flow tambahan ini juga digunakan untuk meningkatkan kualitas data dalam proses Preprocessing ini. Gambar 3.14. Display TAR Gambar 3.15. Display Dekonvolusi