Reformat Data Geometry Match Trace Editing

Gambar 2.6. Fungsi Gain dalam TAR

2.7.6. Dekonvolusi

Dekonvolusi merupakan proses yang digunakan untuk meningkatkan resolusi temporal dari data seismic dengan cara menganalisa wavelete seismic dasarnya. Sehingga dapat diartikan bahwa dekonvolusi adalah proses untuk mengembalikan bentuk wavelet yang diterima oleh receiver menjadi bentuk wavelet dari sumber [8] .

2.7.7. Analisa Kecepatan

Sinyal-sinyal pantul yang terdapat dalam tras-tras seismik membawa informasi mengenai kecepatan lapisan bawah permukaan. Kecepatan adalah variable yang sangat penting dalam pengolahan data seismic karena kecepatan diperlukan untuk menghitung kedalaman dari reflector bawah permukaan yang direkam dalam domain waktu. Proses pemilihan kecepatan yang sesuai terbaik akan di gunakkan untuk pemrosesan selanjutnya. Proses ini sangat penting karena merupakkan salah satu quality control dari hasil processing akhir [9] . Prinsip dasar proses analisa kecepatan adalah mencoba-coba nilai kecepatan sampai memperoleh hasil yang tepat trial and error. Jika kecepatan yang dicari bernilai Vs, maka dilakukan coba-coba nilai kecepatan dari V 1 sampai V 2 , dimana nilai V 1 VsV 2 , dengan interval ∆V yang cukup kecil. Keluaran dari salah satu tipe analisa kecepatan ialah berupa angka sebagai fungsi kecepatan terhadap waktu tempuh dua arah untuk pantulan tegak lurus normal, atau yang biasa disebut spektrum kecepatan. Angka- angka ini mewakili hasil perhitungan koherensi sinyal-sinyal pantul sepanjang lengkung hiperbola yang terbentuk dan di pengaruhi oleh kecepatan, offset, dan waktu tempuh. Analisa kecepatan biasa dilakukan dengan memilih nilai-nilai kecepatan berdasarkan koherensi maksimum yang berhubungan dengan pantulan utama, sehingga terbentuk suatu fungsi kecepatan pada lokasi yang dianalisa. Analisa kecepatan umumnya tidak dilakukan di seluruh lokasi yang ada, tapi hanya diwakili oleh beberapa lokasi saja atau dilakukan untuk setiap interval jarak tertentu. Sedangkan pada lokasi yang tidak dianalisa dilakukan proses interpolasi, hingga akhirnya terbentuk sebuah model kecepatan untuk struktur pelapisan bawah permukaan di satu garis observasi [9] .