Strategi Politik PKS Menjelang Pemilu 2009

untuk semua, dengan visi sehat badan, mental-spiritual, dan sosial sehingga dapat beribadah kepada Allah SWT untuk membangun bangsa dan negara; dengan mengoptimalkan anggaran kesehatan dan seluruh potensi untuk mendukung pelayanan kesehatan berkualitas. Mengembangkan seni dan budaya yang bersifat etis dan relijius sebagai faktor penentu dalam membentuk karakter bangsa yang tangguh, berdisiplin kuat, beretos kerja kokoh, serta berdaya inovasi dan berkreativitas tinggi. Terciptanya masyarakat sejahtera, melalui pemberdayaan masyarakat yang dapat mewadahi dan membantu proses pembangunan yang kontinyu. 106

D. Strategi Politik PKS Menjelang Pemilu 2009

Pada pemilu 2009 yang akan datang PKS telah menetapkan target dan sasaran utamanya yaitu : menjadi 3 besar, memperoleh 20 kursi DPR dan mendapatkan suara pemilih 24 juta suara. untuk menetapkan target yang telah ditetapkan dalam musyawarah nasional tersebut PKS harus mampu mendayagunakan Istighlallil Amtsal seluruh potensi aset dakwah yang dimiliki secara modern, efektif dan efisien. 107 PKS adalah menyebut dirinya sebagai Partai Dakwah karena politik adalah salah satu bagian dari dakwah. 108 Meskipun dakwah Islam bisa saja 106 Ibid., h. 3-4 107 Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Memperjuangkan Masyarakat Madani, Edisi Gabungan, h. vii 108 Wawancara langsung dengan Nurhasan Zaidi. Jakarta, 17 September 2008 didiversifikasikan kedalam kegiatan politik, apa yang dilakukan kalangan aktivis dakwah kampus, yang melahirkan PKS. PKS juga hendak dilihat sebagai suatu eksperimen. Tentu, dalam hal pandangan bahwa politik termasuk bagian dari dakwah Islam Partai Keadilan Sejahtera tidak bisa disebut pemula. 109 Strategi PKS sebagai Partai Dakwah khuthuth ‘aridhah dalam tranformasi bangsa, adalah gerakan kultural strategi mobilisasi horizontalta’biah al afaqiyah dan gerakan struktural strategi mobilitas vertikal ta’biah al amudiyah. Mobilisasi horizontal adalah penyebaran kader dakwah ke berbagai kalangan dan lapisan masyarakat untuk menyiapkan masyarakat agar mereka menerima manhaj Islam serta produk kebijakan yang Islami. Sedangkan mobilisasi vertikal adalah penyebaran kader dakwah keberbagai lembaga yang menjadi mashadirul qarar pusat-pusat kebijakan, agar mereka dapat menterjemahkan konsep dan nilai-nilai Islam kedalam kebijakan-kebijakan publik. 110 Penulis juga memaparkan penjelasan gerakan Kultural dan struktural dibawah ini diantaranya : Gerakan Kultural, strategi mobilisasi horinzontal dilakukan melalui penyebaran kader ke berbagai kalangan dan lapisan masyarakat untuk menggerakkan peran serta masyarakat dalam mentransformasi diri sendiri. Dalam gerakan kultural ini, maka kader secara individual maupun melalui lembaga- lembaga kemasyarakatan, yayasanormas, dan berbagai lembagaorganisasi lainnya, melaksanakan pelayanan, penyuluhan dan perbaikan masyarakat secara 109 Ali Said Damanik, Fenomena PKS: Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah di Indonesia,h. xxix 110 Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Memperjuangkan Masyarakat Madani, h. 37 bottom-up. Kader PKS akan bergerak bersama masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan di berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, budaya, lingkungan hidup, kependudukan, kewanitaan, kemiskinan, dan sebagainya. Karenanya, dibutuhkan dan harus ditumbuhkan kader-kader yang profesional dalam berbagai bidang kehidupan untuk dapat bergerak bersama masyarakat. 111 Partai Keadilan Sejahtera dalam menjalankan gerakan kultural penyebaran kader dakwah ke berbagai kalangan dan lapisan masyarakat, dimungkinkan terbangunnya aliansi strategis antara Partai Dakwah dengan simpul-simpul kepemimpinan dan kantong-kantong kultural masyarakat mashadirul quwwah sehingga terbangun suatu barisan massa yang menerima dan mendukung nilai-nilai dakwah. Aliansi strategis yang terbangun merupakan bentuk kepercayaan atau mandat yang diberikan masyarakat kepada Partai Dakwah untuk selalu berjuang membela kepentingan masyarakat. 112 Gerakan Struktural, adalah penyebaran kader ke dalam lembaga legislatif, eksekutif, yudikatif dan sektor-sektor dalam kerangka melayani, membangun dan memimpin bangsa, melalui mekanisme konstitusional sebagai partai politik yang ikut pemilu dan pembinaan profesionalisme kader. Tujuan adalah untuk berkontribusi dalam membangun sistem, membuat kebijakan publik, regulasi dan perundangan yang secara struktural dan top-down digunakan sebagai pedoman 111 Ibid., h. 38 112 Ibid. dalam rangka transformasi masyarakat. Gerakan struktural ini sekaligus berpartisipasi dalam implementasi dan pengawasan pembangunan bangsa. 113 Partai Keadilan Sejahtera dalam menjalankan gerakan struktural, dengan dasar kesamaan falsafah atau flatform, dimungkinkan terbangunnya strategic partnership antara Partai dakwah dengan lembaga dan tokoh yang mempunyai kekuatan untuk merumuskan kebijakan mashahidur qoror, sehingga terbangun suatu lapisan pemikiran yang menghasilkan kebijakan yang membela rakyat 114 Grand Strategy, transformasi bangsa yang diusung PKS ini tidak lain dari kombinasi antara perubahan yang bersifat bottom-up dengan top-down yang merupakan ciri khas PKS sebagai Partai dakwah. Grand Strategi transformasi bangsa PKS ini adalah suatu gerakan yang menyeluruh dalam bebagai sektor kehidupan sektor publik, sektor swasta, dan LSMsektor ketiga yang bertumpu pada kader dengan berbagai disiplin ilmu dan profesi, dengan kekuatan integritas moral-relijius dan kualitas-profesional. Partai Keadilan Sejahtera sebagai Partai Dakwah berupaya mengoptimalkan kader dalam berbagai disiplin ilmu untuk berkembang, berfungsi mendukung, memperkuat gerakan kulural dan struktural transformasi bangsa 115 Ketika Partai Politik Masyumi dibentuk, para pendiri dan pendukungnya beranggapan bahwa politik merupakan bagian dari kegiatan dakwa Islam. Menurut 113 Ibid. 114 Ibid., h. 39 115 Ibid. Bahtiar Effendy bahwa Pandangan ini serupa ada pula pada pendiri dan dukungan Partai Sarikat Islam Indonesia, Partai Nahdlatul Ulama, dan Partai Tarbiyah Indonesia Perti. Pada dasarnya mereka percaya bahwa Islam itu berdimensi luas. Dan politik merupakan salah satu bidang yang jika situasi memungkinkan harus dikerjakan dengan baik. Demikian pula halnya dengan kemunculan partai-partai Islam pasca pemerintahan Soeharto. Karenanya, keunikan Partai Keadilan Sejahera tidak terletak pada langkah transformasi dari gerakan dakwah menjadi gerakan politik, tetapi pada perpaduan antara kalangan muda, terdidik, dan Islam. Segmen inilah tampaknya yang terus digarap oleh Partai Keadilan Sejahtera. 116 Perolehan suaraanggota yang banyak terakomodasikan aspirasinya, serta terbentuknya kader yang mempunyai kapasitas internal, kapasitas eksternal dan disiplin. Selain memiliki kader yang bervisi, berakhlak, dan berkepedulian yang kuat. Sebagai partai yang dimotori mantan aktivis kampus, partai ini berisi kader- kader dengan tingkat pendidikan yang memadai. Dengan keteladanan dan kepedulian yang kuat terhadap permasalahan sosial, menjadikan partai ini berhasil memikat hati rakyat. 117 Partai Keadilan Sejahtera terlihat sangat cepat menangkap semangat zaman. Jika pada Pemilu 1999, ketika masih bernama Partai Keadilan, berslogankan “Bersih dan Peduli“. Ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa “Bersih dan Peduli” 116 Ali Said Damanik, Fenomena PKS: Transformasi 20 Tahun Gerakan Tarbiyah di Indonesia, h. xxx 117 Arsyad, “Dakwah PKS Melalui Kaderisasi,” Tesis S2 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007 , h. 112 bukan semata slogan, tapi kristalisasi bukti-bukti di lapangan sejak partai ini berdiri tahun 1998. “Bersih dan Peduli” dengan mudah didistribusikan kepada PKS karena memang nilai-nilai itu dapat dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Sampai kadar tertentu “Bersih dan Peduli” telah menjadi brand image sekaligus specific knowledge PKS. Brand image terkait dengan pencitraan diri, sementara specific knowledge terkait dengan penciptaan nilai value creation dan penyebaran mamfaat benefit delivery. 118 Penciptaan nilai dan penyebaran mamfaat merupakan orisinalitas jati diri, sementara citra merupakan buah atau cermin dari orisinalitas. Citra tidak dapat diciptakan dengan kemasan pemasaran semata, secanggih apapun. Kemasan dan pemasaran tanpa orisinalitas ditambah kemasan dan pemasaran yang baik. adalah penting untuk merevitalisasi dan mengokohkan citra “Bersih dan Peduli” dan tetap menjadi positioning partai. Bersih cermin kesalehan personal moral. sementara peduli cermin kesalehan sosial. PKS dalam hal untuk dapat memimpin bangsa dibutuhkan juga kesalehan profesional. Maka, slogan PKS menjelang Pemilu 2009 adalah “Bersih, Peduli, dan Profesional”,. pemaknaan profesional adalah dimilikinya kompetensi inti, kecakapan manajerial, kemampuan berfikir strategis, dan sikap terbuka open minded. 119 Partai Keadilan Sejahtera tidak lagi menjual simbol tapi langsung pada kebutuhan riil masyarakat ditengah deraan korupsi yang deras dan masih dililit 118 Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Memperjuangkan Masyarakat Madani, h. 56 119 Ibid., h. 56-57 krisis ekonomi, sehingga partai ini menjadi keteladanan. 120 Demikian mengenai isu-isu permasalahan yang diangkat kepublik dapat dilihat politic strategic yang diterapkan oleh Presiden terpilih Barack Hussein Obama Jenior 47 pada saat debat kandidat terakhir yang di gelar di Hofstra University di Hempstead, New York. Solution issue rational yang ditawarkan adalah lebih pada hal utama yang diinginkan masyarakat, yaitu bagaimana memperbaiki krisis ekonomi yang melanda Amerika dan berdampak pada negara-negara lain. Sehingga sampai kepada puncak kemenangannya dan menjadi Presiden kulit hitam pertama di New York pada Selasa 411 pukul 22.00 waktu Chicago Rabu pukul 11.00 WIB. 121 Partai Keadilan Sejahtera selalu menyumbangkan kultur baru dalam proses demokrasi dengan gaya kampanyenya dapat dilihat beberapa tahapan sebelum pemilu dilaksanakan misalnya pada tahun 1999 dan 2004. Citra positif PKS hampir tidak dapat tersaingi oleh partai politik lain. 122 Dalam hal kampanye PKS, mempunyai citra tersendiri, yaitu masif, tertib, dan aman. Untuk mencapai citra tersebut PKS membuat fatwa yang dituangkan dalam bentuk kebijakan partai. Kebijakan ini lebih dikenal sebagai etika kampanye, yaitu: 1. Ikhlas dan membebaskan diri dari motivasi rendah 120 Arsyad, “Dakwah PKS Melalui Kaderisasi,” h. 112 121 Peluang Terakhir Mccain dan Obama Isu Ekonomi di Debat Ketiga”, Kompas, 16 Oktober 2008, h. 9 122 Aay Muhamad Furkon, PKS Ideologi dan Praksis Politik Kaum Muda Muslim Indonesia Kontemporer, Jakarta: Teraju, 2004, Cet. Pertama, h. 160 2. Menampilkan partai yang menyampaikan program-programnya dengan cara yang sebaik-baiknya ihsan 3. Tidak memaksa 4. Tidak jatuh pada dustabohong 5. Tidak mengucapkan janji secara berlebihan 6. Tidak jatuh pada ghibah, caci maki dan cemooh 7. Tetap menjaga ukhuwwah Islamiyah 8. Tidak memuji-muji diri sendiri 9. Memberi kemaslahatan bagi bangsa 10. Dilakukan secara tertib dan tidak mengganggu pihak lain. 11. Selain akan ingat kewajiban utama, dan 12. Memberi keteladanan yang baik uswah hasanah Massif, Partai Keadilan Sejahtera yang didukung mayoritas masyarakat terdidik khususnya di Jakarta yang menarik untuk dicermati adalah peserta kampanye ini bukan floating mass, atau massa yang hanya ikut-ikutan penggembira karena diberi iming-iming, tapi massa yang kongkret. 123 Misalnya, pesta demokrasi di AS yang tak jauh beda dengan demokratisasi di Indonesia. Para pemilih harus diajak berperan aktif dalam mendukung dana, memberikan masukan, bahkan ikut membantu calon favoritnya menyelesaikan persoalan yang ada. Pemilih atau para pendukung harus ikut bertanggung jawab agar calonnya lolos. Semuanya harus berlangsung terbuka dan dengan besar hati dan lapang dada. 123 Ibid., h.161 Namun, inti dari peran aktif pemilih atau pendukung ini akan kian hidup apabila muncul sosok calon integritas, punya catatan perjalanan yang bersih dalam semua aspek. sosok demikian biasanya sudah muncul lama, catatan perjalanannya dikenal orang sehingga dijagokan. 124 Tertib, sebagai masyarakat terpelajar para pendukung Partai Keadilan Sejahtera dalam aksi kampanyenya sangat terlihat dengan jelas yaitu sangat tertib. Kumpulan massa PKS dalam sebuah kampanye selalu terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian perempuan dan laki-laki. Terkadang barisan depan kalangan pria dan bagian belakang kaum perempuan atau sebelah kiri kalangan laki-laki dan sebelah kanan kalangan perempuan diantara keduanya jarang terjadi percampuran ikhtilath. Kendaraan yang dipakaipun sangat tertib, misalnya kendaraan umum yang dipakai tak sampai memenuhi kapasitas angkutan umum tersebut apalagi sampai naik diatas bis tersebut. Demikian juga dengan kendaraan bermotor, tidak menimbulkan suara bising yang memekakkan telinga, karena kenalpot dicopot. 125 Aman, kondisi aman yang tercipta saat kampanye para pendukung PKS merupakan konsekuensi dari ketertiban yang dikelola. Sepanjang kampanye PKS tidak ada jatuh korban kecelakaan dalam berkendaraan atau akibat bentrokan dengan pihak lain. Jaminan amannya kampanye PKS dapat dilihat dari peserta yang dihadiri anak-anak, bahkan balita dan kampanye. 126 124 “Cermin Terlibat Aktif”, Kompas. 1 November 2008. h. 33 125 Furkon, PKS Ideologi dan Praksis Politik Kaum Muda Muslim Indonesia Kontemporer,h. 161 Demokrasi di Indonesia jelas masih perlu beberapa tahapan untuk bisa sampai pada tahapan sebagaimana demokrasi di AS. Pendukung atau pemilih terlibat aktif, tak ada benturan kekerasan. Yang kalah mengakui yang menang. Demokrasi hidup bila kelompok yang satu mengakui dirinya tidak sepenuhnya benar dan kelompok yang berseberangan tidak sepenuhnya keliru. Ada saling memahami. 127 Penulis menghubungkan beberapa citra tersendiri kampanye PKS dengan demokratisasi di AS agar pemilih benar-benar mampu mengetahui strategi politik yang digunakan oleh para politisi adalah strategi politk yang baik. Bagi beberapa Parpol terutama dari hal yang kecil yaitu strategi kampanye yang dapat dinilai oleh masyarakat. Umunya semua partai politik, khususnya Partai Politik yang berasaskan Islam yaitu Partai Keadilan Sejahtera. Apakah semua yang dilakukan itu sesuai dengan nilai-nilai Islam yang rahmatanlilalamin. Selain itu, strategi lain dalam membesarkan partai adalah dengan memperbanyak jumlah kader inti dan merangkul tokoh dari ormas-ormas Islam kecil namun memiliki basis kuat di masyarakat. Pada pemilu 1999 memiliki 33 ribu kader, pada 2004 naik menjadi 500 ribu kader, dan pada 2009 ditargetkan memiliki 2,5 juta kader. Melalui strategi ini, PKS menargetkan akan meraih 20 suara pada Pemilu 2009. Kesuksesan PKS dalam mengembangkan kader ini bisa menjadi bayangan yang membahayakan jika tidak didukung oleh ketahanan partai: doktrin, peraturan, struktur organisasi, kepemimpinan, dan tradisi yang kuat. Masyumi tak cukup mampu mempertahankan keutuhan kader yang berasal dari 126 Ibid., h. 162 127 “Cermin Terlibat Aktif”, Kompas. 1 November 2008. h. 33 pluralitas tokoh ormas. Sedangkan Golkar menjadi sangat pragmatis akibat puralisme kader yang luar biasa. Karena itu ada baiknya, PKS mulai mengkaji sampai berapa banyak jumlah kader yang masih mungkin ditopang partai. 128 Dalam literatur yang disusun oleh Majelis Pertimbangan Pusat MPP PKS: 2008, Politik didefinisikan sebagai “aktivitas yang mendekat manusia kepada kemashlahatan dan menjauhkan dari kerusakan serta mengantarkan kepada keadilan”. Ia merupakan bagian tak terpisahkan dari Islam sebagai sistem hidup paripurna. Islam sebagai manhaj al-hayah memiliki pemikiran, ide, gagasan, dan pandangan yang jelas dan rasional tentang Tuhan, manusia, alam, konsepsi dan solusi terhadap semua masalah kehidupan. Islam juga memiliki metode yang rinci untuk mengaktualisasikan ide, konsepsi, dan berbagai solusi yang ditawarkannya, termasuk metode penyebaran dan sosialisasinya keseluruh dunia serta mempertahankan dan memperjuangkannya. Corak dan perjalanan politik suatu bangsa umumnya ditentukan oleh watak ideologi yang dianutnya. 129 Watak ideologi PKS melahirkan sejumlah nilai-nilai moral dan etika yang memastikan perjalanan politik tidak keluar dari koridor ideologinya. Dengan demikian, dalam jagat politik, moralitas dapat dikategorikan sebagai atribut ontologis 130 yang menegaskan hakikat ideologi politik suatu bangsa dan umat. 128 Arsyad, “Dakwah PKS Melalui Kaderisasi,” h. 113 129 Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Memperjuangkan Masyarakat Madani, h. 484 130 Lihat, J.S Badudu, Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonedia, Jakarta: Kompas, 2007 h. 251. Ontologis adalah Cabang ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat hidup atau kehidupan. Logikannya politik harus sarat dengan dimensi moral-etis yang berakar pada ajaran, konsep-konsep, dan ideologinya. Maka politik yang tercerabut dari akar moral ideologi sama dengan mendegradasi politik itu sendiri, sebab hakikat politik sesungguhnya mengandung keutamaan-keutamaan moral seperti kejujuran, kebijaksanaan, keadilan dan kebenaran, pelayanan, mementingkan orang banyak dari pada diri sendiri dan kelompok, pengabdian, dan sebagainya. Setiap tindakan politik harus menampilkan dimensi-dimensi etis politik. 131 Menurut penulis inilah hakikat idelogi PKS yang menjadi tujuan utama dan merupakan strategi politik sehingga dalam pengkaderannya mudah dikembangkan dan diterima masyarakat luas. 131 Majelis Pertimbangan Pusat PKS, Memperjuangkan Masyarakat Madani, h. 484

BAB IV EKSISTENSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA PASCA LAHIRNYA