Perbandingan Persyaratan Parpol Sebagai Badan Hukum Menurut

• Pasal 20 “Kepengurusan partai politik tingkat provinsi dan kabupatenkota disusun dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang- kurangnya 30 yang diatur dalam ADART partai politik masing-masing”. • Pasal 2 ayat 3 poin b Untuk menjadikan badan hukum: Memiliki kepengurusan paling sedikit 50 dari jumlah provinsi, 50 dari jumlah kabupatenkota pada setiap provinsi yang bersangkutan, dan 25 dari jumlah kecamatan pada setiap kabupatenkota pada daerah yang bersangkutan. • Pasal 3 ayat 2 poin d. “Untuk menjadikan badan hukum: Memiliki kepengurusan paling sedikit 60 dari jumlah provinsi, 50 dari jumlah kabupatenkota pada setiap provinsi yang bersangkutan, dan 25 dari jumlah kecamatan pada setiap kabupatenkota pada daerah yang bersangkutan”. • Pasal 3 ayat 2 “Pengesahan partai politik sebagai badan hukum dilakukan menteri kehakiman selambat- lambatnya 30 hari setelah penerimaan pendaftaran”. • Pasal 4 ayat 2 “Penelitian danatau verifikasi oleh departemen dilakukan paling lama 45 hari sejak diterimanya dokumen persyaratan secara lengkap”. • Pasal 4 ayat 3 “Pengesahan partai politik menjadi badan hukum dilakukan dengan keputusan menteri paling lama 15 hari sejak berakhirnya proses penelitian danatau verifikasi” Sumber: UU Parpol 2008 UU No. 2 tahun 2008 dan Keterwakilan Perempuan.

2. Perbandingan Persyaratan Parpol Sebagai Badan Hukum Menurut

Undang-Undang No. 31 Tahun 2002 dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 Dalam undang-undang partai politik yang telah disepakati DPR dan pemerintah pada awal Desember lalu dinyatakan, penelitian danatau verifikasi partai politik dilakukan secara administrasi dan periodik oleh departemen yang membidangi hukum dan hak asasi manusia bekerja sama dengan instansi terkait. Penelitian danatau verifikasi dilakukan paling lama 45 hari sejak diterimanya dokumen persyaratan secara lengkap. Pengesahan partai politik menjadi badan hukum dilakukan Menteri 141 paling lama 15 hari sejak berakhirnya proses penelitian danatau verifikasi. Verifikasi pemilu sekarang dilakukan oleh Departemen Hukum dan HAM secara administratif saja. Sementara pada pemilu 2004 lalu, verifikasi yang dilakukan adalah penelitian administratif dan subtantive terhadap akta pendirian dan syarat pendirian partai politik. Pemeriksaan faktual atas kepengurusan dan kantor langsung dilakukan dengan pengecekan ke daerah. Mengacu pada ketentuan UU No. 31 Tahun 2002 Pasal 2 dan 3 dan lain-lain yang berkenaan dengan verifikasi, yang disahkan sebagai Undang-Undang pada 27 Desember 2002. Departemen Kehakiman antara lain bertugas mengecek kepengurusan partai politik sebagaimana yang tercantum dalam akta pendirian partai politik dan pengurusan. 142 Jadi syarat badan hukum dalam jumlah kepengurusan pada Undang- Undang No 2 Tahun 2008 ini lebih di perketat, yakni sedikitnya memiliki 60 141 Lihat Pasal 1 ayat 6 UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik. 142 Anugrah, UU No. 2 Tahun 2008 dan Keterwakilan Perempuan, h. 6-9 dari jumlah propinsi. Pada Undang-Undang No. 31 Tahun 2002, hanya disyaratkan sedikitnya memiliki 50 dari jumlah propinsi. 143 Menurut penulis lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 Semakin Memberikan kesulitan bagi para elit masyarakat yang ingin membentuk partai politik baru. Konsekuensi logisnya adalah bahwa UU Partai Politik yang baru semakin mencegah membludaknya partai politik. dilihat dari segi manfaatnya, UU baru diharapkan mampu mencegah terjadinya fragmentasi dikalangan umat Islam, karena meminimalisir pembentukan partai politik Islam baru bagi penduduk mayoritas Islam di Indonesia. Artinya partai politik Islam yang banyak akan menciptakan fragmentasi dikalangan Islam. Sebagaimana dikutip dalam bukunya A.M. Fatwa dengan judul “Satu Islam Multipartai” 144

B. Prospek Partai Keadilan Sejahtera Pasca lahirnya Undang-Undang Nomor 2