BAB II TEORI TENTANG PARTAI POLITIK
A. Definisi Partai Politik
Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-
cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik yang biasanya dengan cara konstitusional untuk
melaksanakan programnya.
21
Untuk mengetahui apa dan bagaimana partai politik beroperasi, ada baiknya kita melihat kembali literatur yang terkait dengan partai politik. Max Weber dapat
dikategorikan sebagai pendiri pemikiran politik modern Brechon, 1999. Dalam bukunya yang berjudul Economie et Societe 1959 Max Weber menekankan aspek
profesionalisme dalam dunia politik modern. Partai politik kemudian didefinisikan sebagai organisasi publik yang bertujuan untuk membawa pemimpinnya berkuasa
dan memungkinkan para pendukungnya politisi untuk mendapatkan keuntungan dari dukungan tersebut. Partai politik menurut Max Weber sangat berkembang
pesat di abad ke 19 karena didukung oleh legitimasi legal-rasional.
22
21
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik Edisi Revisi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008, Cet. Pertama, h. 403-404.
22
Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideology Politik di Era Demokrasi, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008, Cet. Pertama, h. 66
Banyak sekali definisi mengenai partai politik yang dibuat oleh para sarjana. Para ahli ilmu politik diantaranya Carl J. Friedrich menuliskannya sebagai
berikut: “A political, party is a group of human beings, stably organized with the
objective of securing or maintaining for its leaders the control of a government, with the further objective of giving to members of the party,
throught such control ideal and material benefits and advantages”. Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan
tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan
kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta materiil.
23
Sigmund Neumann dalam bukunya, “Modern Political Parties”, mengemukakan definisi partai politik hampir sama dengan carl. J. Fredrich yang
menekankan adanya kompetisi kekuasaan, ia menyatakan: “A political party is the articulate organization of society’s active political
agents: those who are concerned with the control of governmental polity power, and who compete for popular support with other group or groups
holding divergent views”. Partai politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintahan serta
merebut dukungan rakyat melalui persaingan dengan suatu golongan atau golongan-golongan lainnya yang mempunyai pandangan yang berbeda.
24
Menurut Neumann, partai politik merupakan perantara yang besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial dengan lembaga-lembaga
pemerintahan yang resmi. Ahli lain yang juga turut merintis studi tentang kepartaian dan membuat
definisinya adalah Giovanni Sartori, yang karyanya juga menjadi klasik serta acuan
23
Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 404.
24
Ibid.
penting. Menurut Sartori: “A party is any political group that present at elections, and is capable of placing through elections candidates for public office” Partai
politik adalah suatu kelompok politik yang mengikuti pemilihan umum dan melalui pemilihan umum itu, mampu menempatkan calon-calonnya untuk menduduki
jabatan-jabatan publik.
25
Menurut UU No. 31 Tahun 2002 sebagai penyempurnaan atas UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik, yang disebut sebagai Partai Politik adalah
organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak cita-cita untuk
memperjuangkan kepentingan anggota masyarakat, masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan. Seperti dikatakan oleh Appadorai:
“A political party is a more or less organized group of citizens who act together as a political unit, have distinctive aims and opinions on the leading
political questions of controversy in the state, and who, by acting together as political unit, seek to obtain control of the government. It is based on two
fundamentals of human nature: men differ in their opinions, and are gregarious; they try to achieve by combination what they cannot achieve
individually.” Partai politik adalah sedikitnya satu atau lebih kelompok yang mengorganisasi warga negara bertindak bersama-sama sebagai satu kesatuan
politik, memiliki tujuan sendiri-sendiri dan pertentangan pendapat dalam negara melalui tindakan secara bersama sebagai kesatuan politik untuk
memperoleh kekuasaan pemerintahan. Berdasar pada dua dasar alamiah manusia: manusia berbeda dalam pendapat mereka dan mencoba untuk
mencapai tujuan bersama dengan bergabung apa-apa yang mereka tidak bisa wujudkan secara individu.
26
Setelah penulis memaparkan beberapa definisi mengenai partai politik yang dibuat oleh para sarjana dan beberapa contoh definisi yang dibuat oleh para ahli
25
Ibid., h. 404-405
26
Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2007 , h. 709.
ilmu klasik dan kontemporer. Akhirnya dapat di simpulkan bahwa hampir keseluruhan mengartikan partai politik sebagai organisasi yang bersifat nasional
dan kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai- nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh
kekuasaan politik dengan melalui aturan-aturan yang telah ditentukan konstitusional guna melaksanakan programnya. Kemudian dalam konteks
Indonesia, UU Republik Indonesia tentang partai politik telah diperbaharui sesuai dengan tuntutan dan dinamika perkembangan masyarakat yaitu kedalam UU No. 2
Tahun 2008 sebagaimana dalam bab I tentang ketentuan umum Pasal 1 menyatakan: “Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk
oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”
27
B. Sejarah Ideologi Partai Politik dan Perkembangan Ideologi Agama dalam