vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 57
B. Saran ...................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59
LAMPIRAN
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya manusia di ciptakan oleh Allah S.W.T untuk tujuan beribadah kepadaNya. Ibadah merupakan bentuk penghambaan manusia
sebagai mahluk kepada Allah Sang Pencipta. Karena ibadah merupakan fitrah naluri manusia, maka ibadah kepada Allah membebaskan manusia dari
pemujaan dan pemujaan yang salah dan sesat.
1
Allah S.W.T berfirman dalam Surat Adz Dzariyat51: 56 sebagai berikut :
Artinya: “Tidaklah kuciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi
kepada- Ku”
Ayat tersebut diatas mengandung makna bahwa manusia dan jin haruslah tunduk atau taat kepada sang penciptaNya. Dalam Islam ibadah
memiliki aspek yang sangat luas, segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa perbuatan maupun ucapan, secara lahir maupun batin,
semua merupakan ibadah. Maka dengan demikian, segenap tindakan yang dilakukan sepanjang siang dan malam tidak terlepas dari ibadah, seperti
senyum kepada orang lain termasuk kedalam ibadah. Secara garis besar dalam Islam ibadah dapat di bagi menjadi dua
bagian yaitu ibadah umum dan ibadah khusus. Ibadah umum adalah segala
1
http:www.soni69.tripod.comIslamIbadah.htm
2
perbuatan manusia, yang cara dan syaratnya tidak di tentukan secara detail, seperti tolong menolong, mencari nafkah dan sebagainya. Sedangkan ibadah
khusus adalah ibadah yang ditentukan cara dan syaratnya secara detail dan biasanya bersifat ritus
2
, ruang lingkup, batasan dan aturanya sesuai dengan syarak, seperti puasa, zakat, haji dan sebagainya.
3
Akan tetapi dalam ajaran Islam ibadah shalat memiliki kedudukan tertinggi diantara ibadah-ibadah lainnya, bahkan kedudukan terpenting dalam
Islam yang tak tertandingi oleh ibadah lain, karena ibadah shalat yang terdahulu sebagai konsekwensi iman, tidak ada syariat samawi lepas darinya.
4
Allah S.W.T berfirman dalam Surat Ibrahim14 : 40 sebagai berikut :
Artinya: “Wahai Tuhanku, jadikanlah aku dan anak-cucuku sebagai orang-
orang yang mendirikan shalat....” Ayat di atas mengandung makna bahwa ibadah shalat merupakan
ibadah utama selain ibadah-ibadah yang lainnya. Benarlah bahwa shalat adalah pokok dari Islam dan tianngnya, ia adalah penghubung antara seorang
hamba yang sadar akan kehambaanya, yang menasehati dirinya, dengan Tuhannya yang selalu memeliharanya dan memelihara alam semesta dengan
nikmat-nikmat dan keutamaanNya. Shalat adalah tanda cinta seorang hamba pada Rabbnya dan penghargaan atas nikmat-nikmatNya, juga merupakan
bentuk syukurnya atas karunia dan kebaikannya.
5
2
Ibid.
3
Yunasril Ali, Agar Shalat Menjadi Penolongmu,Penyejuk Hatimu, Jakarta: Zaman, 2009,Cet. Ke-1, h. 19.
4
Shalih bin Ghanim as- Sadlan, Fiqih Shalat Berjamaah, Jakarta: Pustaka as- Sunnah,2006, Cet. Ke-1, h. 30.
5
Ibid. h.33.
3
Shalat adalah perintah pertama dalam Islam sesudah pengucapan dua kalimat syahadat. Mengenai kewajibannya adalah umum bagi laki-laki dan
perempuan, budak sahaya dan merdeka, miskin dan kaya, orang yang mukmin menetap ataupun musafir dan yang sehat ataupun sakit. Kewajiban ini tidak
gugur bagi siapa saja yang sampai pada usia baligh, dalam keadaan bagaimanapun juga, tidak seperti puasa, zakat dan haji yang diwajibkan
dengan beberapa syarat dan sifat, dalam waktu tertentu dan dengan batas yang tertentu pula.
6
Shalat merupakan pijakan utama dalam mewujudkan sistem sosial Islam. Karena itu, Al-
Qur’an menekankan pentingnya shalat. Kemalasan dan keenganan melaksanakannya merupakan tanda melalaikannya dan merupakan
tanda hilangnya iman.
7
Agama diturunkan Allah adalah untuk menjadi pedoman, bimbingan dan petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupannya, agar hidup
tenteram, bahagia dan saling menyayangi antara satu sama lain.
8
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, tak seorang pun bisa mandiri dan lepas dari bantuan orang lain. Tidak ada orang yang sanggup
menunaikan semua tugas dan kewajibannya tanpa uluran tangan pihak lain.
9
Maka bimbingan agama diperlukan agar dalam pelaksanaan ibadah shalat dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tuntunan yang di
ajarkan agama. Dalam hal ini, pembimbing agama memiliki peranan yang
6
Abdulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi,Empat Sendi Agama Islam Jakarta: Rineka Cipta, 1992, Cet. Ke-1, h. 21.
7
Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah, Banten: Pustaka irVan, 2008, Cet. Ke-1. h. 17.
8
Zakiah Daradjat, Psikitrapi Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2002, Cet. Ke-1, h. 19.
9
Komarudin Hidayat, Psikilogi Ibadah, Jakrta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008, Cet. Ke-1, h. 18.
4
sangat penting sekali dalam mengarahkan, memberi jalan atau menuntun orang lain kearah yang telah di ajarkan oleh agama.
Kehidupan manusia mengenal fase-fase yang dilalui oleh setiap manusia, mulai dari fase kanak-kanak sampai fase sudah lanjut usia.
Rangkaian fase-fase itu meliputi secara berturut-turut fase kanak-kanak, fase anak, fase dewasa awal, fase setengah umur, dan fase berumur tualanjut usia.
Pada fase lanjut usia, terjadi berbagai penurunan kemampuan berpikir. Mereka juga lebih banyak mengingat masa lalu dan sering sekali melupakan
apa yang baru di perbuatnya. Kemampuan untuk memusatkan perhatian, berkonsentrasi dan berpikir logis menurun, bahkan sering kali terjadi loncatan
gagasan. Al- Qur’an menggambarkan periode ini sebagai periode di mana
manusia dipanjangkan umurnya pada umur yang paling lemah.
10
Dewasa ini penyandang masalah kesejahtraan sosial khususnya masalah lanjut usia terlantar semakin banyak, hal ini merupakan sebagai
dampak dari era globalisasi dan krisis yang melanda Republik Indonesia mengakibatkan meningkatnya Penyandang Masalah Kesejateraan Sosial
PMKS baik kualitas maupun kuantitasnnya. Dinas Sosial Provinsi Banten sebagai intansi pemerintah yang
memiliki tugas dan tanggung jawab meminimalisir permasalahan sosial yang ada di Provinsi Banten khususnya, melalui berbagai macam kebijakan, salah
satu diantaranya adalah mendirikan Balai Perlindungan Sosial. Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten adalah salah satu Unit
Pelaksana Teknis Dinas UPTD Dinas Sosial Provinsi Banten yang memiliki
10
Aliah. B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami: menyikap rentang kehidupan manusia dari prakelahiran hingga pascakematian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008, h. 141.
5
tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan dan perlindungan sosial kepada lanjut usia terlantar, balita terlantar, wanita korban tindak kekerasan
dan tuna grahita. Para lansia yang berada di Balai Perlindungan Sosial Dinas Sosial
Provinsi Banten sangat memerlukan bimbingan dalam memahami, melaksanakan atau memperaktekan ibadah shalat atau ibadah lainnya. Oleh
sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul
“PERANAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN IBADAH SHALAT PADA LANSIA DI
BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DINAS SOSIAL PROVINSI BANTEN.”
B. Pembatasan dan Perumusan Maslah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang lebih luas, maka penulis membatasi masalah hanya pada Peranan Pembimbing Agama Dalam
Meningkatkan Ibadah Shalat Pada Lansia Di Balai Perlindungan Sosial Dinas Sosial Provinsi Banten. Meliputi implementasi dan metode serta
faktor pendukung dan penghambat.
2. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah ini adalah : a.
Bagaimana Implementasi Pembimbing Agama dalam Meningkatkan Ibadah Shalat pada Lansia?
b. Metode apa yang di lakukan Pembimbing Agama dalam Meningkatkan
Ibadah Shalat pada Lansia?
6
c. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat
pembimbing agama dalam Meningkatkan Ibadah Shalat pada Lansia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : a.
Untuk mengetahui dan menganalisis implementasi yang dilakukan pembimbing agama dalam meningkatkan ibadah shalat?
b. Untuk mengetahui dan menganalisis metode apa yang dipakaai
pembimbing agama dalam meningkatkan ibadah shalat? c.
Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat pembimbing agama dalam meningkatkan ibadah shalat?
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
Secara akademis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan mengenai kondisi para lansia
serta bagaimana cara dan metode menangani lansia dalam hal urusan ibadah pada umumnya dan ibadah shalat khususnya.
b. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis penelitian ini untuk menjadi bahan acuan dan bahan pertimbangan bagi pribadi penulis khususnya, serta pada
umumnya bagi pihak-pihak yang konsen dalam menangani masalah mengenai penanganan lansia. Dimana perlu kita ketahui bahwa
penaganan lansia perlu perhatian yang lebih.
7
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam peneltian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfatkan berbagai metode ilmiah.
11
2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Sosial Provinsi Banten yang beralamat di Jln. Ki Ajurum No. 3 Cipocok Jaya, Serang 42121 Telp.
0254 216866 Fax. 0254 219784. Adapun waktu pelaksanaan penelitian yaitu pada bulan April 2011 sampai dengan bulan Mei 2011.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun pada penelitian ini yang menjadi subjek yaitu para pembimbing agama yang berada di Balai Perlindungan Sosial Dinas Sosial
Provinsi Banten yang memiliki peranan penting dalam rangka meningkatkan ibadah shalat. Sedangkan objek penelitiannya secara formal
adalah lansia yang berada di balai perlindungan sosial Dinas Sosial Provinsi Banten sedangkan secara materialnya adalah bimbingan agama,
melalui implementasi, metode, serta faktor pendukung dan penghambat apa oleh pembimbing agama untuk meningkatkan ibadah shalat.
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 2004,Cet. Ke-1. h. 6.
8
4. Sumber Data
a. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak-pihak terkait yang berhubungan dengan penelitian ini, dengan berupa wawancara
ataupun hal yang lainya. b.
Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung, data ini berupa
dokumen-dokumen, buku-buku, diktat serta sumber-sumber lain.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh dan menghimpun data yang objektif, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian sebagai
berikut : a.
Observasi Merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer
dengan cara mengamati langsung obyek datanya.
12
Dalam hal ini penulis melakukan tinjauan langsung ke tempat penelitian, dan hal-hal
yang telah di tinjau atau di lihat oleh penulis kemudian dicatatat, sebagai bahan penelitian.
b. Wawancara
Adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden.
13
Dimana penulis melakukan wawancara dengan para pihak yang terkait dalam penelitian ini.
12
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, CV. Andi Offset, 2008, Cet. Ke-1, h .89.
13
Ibid., h .111.
9
c. Dokumentasi
Yaitu Mengumpulkan dan menelaah dokumentasi dan arsif yang di miliki Balai Perlindungan Sosial Dinas Sosial Provinsi Banten.
6. Teknik Analisa Data
Dalam melakukan analisa data, penulis mengumpulkan catatan lapangan baik berupa observasi, wawancara, ataupun dokumentasi yang di
peroleh dari hasil lapangan, yang kemudian menyimpulkannya, serta menganalisis persoalan yang telah ditetapkan. Kemudian di kelompokan
sesuai dengan persoalan lalu menganalisisnya secara sistematis.
7. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan skripsi ini penulis berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Desertasi yang
diterbitkan oleh CeQDA Center for Quality Devlopment and Assurance Universitas Islam Negri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
E. Tinajuan Pustaka
Penelitian ini melakukan tinjauan pustaka dengan tujuan bahwa penulisan skripsi ini bukan merupakan hasil dari skripsi sebelumya. Berikut
ini judul-judul skripsi yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka : 1.
Khayrul MuttaQori Baini, dengan judul “Peran Pembimbing Dalam Memberikan Motivasi Hidup Pada Lansia di Pusaka Cengkareng Jakarta
Barat”. Yang berisi lebih mengenai bagimana menekankan motivasi hidup pada lansia.
10
2. Mumun Mulyanah, dengan judul skripsi “ Upaya Pembimbing Agama
Dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibadah Shalat Siswa di SDN Kunciran 4 Pinang Kota Tangerang”. Pada skripsi yang di tulis saudari Mumun
Mulyanah lebih di tekankan aspek siswa mengenai pengetahuan ibadah shalat.
3. Sofhal Jamil, dengan judul skripsi Peranan Pembimbing Agama Dalam
Mewujudkan Kemandirian Bagi Anak-anak Yatim di Pondok Pesanteren Yatim Al-
akhyar Kelurahan Beji Kota Depok”. Skripsi yang ditulis Shofal Jamil ini berisi tentang bagaimana pembimbing agama dapat mewujudkan
anak-anak yatim agar bisa mandiri. Berbeda dengan dengan penelitian dengan yang sebelumnya di atas,
pada penelitian ini penulis membahas mengenai peranan pembimbing agama agar dapat meningkatkan ibadah shalat para lansia melalui implementasi,
metode atau cara serta faktor pendukung dan faktor penghambatnya.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini di butuhkan sistematika penulisan, agar terarah dan mempermudah maka penulis menggunakan sistematika sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, metedologi penelitian dan sistematika penulisan.
11
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori berisikan tentang pengertian-pengertian yang di bahas dalam skripsi ini diantaranya, pengertian perana, benntuk
dan macam-macam peranan, tujuan dan manfaat peranan, langkah-langkah peranan, pengertian pembimbing agama,
syarat pembimbing agama, tugas pembimbing agama, bentuk dan tujuan pembimbing agama, pengertian ibadah shalat,
syarat ibadah shalat, dasar hukum ibadah shalat, pengertian lansia, karakteristik dan tipe lansia.
BAB III GAMBARAN UMUM BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL
DINAS SOSIAL PROVINSI BANTEN
Gambaran umum ini berisikan tentang sejarah berdirinya, visi, misi, maksud dan tujuan, tugas dan fungsi, sasaran garapan,
penerimaan dan pelayanan dan sarana dan prasarana.
BAB IV ANALISIS PERANAN PEMBIMBING AGAMA DALAM
MENINGKATKAN IBADAH SHALAT PADA LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DINAS SOSIAL
PROVINSI BANTEN
Berisikan tentang implementasi pembimbing agama dalam meningkatkan ibadah shalat pada lansia, metode pembimbing
agama dalam meningkatkan ibadah shalat pada lansia, faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan ibadah
shalat pada lansia.
12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran ini berisikan tentang hasil kesimpulan dari penelitian dan saran bagi yang berkaitan dengan penulisan
skripsi ini.
13
BAB II LANDASAN TEORI