Dasar Hukum Ibadah Shalat

31 c. Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu yang memberikan pengertian. d. Terbuka auratnya. e. Mengubah niat. f. Makan atau minum meskipun sedikit. g. Bergerak berturut-turut tiga kali seperti melangkah atau berjalan sekali yang bersangatan. h. Membelakangi kiblat. i. Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti rukuk dan sujud. j. Tertawa terbahak-bahak. k. Mendahului imamnya dua rukun. l. Murtad, artinya keluar dari Islam. 46

3. Dasar Hukum Ibadah Shalat

Ibadah shalat merupakan fardhu „ain atau kewajiban bagi setiap orang yang telah baligh dan beragama Islam serta berakal sehat. Hal tersebut di ungkapkan oleh Salman Harun bahwa : “Sembahyang diwajibkan atas tiap-tiap orang yang dewasa dan berakal sehat, ialah lima waktu sehari semalam.” 47 Jadi jelaslah bahwa shalat merupakan kewajiban bagi umat Islam, dan yang di maksud dengan wajib sebagaimana dikemukakan oleh Hasbi Ash Shiddieqy bahwa : “Wajib ialah yang dituntut oleh syara’ kita mengerjakannya dengan tuntutan yang keras dan dicela men inggalkannya.” 48 46 M. Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, 47 Sujarwo, Ibadah Shalat, Hikmah dan Fungsinya Bagi Umat Islam, artikel diakses tanggal 29 Maret 2011 dari http:www.sujarwohart.wordpres.com. 48 Sujarwo, Ibadah Shalat, Hikmah dan Fungsinya Bagi Umat Islam, artikel diakses tanggal 29 Maret 2011 dari http:www.sujarwohart.wordpres.com. 32 Jadi dengan istilah lain bahwa wajib adalah adanya keharusan untuk melaksanakannya dan berdosa jika ditinggalkan. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Baqarah2:43 yang berbunyi         Artinya: “Dan dirikanlah shalat, dan keluarkanlah zakat, dan tunduklahrukuk bersama-sama orang- orang yang pada rukuk.” Dan dalam Surat Al Ankabut29:45 yang berbunyi :                          Artinya: “Bacalah Al-Qur‟an yang telah diwahyukan kepadamu dan dirikanlah sembahyang tetaplah mendirikan sembahyang. Sesungguhnya sembahyang itu mencegah kamu dari pekerti-pekerti buruk dan perbuatan yang munkar. Dan menyebut Allah shalat, sungguh lebih besar dari segala sesuatu. Dan Allah mengetahi apa yang kamu kerjakan”. Selanjutnya dalil dari Hadist yang bersumber dari Abdilah bin Umar sebagai berikut : “Islam itu dibina atas lima perkara : bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, menegakan sembahyang, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji, dan berpuasa bulan Ramadhan”. HR. Muslim. 49

D. Lansia