Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya manusia di ciptakan oleh Allah S.W.T untuk tujuan beribadah kepadaNya. Ibadah merupakan bentuk penghambaan manusia sebagai mahluk kepada Allah Sang Pencipta. Karena ibadah merupakan fitrah naluri manusia, maka ibadah kepada Allah membebaskan manusia dari pemujaan dan pemujaan yang salah dan sesat. 1 Allah S.W.T berfirman dalam Surat Adz Dzariyat51: 56 sebagai berikut :        Artinya: “Tidaklah kuciptakan jin dan manusia melainkan untuk mengabdi kepada- Ku” Ayat tersebut diatas mengandung makna bahwa manusia dan jin haruslah tunduk atau taat kepada sang penciptaNya. Dalam Islam ibadah memiliki aspek yang sangat luas, segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa perbuatan maupun ucapan, secara lahir maupun batin, semua merupakan ibadah. Maka dengan demikian, segenap tindakan yang dilakukan sepanjang siang dan malam tidak terlepas dari ibadah, seperti senyum kepada orang lain termasuk kedalam ibadah. Secara garis besar dalam Islam ibadah dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu ibadah umum dan ibadah khusus. Ibadah umum adalah segala 1 http:www.soni69.tripod.comIslamIbadah.htm 2 perbuatan manusia, yang cara dan syaratnya tidak di tentukan secara detail, seperti tolong menolong, mencari nafkah dan sebagainya. Sedangkan ibadah khusus adalah ibadah yang ditentukan cara dan syaratnya secara detail dan biasanya bersifat ritus 2 , ruang lingkup, batasan dan aturanya sesuai dengan syarak, seperti puasa, zakat, haji dan sebagainya. 3 Akan tetapi dalam ajaran Islam ibadah shalat memiliki kedudukan tertinggi diantara ibadah-ibadah lainnya, bahkan kedudukan terpenting dalam Islam yang tak tertandingi oleh ibadah lain, karena ibadah shalat yang terdahulu sebagai konsekwensi iman, tidak ada syariat samawi lepas darinya. 4 Allah S.W.T berfirman dalam Surat Ibrahim14 : 40 sebagai berikut :            Artinya: “Wahai Tuhanku, jadikanlah aku dan anak-cucuku sebagai orang- orang yang mendirikan shalat....” Ayat di atas mengandung makna bahwa ibadah shalat merupakan ibadah utama selain ibadah-ibadah yang lainnya. Benarlah bahwa shalat adalah pokok dari Islam dan tianngnya, ia adalah penghubung antara seorang hamba yang sadar akan kehambaanya, yang menasehati dirinya, dengan Tuhannya yang selalu memeliharanya dan memelihara alam semesta dengan nikmat-nikmat dan keutamaanNya. Shalat adalah tanda cinta seorang hamba pada Rabbnya dan penghargaan atas nikmat-nikmatNya, juga merupakan bentuk syukurnya atas karunia dan kebaikannya. 5 2 Ibid. 3 Yunasril Ali, Agar Shalat Menjadi Penolongmu,Penyejuk Hatimu, Jakarta: Zaman, 2009,Cet. Ke-1, h. 19. 4 Shalih bin Ghanim as- Sadlan, Fiqih Shalat Berjamaah, Jakarta: Pustaka as- Sunnah,2006, Cet. Ke-1, h. 30. 5 Ibid. h.33. 3 Shalat adalah perintah pertama dalam Islam sesudah pengucapan dua kalimat syahadat. Mengenai kewajibannya adalah umum bagi laki-laki dan perempuan, budak sahaya dan merdeka, miskin dan kaya, orang yang mukmin menetap ataupun musafir dan yang sehat ataupun sakit. Kewajiban ini tidak gugur bagi siapa saja yang sampai pada usia baligh, dalam keadaan bagaimanapun juga, tidak seperti puasa, zakat dan haji yang diwajibkan dengan beberapa syarat dan sifat, dalam waktu tertentu dan dengan batas yang tertentu pula. 6 Shalat merupakan pijakan utama dalam mewujudkan sistem sosial Islam. Karena itu, Al- Qur’an menekankan pentingnya shalat. Kemalasan dan keenganan melaksanakannya merupakan tanda melalaikannya dan merupakan tanda hilangnya iman. 7 Agama diturunkan Allah adalah untuk menjadi pedoman, bimbingan dan petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupannya, agar hidup tenteram, bahagia dan saling menyayangi antara satu sama lain. 8 Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, tak seorang pun bisa mandiri dan lepas dari bantuan orang lain. Tidak ada orang yang sanggup menunaikan semua tugas dan kewajibannya tanpa uluran tangan pihak lain. 9 Maka bimbingan agama diperlukan agar dalam pelaksanaan ibadah shalat dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tuntunan yang di ajarkan agama. Dalam hal ini, pembimbing agama memiliki peranan yang 6 Abdulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi,Empat Sendi Agama Islam Jakarta: Rineka Cipta, 1992, Cet. Ke-1, h. 21. 7 Sudirman Tebba, Nikmatnya Shalat Jamaah, Banten: Pustaka irVan, 2008, Cet. Ke-1. h. 17. 8 Zakiah Daradjat, Psikitrapi Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 2002, Cet. Ke-1, h. 19. 9 Komarudin Hidayat, Psikilogi Ibadah, Jakrta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008, Cet. Ke-1, h. 18. 4 sangat penting sekali dalam mengarahkan, memberi jalan atau menuntun orang lain kearah yang telah di ajarkan oleh agama. Kehidupan manusia mengenal fase-fase yang dilalui oleh setiap manusia, mulai dari fase kanak-kanak sampai fase sudah lanjut usia. Rangkaian fase-fase itu meliputi secara berturut-turut fase kanak-kanak, fase anak, fase dewasa awal, fase setengah umur, dan fase berumur tualanjut usia. Pada fase lanjut usia, terjadi berbagai penurunan kemampuan berpikir. Mereka juga lebih banyak mengingat masa lalu dan sering sekali melupakan apa yang baru di perbuatnya. Kemampuan untuk memusatkan perhatian, berkonsentrasi dan berpikir logis menurun, bahkan sering kali terjadi loncatan gagasan. Al- Qur’an menggambarkan periode ini sebagai periode di mana manusia dipanjangkan umurnya pada umur yang paling lemah. 10 Dewasa ini penyandang masalah kesejahtraan sosial khususnya masalah lanjut usia terlantar semakin banyak, hal ini merupakan sebagai dampak dari era globalisasi dan krisis yang melanda Republik Indonesia mengakibatkan meningkatnya Penyandang Masalah Kesejateraan Sosial PMKS baik kualitas maupun kuantitasnnya. Dinas Sosial Provinsi Banten sebagai intansi pemerintah yang memiliki tugas dan tanggung jawab meminimalisir permasalahan sosial yang ada di Provinsi Banten khususnya, melalui berbagai macam kebijakan, salah satu diantaranya adalah mendirikan Balai Perlindungan Sosial. Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD Dinas Sosial Provinsi Banten yang memiliki 10 Aliah. B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami: menyikap rentang kehidupan manusia dari prakelahiran hingga pascakematian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 141. 5 tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan dan perlindungan sosial kepada lanjut usia terlantar, balita terlantar, wanita korban tindak kekerasan dan tuna grahita. Para lansia yang berada di Balai Perlindungan Sosial Dinas Sosial Provinsi Banten sangat memerlukan bimbingan dalam memahami, melaksanakan atau memperaktekan ibadah shalat atau ibadah lainnya. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “PERANAN PEMBIMBING AGAMA DALAM MENINGKATKAN IBADAH SHALAT PADA LANSIA DI BALAI PERLINDUNGAN SOSIAL DINAS SOSIAL PROVINSI BANTEN.”

B. Pembatasan dan Perumusan Maslah