Hubungan antara umur dengan kecelakaan kerja

terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kasus kecelakaan kerja yang menimpa pekerja sebanyak 24 kasus 20 , sedangkan kontrol yang tidak mengalami kecelakaan kerja sebanyak 96 pekerja 80. Sebanyak 36 pekerja 30 yang berumur 29 tahun, sedangkan yang berumur 29 tahun sebanyak 84 pekerja 70 . Pekerja yang memiliki masa kerja 10 tahun sebanyak 61 pekerja 50,8 dan pekerja yang memiliki masa kerja 10 tahun sebanyak 59 pekerja 49,2. Untuk shift pekerja yang bekerja pada Shift 3 sebanyak 36 pekerja 30 dan yang bekerja pada shif 1 dan 2 sebanyak 84 70. Pekerja yang terpapar kebisingan 85dB sebanyak 65 pekerja 54,2 dan yang terpapar kebisingan 85 dB sebanyak 55 pekerja 45,8.

6.3. Hubungan antara umur dengan kecelakaan kerja

Umur mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap kejadian kecelakaan kerja. Deasler dalam Sukamto 2004 mengemukakan bahwa kecelakaan umumnya paling sering terjadi antara usia 17 dan 29 tahun, kemudian akan turun sesudah mencapai titik terendah pada akhir enam puluhan dan tujuh puluhan. ILO dalam Arifin 2004, menyimpulkan bahwa pekerja usia muda cenderung masih kurang dalam pengalaman kerja. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan melakukan pelatihan yang lebih banyak kepada pekerja usia muda. Oborno dalam Arifin 2004, menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan akibat kerja pada golongan umur muda antara lain karena kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh, dan tergesa-gesa. Berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan adanya hubungan signifikan antara variabel umur dengan kecelakaan kerja di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Romy tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja pada pekerja bagian produksi di PT. Guanusa Utama Fabricans Grenyang tahun 2006 bahwa terdapat hubungan antara umur dengan kejadian kecelakaan kerja. Dari uji statistik diketahui nilai OR= 4,709, artinya pekerja yang memiliki umur 29 tahun memiliki risiko 4,709 kali lebih besar mengalami kecelakaan kerja dari pekerja yang memiliki umur 29 tahun. Sesuai dengan Deasler dalam Sukamto 2004 yang mengemukakan bahwa kecelakaan umumnya paling sering terjadi antara usia 17 dan 29 tahun kemudian akan turun sesudah mencapai titik terendah pada akhir enam puluhan dan tujuh puluhan. Menurut penjelasan ILO dalam Arifin 2004, bahwa pekerja usia muda cenderung lebih sering mengalami kecelakaan karena pekerja usia muda cenderung masih kurang dalam pengalaman kerja. Oleh karena itu untuk menekan jumlah kecelakaan yang terjadi pada usia muda perusahaan perlu mengadakan pelatihan yang lebih banyak untuk usia muda tersebut, agar pengetahuan dan keterampilannya bertambah sehingga dapat memahami pekerjaannya dengan baik serta risiko yang ada di tempat kerjanya. Menurut Suma’mur 1981, yang dapat dilakukan untuk mencegah kecelakaan salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pekerja. Selain itu perusahaan disarankan untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi agar pekerja lebih disiplin dan lebih berhati-hati dalam bekerja, karena menurut Oborno dalam Arifin 2004, faktor yang mempengaruhi tingginya kejadian kecelakaan akibat kerja pada golongan umur muda antara lain karena kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati, ceroboh, dan tergesa-gesa. Kemudian untuk lebih memotivasi pekerja agar lebih semangat dalam bekerja serta patuh melaksanakan peraturan dan SOP, perusahaan disarankan membuat program reward and punishment.

6.3. Hubungan antara masa kerja dengan kecelakaan kerja