Analisis Pembentukan Citra PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Melalui Implementasi Corporate Social Reponsibility: Studi Kasus: Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor.

(1)

ANALISIS PEMBENTUKAN CITRA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, Tbk

MELALUI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Kasus Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor)

Oleh:

KARLINA CHAERUNISA

DEPARTEMEN

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011


(2)

   

ABSTRACT

Corporate Social Responsibility is a corporate commitment which concern internal or external welfare interest, social and enviroment issues in villages around the corporate with sustainable development program. For the implemantation of CSR program, corporate must communicate with every stakeholders. One of the CSR program benefit is a positive corporate image building. The aim of this research are to see Implementation CSR of PT Indocement, to analyze the correlation of implementation program with image proccess, and the last goal is to analyze the correlation of image proccess with image building. Quantative approach used in this research is census method. Respondents of this research are 30 person, they are community deputy at Desa Bantarjati. The result showed that PT Indocement doing the CSR program with internal driven. The factors which has significants correlation with image process is fasilitator ability and benefit of CSR program. Image proccess and image buiding has significant correlation as well.

Keyword: corporate social responsibility, communication, image proccess, corporate image


(3)

   

RINGKASAN

KARLINA CHAERUNISA. Analisis Pembentukan Citra PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk Melalui Implementasi Corporate Social Reponsibility: Studi Kasus: Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. (Di bawah bimbingan YATRI INDAH KUSUMASTUTI)

Perusahaan saat ini dituntut untuk dapat mengelola dampak yang akan ditimbulkan dari kegiatan operasinya bagi kehidupan sosial, ekonomi, maupun kelestarian lingkungan. Usaha yang dilakukan untuk mengelola dampak tersebut disebut sebagai tanggung jawab perusahaan. Dalam melaksanakan tanggung jawab, perlu adanya kerjasama mulitipihak baik dari internal perusahaan, pemerintah, maupun masyarakat yang berpotensi terkena dampak perusahaan. Sebelum melakukan kerjasama multipihak, harus dijalin sebuah komunikasi yang baik. Pengelolaan komunikasi perusahaan secara khusus dilalukan oleh bagian Hubungan Masyarakat, yang akan menjembatani proses komunikasi, baik internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Komunikasi antara perusahaan dengan masyarakat dapat dilaksanakan melalui kegiatan Corporate Social Responsibility

(CSR). Pelaksanan CSR dimaknai sebagai tanggung jawab perusahaan pada pemangku kepentingan yang mencakup tiga aspek kehidupan, sosial, ekonomi, dan lingkungan (triple bottom line). Konsep CSR menjadi kegiatan baru bagi Humas perusahaan, karena CSR menjadi salah satu program yang dapat membangun citra yang positif.

PT Indocement merupakan perusahaan semen terbesar di Indonesia, yang memiliki pertambangan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat. Sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya, Indocement memiliki departemen khusus sebagai pengelola CSR. Terbagi menjadi dua divisi program yaitu program lima pilar dan Sustainable Development Program. Kegiatan CSR PT Indocement dilaksanakan di desa binaan yang berlokasi dekat dengan lokasi operasi perusahaan. Program CSR PT Indocement merupakan hasil komunikasi dua arah antara perusahaan dengan masyarakat desa binaan, yang diharapkan dapat menghasilkan kesamaan kebutuhan antara kedua belah pihak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk pendekatan implementasi program Corporate Social Responsibility PT Indocement Tunggal


(4)

   

Prakasa. Selain itu, juga bertujuan untuk mengetahui hubungan implementasi program CSR dengan proses pencitraan. Terakhir, tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara proses pencitraan dengan citra perusahaan yang terbentuk.

Penelitian ini menggunakan metode survai dengan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan metode wawancara mendalam kepada pihak dari CSR PT Indocement, aparat desa binaan, dan juga responden. Sementara, pendekatan kuantitatif dilakukan dengan instrumen penelitian berupa kuesioner yang diisi dengan melakukan wawancara kepada responden. Kuesioner yang digunakan terdiri dari kumpulan pertanyaan mengenai variabel penelitian yang akan diukur dengan menggunakan skala berdasarkan rataan skor. Keseluruhan variabel yang diukur secara kuantitatif dalam penelitian ini merupakan variabel berskala ordinal. Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah secara statistik deskriptif melalui Uji Korelasi Spearman

dengan mengunakan software SPSS for Windows Versi 16.0 dan Microsoft Exel 2007.

Hasil uji penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan komunikasi perusahaan melalui implementasi CSR belum sepenuhnya berhubungan dengan proses pencitraan. Selanjutnya, proses pencitraan berhubungan positif dengan citra perusahaan yang terbentuk. Indikator implementasi program yang memiliki hubungan positif dengan proses pencitraan adalah kemampuan fasilitator dengan manfaat program. Walaupun kedua indikator tersebut memiliki hubungan positif dengan proses pencitraan, nilai korelasi kemampuan fasilitator lebih tinggi dengan manfaat program. Indikator implementasi program yang tidak memiliki hubungan positif dengan proses pencitraan adalah jenis kegiatan dan frekuensi kegiatan. Selanjutnya, dari hasil Uji Korelasi Spearman proses pencitraan memiliki hubungan positif dengan citra perusahaan yang terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik proses pencitraan pada diri responden tentang program CSR Indocement, maka akan meningkatkan citra positif perusahaan.


(5)

   

ANALISIS PEMBENTUKAN CITRA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA Tbk

MELALUI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Kasus Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor)

Oleh:

KARLINA CHAERUNISA I34070110

SKRIPSI

Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(6)

   

DEPARTEMEN

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini kami menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh: Nama : Karlina Chaerunisa

NRP : I34070110

Judul : Analisis Pembentukan Citra

PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk Melalui Implementasi Corporate Social Responsibility (Studi Kasus: Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor)

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si. NIP. 19660714 199103 2 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS NIP. 19550630 198103 1 003


(7)

   

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS PEMBENTUKAN CITRA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA TBK MELALUI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, STUDI KASUS: DESA BANTARJATI, KECAMATAN KLAPANUNGGAL, KABUPATEN BOGOR, PROVINSI JAWA BARAT” BELUM PERNAH DIAJUKAN DAN DITULIS PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH TULISAN INI.

Bogor, Juli 2011

Karlina Chaerunisa I34070110


(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1990 di Bekasi. Penulis adalah anak ke dua dari empat bersaudara dari pasangan Ibu Siti Aminah dan Bapak Chalimi. Semenjak kecil, sekolah dan sampai saat ini penulis tinggal di kawasan Bekasi-Jawa Barat. Penulis menamatkan pendidikan di TK Al-Mawadah pada tahun 1995, SDN Kayuringin Jaya V Bekasi tahun 2001, SMPN 7 Bekasi tahun 2004, SMA 3 Bekasi tahun 2007. Setelah itu penulis di terima sebagai mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Selama mengikuti pendidikan formal, penulis pernah mengikuti berbagai macam organisasi, kepanitiaan, dan seminar. Adapun organisasi yang penulis ikuti di masa sekolah adalah Organisasi Siswa Intera Sekolah (OSIS) sebagai anggota divisi ketahanan negara dan ekstrakulikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR). Pada masa kuliah, kegiatan yang diikuti oleh penulis yaitu menjadi penyiar dan staf

marketing di Agri FM tahun 2008, peserta program Go Field IPB tahun 2009 di desa binaan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk, divisi Public Relatian

HIMASIERA (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) tahun 2010, divisi konsumsi pada acara Index (Indonesian Ecology Expo) tahun 2008, divisi acara pada acara BCL (Bukti Cinta Lingkungan) tahun 2009, divisi humas pada acara CSR Essential tahun 2010. Seminar yang diikuti oleh penulis adalah Espresso (Economic Seminar and Entrepreneur Talkshow), Workshop Sosialisation Pancasila ‘Menggali Nilai-Nilai Pacasila sebagai Falsafah Hidup Berbangsa dan Bernegara’ (2009), dan Seminar Peningkatan Kapasitas Gender dalam Pendidikan Tinggi tahun 2010.


(9)

   

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, petunjuk, dan nikmat-Nya dalam mengerjakan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi yang berjudul “Analisis Pembentukan Citra PT Indocement tunggal prakasa Tbk Melalui Implementasi Corporate Social Responsibility: Studi Kasus Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat” ini diharapkan mampu memberikan.

Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kemajuan pelaksanaan CSR di Indonesia dan dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Bogor, Juli 2011

Karlina Chaerunisa I3407010


(10)

   

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. Ibu Ir. Yatri Indah Kusumastuti, M.Si., selaku dosen pembimbing studi pustaka dan skripsi yang selalu sabar memberikan bimbingan, waktu, tenaga, dan pikiran demi kesempurnaan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Ir. Sarwititi S. Agung MSi., selaku penguji utama dan Ibu Dr. Ir. Ana Fatchiya,MSi., selaku penguji perwakilan Departemen SKPM yang telah memberi masukan dan saran yang baik demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Bapak Ir. Fredian Tonny Nasdian, MS., selaku dosen penguji petik yang telah membimbing dan menjadi korektor yang baik dan teliti.

4. Bapak Satyawan Sunito, selaku pembimbing akademik selama penulis menjadi mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. 5. Karyawan Departemen CSR PT Indocement Bu fia, Pak Sani, Pak Arel,

Pak Fajar, Pak Ayi, Pak Bambang, Bu Lia, Pak Aji, Pak Romi, dan Keluarga besar PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, atas kesempatan dan bantuan dalam melakukan penelitian ini.

6. Mba Icha dan Mba Maria yang selalu memberikan pelayanan yang luar biasa dan menjadikan sekret SKPM sebagai sekretariat departemen terbaik.

7. Ayahanda tersayang, (Alm) Chalimi di surga, atas didikan dan amanahmu untuk penulis terus bersemangat menutut ilmu setinggi langit.

8. Ibunda tercinta, Siti Aminah, atas lantunan doa yang tak pernah putus, kasih sayang, tetesan keringat dan perjuangan ibunda untuk mencukupi kebutuhan penulis.

9. Kakak kebanggaanku Helmy Kautsar dan adik-adik tersayang Alif Akbar dan Diah Istikomah, atas doa, semangat, motivasi, dan kasih sayang yang tercurah untuk penulis.


(11)

   

10.Keluarga besar KH. Muhammad, atas doa yang selalu tercurah dan kasih sayang yang tak pernah putus bagi penulis.

11.Teman satu bimbingan Oci, Akira, dan dini unuk dukungan dan saran bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi.

12.Dinda, Ripna, Laras, Karin, Mabu, Anggi, Wawa, Marcha, dan seluruh sahabat penulis yang setia dan selalu ada dalam suka dan duka

13.Mba sadek, Ulfa, Fia, Echa, Kak Sarah, Bu Wiwin, Pak Maman, Keluarga besar Puri Fikryah atas perhatian, motivasi, bantuan, dan semua keceriaan. 14.Budi Purwanto, untuk segala motivasi, saran, dan memberi arti hidup baru

bagi penulis.

15.Seluruh keluarga besar Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyrakat angkatan 43, 44, 45 atas kebersamaan, persahabatan, dan cinta yang mewarnai hari-hari penulis.

16.Semua pihak yang telah memberikan doa, semangat, bantuan, dan kerjasama selama pengerjaan skripsi ini.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak terkait.

Bogor, Juli 2011


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR LAMPIRAN... vi

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Masalah Penelitian... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 4

2. PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Citra dan Citra Perusahaan... 6

2.1.1 Pengertian Citra... 6

2.1.2 Jenis-Jenis Citra... 7

2.1.3 Proses Terbentuknya Citra... 9

2.2 Public Relation (PR)... 10

2.2.1 Pengertian PR... 10

2.2.2 Fungsi PR... 11

2.2.3 Kegiatan-Kegiatan PR... 12

2.2.4 Peran PR dalam Corporate Social Responsibility... 12

2.3 Corporate Social Responsibility (CSR)... 13

2.3.1 Pengertian dan Perkembangan CSR... 13

2.3.2 Implementasi CSR... 15

2.3.3 Tujuan CSR... 16

2.3.4 Manfaat CSR... 16

2.3.5 Pandangan Perusahaan terhadap CSR... 17

2.3.6 Model CSR... 18

2.4 Kerangka Pemikiran... 18

2.5 Hipotesis Penelitian... 20

2.6 Definisi Operasional... 20

3. PENDEKATAN LAPANG 3.1 Pendekatan Penelitian... 25

3.2 Jenis dan Sumber Data... 25

3.3 Teknik Penentuan Responden... 25

3.4 Pengolahan dan Analisis Data... 26

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 28

4. PROFIL DAN IMLEMENTASI CSR PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, Tbk 4.1 Sejarah dan Prestasi PT Indocement... 28

4.2 Visi, Misi, dan Motto PT Indocement... 32

4.3 Struktur Organisasi... 33


(13)

Halaman 4.5 Implementasi Program CSR PT Indocement Tunggal Prakasa,

Tbk... 35

4.5.1 Pendekatan Implementasi CSR PT. Indocement... 35

4.5.2 Pandangan PT. Indocement terhadap CSR... 38

4.5.3 Model Program CSR PT. Indocement... 39

4.5.4 Pengelolaan Implementasi CSR PT. Indocement... 43

5. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa Bantarjati... 45

5.2 Keadaan Umum Penduduk Desa Bantarjati... 47

5.3 Kelembagaan... 50

5.4 Sarana dan Prasarana... 51

5.5 Aspek Sosial Budaya... 53

6. PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR 6.1 Karakteristik Responden... 54

6.2 Penilaian Implementasi Program CSR di Desa Bantarjati... 56

6.2.1 Penilaian Responden terhadap Jenis Kegiatan CSR PT. Indocement... 56

6.2.2 Penilaian Responden terhadap Frekuensi Kegiatan CSR PT. Indocement... 58

6.2.3 Penilaian Responden terhadap Kemampuan Fasilitator... 59

6.2.4 Penilaian Responden terhadap Manfaat Program CSR PT. Indocement... 60

6.3 Hubungan Penilaian Implementasi Program CSR dengan Proses Pencitraan... 62

6.3.1 Hubungan Antara Jenis Kegiatan dengan Proses Pencitraan... 62

6.3.2 Hubungan Antara Frekuensi Kegiatan dengan Proses Pencitraan... 64

6.3.3 Hubungan Antara Kemampuan Fasilitator dengan Proses Pencitraan... 65

6.3.4 Hubungan Antara Manfaat Progam dengan Proses Pencitraan... 66

7. PROSES PENCITRAAN DAN CITRA PERUSAHAAN 7.1 Proses Pencitraan... 68

7.1.1 Tingkat Perhatian Tokoh Masyarakat Desa Bantarjati... 69

7.1.2 Tingkat Pengertian Tokoh Masyarakat Desa Bantarjati... 71

7.1.3 Tingkat Penerimaan Tokoh Masyarakat Desa Bantarjati... 72

7.2 Citra Perusahaan... 73

7.3 Analisis Hubungan Antara Proses Pencitraan dengan Citra Perusahaan... 77

8. PENUTUP 8.1 Kesimpulan... 79

8.2 Saran... 80

DAFTAR PUSTAKA... 81


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Jabatan responden dan jumlah responden penelitian di Desa

Bantarjati, Tahun 2011... 26 Tabel 2. Luas dan Presentase Berdasarkan Tataguna Lahan, di Desa

Bantarjati Tahun 2011... 46 Tabel 3. Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Golongan Umur, di

Desa Bantarjati Tahun2011... 47 Tabel 4. Jumlah dan Presentase Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian,

di Desa Bantarjati Tahun 2011... 49 Tabel 5. Jumlah dan Status Berdasarkan Prasarana Pendidikan, di Desa

Bantarjati Tahun 2011... 52 Tabel 6. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Usia, di Desa

Bantarjati Tahun 2011... 54 Tabel 7. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan

yang Ditamatkan, di Desa Bantarjati Tahun 2011... 55 Tabel 8. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Penilaian Responden

Tentang Jenis Kegiatan Program CSR PT. Indocement... 57 Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Fekuensi Pelaksanaan

Program CSR PT. Indocement... 58 Tabel 10. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Kemampuan

Fasilitator Program CSR PT. Indocement... 59 Tabel 11. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Manfaat Program

CSR PT. Indocement... 60 Tabel 12. Hubungan Jenis Kegiatan dengan Proses Pencitraan terhadap

Program CSR PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk... 63 Tabel 13. Hubungan Frekuensi Kegiatan dengan Proses Pencitraan terhadap

Program CSR PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk... 64 Tabel 14. Hubungan Kemampuan Fasilitator dengan Proses Pencitraan

terhadap Program CSR PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk... 66 Tabel 15. Hubungan manfaat program dengan Proses Pencitraan terhadap

program CSR PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk... 67 Tabel 16. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Proses Pencitraan

terhadap Program CSR PT. Indocement, di Desa Bantarjati Tahun


(15)

Halaman Tabel 17. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Perhatian

terhadap Program CSR PT. Indocement, di Desa Bantarjati Tahun

2011... 70 Tabel 18. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pengertian

terhadap Program CSR PT. Indocement, di Desa Bantarjati tahun

2011... 71 Tabel 19. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Penerimaan

terhadap Program CSR PT. Indocement, di Desa Bantarjati Tahun

2011... 72 Tabel 20. Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Citra

Perusahaan, di Desa Bantarjati Tahun 2011... 74 Tabel 21. Nama dan Umur Responden Menurut Pernyataan Negatif

Responden Terhadap Citra Indocement, di Desa Bantarjati Tahun

2011... 74 Tabel 22. Nama dan Umur Responden Menurut Pernyataan Positif

Responden Terhadap Citra Indocement, di Desa Bantarjati Tahun

2011... 75 Tabel 23. Hubungan Proses Pencitraaan Program CSR PT. Indocement


(16)

DAFTAR GAMBAR

 

Halaman

Gambar 1. Proses Terbentuknya Citra Perusahaan... 9

Gambar 2. Model Komunikasi dalam PR... 10

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Analisis Pembentukan Citra Perusahaan Melalui Implementasi Corporate Social Responsibility... 19

Gambar 4. Produk Semen PT. Indocement... 29

Gambar 5. Struktur Organisasi Perusahaan... 33

Gambar 6. Struktur Organisasi Departemen CSR... 39

Gambar 7. Skema Penentuan CSR Program PT Indocement... 44

Gambar 8. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bantarjati, Tahun 2011... 48

Gambar 9. Presentase Responden Menurut Jenis Pekerjaan, di Desa Bantarjati Tahun 2011... 55


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman... 84

Lampiran 2. Daftar Nama Perangkat Desa Bantarjati... 86

Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian... 88

Lampiran 4. Denah Wilayah Desa Bantarjati... 89  

     


(18)

   

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Hadirnya perusahaan di tengah komunitas masyarakat secara tidak langsung akan memberikan dampak, baik positif maupun negatif bagi kehidupan sosial, ekonomi maupun kelestarian lingkungan. Perusahaan saat ini dituntut untuk memperhitungkan dampak tersebut yang disesuaikan dalam penetapan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Selanjutnya, perusahaan harus menyusun strategi bisnisnya, selain untuk pencapaian keuntungan, juga perlu merencanakan kegiatan yang dapat meminilmalisasi dampak negatif. Upaya untuk meminimalisasi dampak tersebut dapat diwujudkan dengan adanya perhatian perusahaan pada aspek sosial dan kelestarian lingkungan disekitar mereka. Dalam pelaksanaan tanggung jawab tersebut perlu adanya sinergi multipihak yang solid dan baik. Dengan demikian, perencanaan perusahaan harus sesuai dengan kebutuhan, baik kebutuhan internal perusahaan maupun masyarakat sekitar perusahaan.

Hubungan yang baik antar kedua belah pihak melalui komunikasi diharapkan dapat membentuk kemitraan antara masyarakat dengan perusahaan. Hubungan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antar stakeholder. Jalinan hubungan komunikasi tersebut dapat dikatakan sebagai proses komunikasi yang dapat dijadikan alat untuk memperkecil timbulnya konflik. Proses komunikasi ini dapat diterapkan oleh perusahaan melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berperilaku etis, meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (Wibisono, 2007).


(19)

Konsep CSR telah menjadi kegiatan baru dan menjadi tantangan bagi pelaku public relation. Melalui kegiatan ini, public relation dapat mengimplementasikan program CSR untuk mencapai tujuan perusahaan. Ruslan (2001) dalam Fitriani (2010) menjelaskan bahwa salah satu tujuan PR adalah menciptakan kesan (image) yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan ke dalam (internal relations) maupun hubungan keluar atau external relations. Sehingga, program CSR dapat menjadi salah satu program yang dapat membangun citra positif perusahaan. Implementasi PRogram CSR harus disinergikan dengan kepentingan masing-masing stakeholder, dari kepentingan perusahaan sendiri, investor dan kepentingan masyarakat sekitar perusahaan.

Kegiatan perusahan yang dampaknya sangat terlihat dalam bentuk kerusakan sumberdaya ialah perusahaan tambang. Salah satu perusahaan yang melakukan kegatan pertambangan di Kabupaten Bogor adalah PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk yang melakukan pertambangan batu kapur. PT Indocement Tunggal Prakasa merupakan produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen bermutu, dan menjadi satu-satunya produsen penghasil semen putih. Saat ini Indocement mengoperasikan 12 pabrik terpadu di tiga lokasi dan non-plant, dengan total kapasitas PRoduksi sebesar 17,1 juta ton semen pertahun.

Indocement memiliki komitmen, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar pabrik dan wilayah operasi perusahaan dengan melaksanakan kegiatan CSR di 35 desa binaan secara konsisten dan berkelanjutan. CSR menurut Indocement merupakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap peningkatan nilai dan kualitas hidup pemangku kepentingan (stakeholders). Keharmonisan antara masyarakat dengan perusahaan dibangun melalui komunikasi dua arah dalam lima pilar program pembangunan bagi masyarakat desa binaan disekitar wilayah operasi wilayah perusahaan.

Fokus CSR Indocement adalah pembangunan manusia, setelah kurang lebih satu dekade telah dilalui untuk membangun sarana dan prasarana desa binaan. Saat ini Indocement memiliki departement khusus dalam mengelola kegiatan CSR, dibagi dalam dua program yaitu program lima pilar dan


(20)

Sustainable Development Program (SDP). Program lima pilar terdiri dari pilar pendidikan, pilar ekonomi, pilar kesehatan, pilar sosial-budaya-agama-olahraga, dan pilar keamanan. Sedangkan SDP bertanggung jawab pada lingkup kegiatan proyek tanaman jarak pagar, proyek pengelolaan sampah, proyek peternakan terpadu, proyek bengkel terpadu, dan proyek konversi energi.

Program yang dijalankan oleh Indocement merupakan hasil dari komunikasi dua arah antara perusahaan dan masyarakat, yang diharapkan dapat menghasilkan kesamaan kebutuhan antar kedua belah pihak. Akan tetapi, dalam melakukan kegiatan komunikasi, penting bagi perusahaan untuk menganalisa efect atau feed back, apakah berdampak baik terhadap citra, atau sebaliknya menjadi negatif sehingga kurang menguntungkan posisi perusahaan (Ruslan, 2005).

Menurut Kotler (1985) dalam Novianti (2010) citra adalah kumpulan kepercayaan, ide, pandangan, opini, dan impresi dari seseorang terhadap suatu objek. Selanjutnya, Citra perusahaan menurut Jefkins (1992) adalah citra suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas suatu produk dan pelayananya. Citra tersebut terbentuk oleh banyak hal, yang mana salah satunya adalah kesediaan perusahaan untuk ikut berperan dalam tanggung jawab sosial. Maka dari itu, sebuah citra perusahaan merupakan sebuah pandangan atau sebagai kesan seseorang terhadap segala aktivitas perusahaan, termasuk dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial.

Pembentuk citra perusahaan dapat dilihat melalui proses pembentukan citra dari sisi masyarakat, khususnya sasaran penerima program CSR. Maka dari itu, seluruh kegiatan perusahaan dapat dijamin keberlanjutannya. Keberlanjutan perusahaan ditandai dengan adanya penerimaan masyarakat lokal sekitar wilayah produksi perusahaan sebagai bentuk sharing profit dari perusahaan ke masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti sejauhmana citra perusahaan terbentuk melalui program Corporate Social Responsibility yang dilakukan PT Indocement Tunggal PRakasa, Tbk di mata masyarakat desa binaan sebagi sasaran program.


(21)

I.2 Masalah Penelitian

1. Bagaimana bentuk pendekatan implementasi program CSR PT Indocement?

2. Bagaimana hubungan antara penilaian implementasi program CSR PT Indocement berhubungan dengan proses pencitraan?

3. Bagaimana hubungan antara proses pencitraan dengan citra yang terbentuk?

I.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bentuk pendekatan implementasi program Corporate Social Responsibility PT Indocement

2. Mengetahui hubungan penilaian implementasi program CSR PT Indocement dengan proses pencitraan

3. Mengetahui hubungan antara proses pencitraan dengan citra yang terbentuk

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan proses belajar untuk lebih kritis dalam melakukan penelitian mengenai implikasi tugas, fungsi serta peranan PR melalui implementasi program CSR dalam mencapai tujuan perusahaan serta berguna untuk menambah pengetahuan, pengalaman bagi penulis.

2. Civitas Akademik dan Non-Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur penunjang bagi civitas akademik dalam mengkaji proses pembentukan citra perusahaan melalui pelaksanaan program CSR. Selanjutnya bagi non-akademisi penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi mengenai citra perusahaan dari adanya pelaksanaan program CSR.


(22)

3. Bagi Manajemen PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk

Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menerapkan program CSR yang dapat mempengaruhi citra perusahaan dan juga sebagai bahan informasi dalam implikasi tugas, fungsi serta peranan public relations melalui penyelenggaraan CSR dalam pencapaian tujuan perusahaan.


(23)

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

2.1Citra dan Citra Perusahaan 2.1.1 Pengertian citra

Menurut Kotler (1985) dalam Suwandi, Citra adalah seperangkat keyakinan, ide, opini dan impresi seseorang terhadap suatu obyek. Sutisna (2001) mengungkapkan, “Citra adalah total presepsi terhadap suatu obyek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu”. Selanjutnya menurut Ruslan (2003) dalam Muplihah (2005) citra adalah seperangkat ide dan kesan seseorang terhadap suatu obyek tertentu. Sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu obyek akan ditentukan oleh citra obyek tersebut yang manampilkan kondisi terbaiknya (Ruslan, 2003). Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Efek kognitif sangat mempengaruhi proses pembentukan citra perusahaan.

Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayananya. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar, kesdiaan turut memikul tanggung jawab sosial, komitmen mengadakan riset, dan sebagainya (Jefkins,1996).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, citra menunjukkan kesan suatu objek, yang berasal dari informasi yang terus diperbaharui dan bersumber dari sumber terpercaya. Menurut Suwandi, Terdapat tiga hal penting dalam citra, yaitu: kesan obyek, proses terbentuknya citra, dan sumber terpercaya. Obyek meliputi individu maupun perusahaan yang terdiri dari sekelompok orang didalamnya. Citra dapat terbentuk dengan memproses informasi yang tidak menutup kemungkinan terjadinya perubahan citra pada obyek terhadap sumber informasi setiap waktu. Besarnya kepercayaan obyek terhadap sumber informasi


(24)

memberikan dasar penerimaan atau penolakan informasi. Sumber informasi dapat berasal dari internal perusahaan atau pihak-pihak lain yang tidak secara langsung.

2.1.2 Jenis-Jenis Citra

Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suatu fakta. Dalam menjaga reputasi atau citra lembaga atau perusahaan yang diwakilinya, para anggota dituntut untuk mampu menjadikan orang lain memahami suatu pesan. Menurut Jefkins (1992), terdapat beberapa jenis citra (image), diantaranya ialah:

1. Citra Bayangan (mirror image)

Citra bayangan merupakan sebuah citra yang dianut oleh seseorang dalam memaknai pandangan orang luar terhadap organisasi. Citra ini sering tidak akurat dan dianggap sebagai sebuah ilusi, sebagai akibat dari sedikitnya informasi, pengetahuan, ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu tentang pendapat ataupun pandangan pihak luar. Citra ini cenderung positif, bahkan terlalu positif, karena kita sering membayangkan hal yang hebat mengenai diri sendiri, dan kita meyakini bahwa orang lain juga memiliki pendapat yang tidak kalah hebat tentang diri kita.

2. Citra yang berlaku (current image)

Citra yang berlaku (current image) adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun, citra ini pun memiliki ketidakakuratan yang sama dengan citra bayangan, karena semata-mata terbentuk hanya dari pengalaman dan pengetahuan orang luar yang biasanya tidak memadai. Biasanya, citra ini cenderung negatif. Citra ini sangat ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh penganut atau mereka yang mempercayainya. Oleh karena itu, salah satu tugas pokok pejabat humas atau public relations officer (PRO) adalah menginterpretasikan sikap-sikap pihak luar terhadap pihak luar.


(25)

3. Citra harapan (wish image)

Citra harapan (wish image) adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik dari citra yang sebenarnya. Citra yang diharapkan itu biasanya dibentuk atau dirumuskan dan di perjuangkan saat menyambut sesuatu yang baru, yakni ketika khalayak belum memiliki banyak pengetahuan yang memadai.

4. Citra perusahaan (corporate image)

Citra perusahaan adalah citra suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas suatu produk dan pelayananya. Citra tersebut terbentuk oleh banyak hal, yang mana salah satunya adalah kesediaan perusahaan untuk ikut berperan dalam tanggung jawab sosial. Maka dari itu, sebuah citra perusahaan merupakan sebuah pandangan atau sebagai kesan seseorang terhadap segala aktivitas perusahaan, termasuk dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial. Citra perusahaan dapat dibentuk dengan cara mengidentifikasi keinginan masyarakat tentang citra perusahaan.

5. Citra majemuk (multiple image)

Setiap perusahaan atau organisasi memiliki banyak karyawan, mereka pasti memunculkan citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Jumlah citra yang dimiliki perusahaan dapat dikatakan sebanyak jumlah pegawai yang dimilikinya. Variasi citra perlu ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan seutuhnya harus ditegakkan.

Dikutip dari Bangun (2010) Rangkaian kegiatan public relation suatu perusahaan bertujuan untuk mencapai sasaran utama yaitu citra positif perusahaan dimana dapat menggunakan tolak ukur sebagai berikut:

1. Kepercayaan: Dalam perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan tidak terlepas dari dukungan publiknya yaitu adanya kepercayaan. Artinya, kepercayaan menjadi kelanjutan nafas kehidupan sebuah perusahaan.


(26)

2. Realitas: Realistik, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan serta dapat dipertanggungjawabkan dengan perencanaan yang matang dan sistematis bagi responden

3. Kerjasama saling menguntungkan: Suatu kegiatan dilaksanakan mendatangkan kesuksesan dan keuntungan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.

4. Kesadaran: Adanya kesadaran khalayak tentang dan perhatian terhadap produk yang dihasilkan maupun terhadap perkembangan perusahaan.

2.1.3 Proses Terbentuknya Citra

Keberadaan citra perusahaan bersumber dari pengalaman dan atau upaya komunikasi sehingga penilaian maupun pengembangannya terjadi pada salah satu atau kedua hal tersebut. Citra perusahaan yang bersumber dari pengalaman memberikan gambaran bahwa telah terjadi keterlibatan antara konsumen atau masyarakat dengan perusahaan. Keterlibatan tersebut, belum terjadi dalam citra perusahaan yang bersumber dari upaya komunikasi perusahaan. Proses terbentuknya citra perusahaan menurut Hawkins et.all (2000) 1 ialah sebagai berikut:

Gambar.1 Proses Terbentuknya Citra Perusahaan

1 

Suwandi, Iman Mulyani Dwi. 2009. Citra Perusahaan. (http://oeconomicus.files.wordPRess.com/2007/07/citra-perusahaan.pdf). [diakses 25 Februari 2011]

 

exposure attention

comPRehensiv

behavior image


(27)

Berdasarkan gambar proses terbentuknya citra perusahaan berlangsung pada beberapa tahapan. Pertama, obyek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya yang dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan. Kedua, memperhatikan upaya tersebut. Ketiga setelah adanya perhatian terhadap obyek mencoba memahami semua yang ada pada upaya perusahaan. Keempat, terbentuknya citra perusahaan pada obyek yang pada kemudian tahap kelima citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku obyek sasaran dalam hubungannya dengan perusahaan.

Proses pembentukan citra akan menghasilkan sikap seseorang atau masyarakat terhadap organisasi atau perusahaan. sikap masyarakat terhadap suatu perusahaan diketahui dengan melakukan suatu penelitian agar perusahaan mengetahui dan dapat memenuhi keinginan masyarakat sebagai salah satu publiknya (Hastin, 2010). Gambar 2 menunjukkan orientasi menunjukkan orientasi dari public relation yaitu membangun citra (image building) yang dapat dilihat sebagai model komunikasi dalam public relation.

Gambar 2. Model Komunikasi dalam Public Relation

2.2 Public Relation

2.2.1 Pengertian Public Relation

International Public Relations Association (IPRA) tahun 1960 dalam Rumanti (2002), publlic relation merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada. Perusahaa/

Lembaga/ organisasi

Bidang/ Divisi PR

Kegiatan-kegiatan

Publik-publik PR

Citra Publik terhadap Perusahaan


(28)

Hubungan yang diduga akan ada kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

Selain itu J.C. Seidel dan W. Emerson Rech dalam Rumanti (2002) menjelaskan bahwa PR adalah proses yang berkesinambungan, seni menanamkan suatu rencana dan sebagainya. Definisi public relation menurut Jefkins (1992) adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khayalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan saling pengertian.

2.2.2 Fungsi Public Relations

Fungsi petugas public relations pun berkembang seiring kemajuan dunia usaha. Terdapat empat fungsi utama yang dituntut dari petugas public relation Ruslan (2008) dalam Novianti (2010) yaitu sebagi berikut:

1. Communicator

Sebagai juru bicara organisasi, public relation berkomunikasi secara intensif melalui media dan kelompok masyarakat. Hampir semua teknik komuikaasi antar personal (personal communication) dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun persuasif.

2. Relationship

Kemampuan public relation membangaun hubungan positif anatara lembaga yang diwakilinya dengan publik internal maupun eksternal. Ralationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang pada akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan. Selain itu, relationship juga berupaya menciptakan saling pengertian, kepercayaan, dukungan, kerjasama, dan toleransi anatara kedua belah pihak.


(29)

3. Backup management

Melaksanakan dukungan manajemen atau menunjang kegiatan departemen lain dlaam perusahaan demi terciptanya tujuan bersama dalam suatu kernga tujuan pokok perusahaan.

4. Good image Marker

Menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif merupakan prestasi, reputasi, dan menjadi tujuan utama aktivitas public relation dalam melaksanakan manajemen kehumasan membangun citra perusahaan.

2.2.3 Kegiatan-kegiatan Public Relation

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan public relation merupakan langkah penting dalam menjaga eksistensi perusahaan. kegiatan yang dilakukan seorang public relation tersebut dapat berupa kegiatan internal dan eksternal perushaan. Suhandang (2004) menyebutkan bahwa titik berat kegiatan public relation adalah kepentingan dan kepercayaan publiknya. Kegiatan public relation betujuan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, jasa baik, kepercayaan, dan penghargaan dari publik khusunya serta masyarakat pada umumnya. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan bersikap simpatik, terbuka dalam menerima saran, kritik, atau opini publik. Jika hal ini dapat dilakukan akan memberikan keuntungan bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Salah satu kegiatan eksternal public relation yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan citra perusahaan adalah program CSR. CSR merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan kepada publiknya terutama masyarakat.

2.2.4 Peran Public Relation dalam Corporate Social Responsibility

Seringkali praktisi public relation memainkan peran kunci dalam fungsi filantropi perusahaan, adakalanya menjadi pejabat yang bertanggung jawab atas fungsi itu. Lazimnya peran hubungan masyarakat mencakup hal-hal berikut ini:

1. Menggelar peristiwa-peristiwa yang sesuai untuk membantu kontribusi yang menentukan, seperti kampanye dana kesejahtraan atau penciptaan beasiswa.


(30)

2. Membantu kampanye atau usaha kers amal dengan nasehat strategi Komunikasi, menyiapkan materi cetak atau audiovisual dan mengiklankan dukungan atau meningkatkan publisitas.

3. Memimpin proyek atau kampanye atau betindak sebagai wakil pejabat senior perusahaan.

4. Memeriksa perkara-perkara komunitas yang bermacam-macam untuk menentukan bagaimana dan dimana perusahaan dapat memberi bantuan terbaik.

5. Membimbing bukan mengarahkan, pendekatan partisipatf yang melibatkan unsur pokok komunitas dalam mengalokasikan kontribusi-kontribusi perusahaan (Cutlip, 2000).

2.3 Corporate Social Responsibility (CSR) 2.3.1 Pengertian dan perkembangan CSR

Konsep tanggung jawab sosial sangat beragam beberapa diantaranya adalah yang dirumuskan oleh World Business Council for Sustainable

Development (WBCSD) mendefinisikan CSR sebagai komitmen

berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. Selanjutnya, menurut Trinidads & Tobacco Bureauof Standard CSR adalah komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi berasamaan dengan peningkatan ekonomi bersama peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarakat yang lebih luas2. Sedangkan Budimanta (2002) memaknai CSR sebagai komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan yang lebih baik dengan pihak yang terkait, terutama masyarakat disekelilingnya dan lingkungan sosial dimana perusahaan tersebut berada, dilakukan secara terpadu dengan kegiatan berkelanjutan3. Dari ketiga definisi

2  

Rahman, Reza. 2009. Corporate Social Responsibility; Antara Teori dan kenyataan. MedPRess: 

Yogyakarta. 

3  

Rudito, Bambang, dkk. 2004. Corporate Social Responsibility: Jawaban Bagi Model 


(31)

tersebut dapat disimpulkan bahwa CSR merupakan sebuah komitmen perusahaan untuk memperhatikan kesejahteraan baik bagi internal perusahaan maupun eksternal perusahaan untuk meningkatkan perekonomian, serta perhatian terhadap isu sosial dan lingkungan sekitar perusahaan dengan kegiatan berkelanjutan.

Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia secara yuridis telah dinyatakan sebagaimana pada Undang-undang No.40 Tahun 2007, tentang perseroan terbatas, BAB V, pasal 74. Dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan tanggung jawab perusahaan atas eksistensinya dalam kegiatan bisnis. Selanjutnya, menurut Rudito (2009) dari pasal tersebut, telah tersirat upaya yang harus dilakukan korporat maupun pemerintah untuk melakukan pengembangan masyarakat, baik pada aspek sosial dan ekonomi, pendidikan maupun kesehatan. Selain regulasi yang telah dibentuk oleh pemerintah Indonesia, dunia Internasional juga memiliki panduan dan standarisasi yang dibentuk pada tahun 2004 untuk memperjelas pelaksanaan PRogram CSR yang diberi nama ISO 26000: guidance standard on social responsibility. ISO 26000 menjadi standar pedoman untuk penerapan CSR. Di dalam IS0 26000, CSR mencakup tujuh isu pokok, yaitu: (1)Pengembangan masyarakat; (2)Konsumen; (3)Praktek kegiatan institusi yang sehat; (4)lingkungan ketenagakerjaan; (6)Hak asasi manusia; dan (7)Organisasi kepemerintahan.

Menurut Rudito (2004) walaupun banyaknya pemaknaan yang berbeda antara korporat yang satu dengan yang lainya, ada bentuk-bentuk yang seragam yang diambil dari kompetisi yang dilakukan untuk mendapatkan penghargaan. Bentuk-bentuk keseragaman tersebut adalah bahwa korporat tidak lagi melakukan pemisahaan antara dirinya sebagai suatu usaha dengan komunitas disekitarnya. Selain itu, konsep CSR juga menawarkan sebuah kesamaan yaitu keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial serta lingkungan. Konsep tersebut merujuk pada konsep triple bottom line yang merupakan buah pemikiran dari John Elkington sebagai dasar pelaksanaannya. Sehingga perusahaan perlu memiliki sebuah komitmen untuk berkonstribusi dalam pembangunan bangsa dengan memperhatikan aspek dalam 3P (Profit, people, dan planet). Implementasi CSR juga merupakan perwujudan komitmen yang dibangun oleh perusahaan


(32)

untuk memberikan konstribusi pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat (Susiloadi, 2008).

2.3.2 Implementasi CSR

Tahap implementasi terdiri atas tiga langkah utama yakni, sosialisasi, pelaksanaan, internalisasi. Tahap sosialisasi yang dimaksud adalah tahap memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagi aspek yang dilaksanakan dalam CSR. Tujuan utama dari sosialisasi ini adalah agar program CSR yang dilaksanakan mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen perusahaan. Selanjutnya tahap pelaksanaan, pada tahap ini yang dilakukan adalah penyesuaian pelaksanaan dengan pedoman CSR yang telah disusun. Terkahir, tahap internalisasi adalah tahap jangka panjang. Internalisasi mencakup upaya-upaya memperkenalkan CSR dalam seluruh proses bisnis perusahaan (Wibisono, 2007). Selanjutnya, Wibisono (2007) menjelaskan mekanisme pelaksanaan program atau kegiatan Corporate Social Responsibility dapat dilakukan sebagai berikut, yaitu (1)Bottom Up process: program berdasar pada permintaan beneficiaries, yang kemudian dilakukan evaluasi oleh perusahaan; (2)Top Down process: program berdasar pada survey/pemeriksaan seksama oleh perusahaan, yang disepakati oleh beneficiaries; (3) Partisipatif: program dirancang bersama antara perusahaan dan beneficiaries.

Solihin (2008) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan program CSR melibatkan beberapa pihak, yaitu perusahaan, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, tokoh masyarakat, serta calon penerima manfaat CSR. Oleh sebab itu, implementasi program CSR memerlukan beberapa kondisi yang dapat menjamin keberlangsungannya. Pertama, Implementasi program CSR memperoleh persetujuan dan dukungan dari pihak yang terlibat. Kedua, dalam implementasi yang harus diciptakan untuk menunjang keberhasilan adalah ditetapkannya pola hubungan (relationship) diantara pihak-pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas koordinasi pelaksanaan program CSR. Kondisi ketiga, adanya pengelolaan program yang baik, hal ini dapat terwujud bila adanya kejelasan dari tujuan program dan kesepakatan mengenai strategi yang digunakan.


(33)

3.3 Tujuan CSR

Ambadar (2008) terdapat enam prakarsa utama dalam kegiatan CSR sesuai dengan tujuan sosial perusahaan, antara lain:

1. Cause promotion, inisiatif perusahaan untuk mengalokasikan dana atau bantuan dalam bentuk barang dan sumber daya lain, untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian tentang masalah sosial tertentu, atau dalam rangka pendaftaran sukarelawan.

2. Cause Related Marketing, komitmen perusahaan untuk mendonasikan sejumlah presentase tertentu dari pendapatan tertentu untuk hal yang berkaitan dengan penjualan produk.

3. Corporate Social Marketing, upaya perusahaan memberi dukungan pada pembangunan dan/atau pelaksanaan kegiatan yang ditujukan untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat dalam rangka memperbaiki kesehatan masyarakat, pelestarian lingkungan dan lainnya.

4. Corporate Philanthrophy, pemberian sumbangan sebagai kegiatan amal (Charity) dalam bentuk hibah tunai, donasi atau bentuk barang.

5. Community Valunteering, perwujudan dukungan dan dorongan perusahaan kepada karyawan, mitra pemasaran dan/atau anggota franchise untuk menyediakan dan mengabdikan waktu dan tenaga mereka untuk membantu kegiatan sosial.

6. Socially Responsible Business Practics, berbagai investasi bisnis yang mendukung pemecahan masalah sosial tertentu.

2.3.4 Manfaat CSR

Manfaat implementasi CSR bagi perusahaan dikemukakan oleh Wibisono (2007) adalah: 1) mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan citra perusahaan, 2) mendapatkan lisensi sosial dari masyarakat sekitar perusahaan untuk terus dapat beroperasi, 3) mereduksi risiko bisnis perusahaan melalui adanya hubungan yang harmonis dengan para stakeholder perusahaan, 4) melebarkan akses terhadap sumberdaya, 5) membentangkan akses menuju pasart, 6) mereduksi biaya, misal dengan upaya mengurangi limbah melalui daur ulang ke dalam siklus produksi., 7) memperbaiki hubungan dengan stakeholders, 8)


(34)

memperbaiki hubungan dengan regulator, 9) meningkatkan semangat dan produkstivitas karyawan, 10) peluang mendapatkan penghargaan.

2.3.5 Pandangan perusahaan terhadap CSR

Selanjutnya Wibisono (2007) menjelaskan bahwa terdapat tiga model cara pandang perusahaan terhadap CSR, yaitu:

1. Sekedar basa-basi dan keterpaksaan, yaitu pelaksanaan CSR karena faktor eksternal (external driven). Pemenuhan tanggung jawab lebih karena keterpakasaan akibat tuntutan dibandingkan dengan rasa sukarela. CSR diimplementasikan sebagai upaya dalam konteks public relation yang diliputi kemauan meraih kesempatan untuk melakukan publikasi postif dan untuk meningkatkan citra perusahaan yang didasarkan bukan atas regulasi CSR dari pemerintah;

2. Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance), didasarkan atas adanya regulasi, hukum, dan aturan yang memaksanya. Kewajiban perusahaan melaksanakan CSR adalah karena adanya market driven (dorongan pasar/ masyarakat dan lingkungan setempat). Pandangan lain yang sangggup memaksa perusahaan untuk mempraktekkan CSR adalah adanya penghargaan-penghargaan (reward) yang diberikan oleh segenap institusi atau lembaga. Misalnya CSR Award baik yang regional maupun global;

3. Beyond complience atau compliance plus, yakni CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driven). Perusahaan telah menyadari bahwa tanggung jawabnya bukan lagi sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnisnya, melainkan juga tanggung jawab sosial dan lingkungan


(35)

2.3.6 Model CSR

Menurut Saidi dan Abidin (2004), terdapat empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu:

1. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti coporae secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendidrikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan-perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.

3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelengggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial/ organisasi non-pemerintah (Ornop), instansi pemerinah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”.

2.4 Kerangka Pemikiran

Perusahaan memiliki bagian khusus untuk bertanggung jawab dalam mengelola proses komunikasi yaitu Hubungan Masyarakat (Humas) atau public relations (PR) yang menjembatani proses komunikasi baik ke dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Ruslan (2001) dalam Fitriani (2010) menjelaskan bahwa salah satu tujuan PR adalah menciptakan kesan (image) yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik hubungan ke dalam (internal


(36)

relations) maupun hubungan keluar atau external relations. Implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu langkah untuk menjalin hubungan yang baik ke luar perusahaan. Selain untuk mendapatkan citra positif dari masyarakat, CSR juga telah diatur dalam Undang-undang No.40 Tahun 2007, tentang perseroan terbatas, BAB V, pasal 74.

Keterangan:

: Mempengaruhi

: Hubungan yang tidak diuji

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Analisis Pembentukan Citra Perusahaan Melalui Implementasi Corporate Social Responsibility.

Penelitian ini menggunakan model penelitian komunikasi yaitu model jarum hipodermik, yang lebih dikenal dengan “bullet theory”. Bullet theory memiliki tiga variabel yaitu variabel komunikasi, variabel antara, dan variabel efek (Jalaludin, 2009). Penelitian ini akan mengkur adalah variabel peniliaian

Penilaian Implementasi Program CSR:

• Jenis kegiatan (X1)

• Frekuensi kegiatan (X2)

• Kemampuan fasilitator (X3)

• Manfaat program (X4)

Citra Perusahaan (Y2):

• Positif

• Negatif

Proses Pencitraan (Y1):

• Tingkat perhatian terhadap program

• Tingkat pengertian terhadap program

• Tingkat penerimaan terhadap program Pendekatan


(37)

implementasi (jenis program, frekuensi program, kemampuan fasilitator dan manfaat program), yang menjadi variabel bebas dengan variabel terikatnya poses pembentukan citra (perhatian, pengertian, dan pemahaman). Selanjutnya variabel bebas yakni tingkat pembentukan citra dengan variabel terikatnya yakni citra perusahaan. Variabel-variabel tersebut dapat terlihat dalam Gambar.3 (Kerangka Pemikiran Analisis Pembentukan Citra Perusahaan Melalui Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)).

2.5 Hipotesis Penelitian

1. Semakin beragam jenis kegiatan, maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada PRogram CSR PT Indocement

2. Semakin tinggi frekuensi program, maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement

3. Semakin tinggi kemampuan fasilitator, maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement

4. Semakin tinggi manfaat program, maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement

5. Ada hubungan positif antara proses pencitraan dengan citra perusahaan yang terbentuk

2.6 Definisi Operasional

1. Jenis Kegiatan adalah pengetahuan responden terhadap ragam dari rangkaian keseluruhan kegiatan berdasarkan lima pilar pembangunan yang dilaksanakan di Desa Bantarjati. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dan dikelompokkan menjadi tiga kategori:

• Tidak beragam, jenis kegiatan yang diketahui responden kurang dari 9 kegiatan

• Kurang beragam, jenis kegiatan yang diketahui responden sebanyak antara 9 hingga 16 kegiatan

• Beragam, jenis kegiatan yang diketahui responden sebanyak 17 hingga 24 kegiatan


(38)

2. Frekuensi program adalah total rangkaian corporate social responsibility yang dilaksanakan oleh PT Indocement selama satu tahun. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dikelompokkam menjadi tiga kategori:

• Rendah, jika respoden hanya mengetahui pelaksanaan program kurang dari 3 kali dalam satu tahun

• Sedang , jika responden mengetahui pelaksanaan program sebanyak 3 hingga 7 kali dalam satu tahun

• Tinggi, jika responden mengetahui pelaksanaan program sebanyak 8 hinggga 12 kali dalam satu tahun

3. Kemampuan Fasilitator adalah penilaian responden bagi koordinator desa PT Indocement dalam setiap pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dikelompokkam menjadi tiga kategori:

- Bagus : 3

- Kurang Bagus : 2 - Tidak Bagus : 1

Pengukuran kemampuan fasilitator menurut responden, sebagai berikut:

Max= 9 Min= 5 ∑k= 3

N Max- minn 9-5 4 ∑k 3 3

Sehingga skor kemampuan fasilitator menurut responden dibagi menjadi tiga ketegori, dengan skor sebagai berikut:

- Rendah : ≤5

- Sedang : 6 ≥ x ≥ 7 - Tinggi : 8 ≤ x ≤ 9

= = = 1,33≈1


(39)

4. Manfaat program adalah sejauhmana responden menganggap bahwa program CSR PT Indocement berguna bagi masyarakat Desa Bantarjati.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dikelompokkam menjadi tiga kategori:

Setuju : 3

Kurang Setuju : 2 Tidak Setuju : 1

Pengukuran manfaat program menurut responden, sebagai berikut:

Max= 9 Min= 4 ∑k= 3

Max- min 9-4 5 ∑k 3 3

Sehingga skor manfaat program menurut responden dibagi menjadi tiga ketegori, dengan skor sebagai berikut:

Tidak Bermanfaat : ≤5 Kurang Bermanfaat : 6 ≥ x ≥ 7 Bermanfaat : 8 ≤ x ≤ 9

5. Proses Pencitraan adalah sejauhmana sasaran program memaknai program diawali dari adanya perhatian individu, dilanjutkan dengan pengertian terhadap program, dan pemahaman pada program.

• Tingkat Perhatian adalah sejauh mana sasaran program menyadari adanya implementasi program CSR.

• Tingkat Pengertian adalah sejauh mana individu sasaran PRogram memahami implementasi program CSR.

• Tingkat Penerimaan adalah sejauh mana individu sasaran program menyetahui gagasan dari implementasi PRogram CSR.


(40)

Berdasarkan uraian di atas, maka masing-masing unsur tahap pembentukan citra akan diukur berdasarkan pengukuran dengan skala ordinal dikelompokkam menjadi empat kategori:

- Sangat setuju : 4 - Setuju : 3 - Kurang Setuju : 2 - Tidak Setuju : 1

Pengukuran proses pencitraan menurut responden, sebagai berikut:

Max= 53 Min= 31 ∑k= 3

Max- min 53-31 22 ∑k 3 3

Sehingga skor proses pencitraan menurut responden dibagi menjadi tiga ketegori, dengan skor sebagai berikut:

- Baik : ≤ 37 - Kurang Baik : 38 ≥ x ≥ 45 - Buruk : 46 ≤ x ≤ 5

6. Tingkat citra perusahaan adalah sejauhmana sasaran program memandangan perusahaan.

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dikelompokkam menjadi empat kategori:

Sangat Setuju : 4

Setuju : 3

Kurang Setuju : 2 Tidak Setuju : 1

Pengukuran tingkat citra perusahaan menurut responden, sebagai berikut:

Max= 37 Min= 26 ∑k= 3

Max- min 37-26 11 ∑k 3 3

N= = = = 3,67≈4


(41)

Sehingga skor citra perusahaan menurut responden dibagi menjadi tiga ketegori, dengan skor sebagai berikut:

Rendah : ≤25

Sedang : 26 ≥ x ≥ 30 Tinggi : 31 ≤ x ≤ 35


(42)

BAB III

PENDEKATAN LAPANG

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pembentukan citra perusahaan melalui pelaksanaan program CSR. Penelitian ini merupakan penelitian Sensus, dimana kesulurahan populasi akan dijadikan responden penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung oleh beberapa data kualitatif, seperti kalimat hasil konsultasi atau wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi implementasi program CSR yang dilakukan PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer didapatkan melalui wawancara, pengamatan langsung dalam kegiatan CSR, kuesioner, dan juga data yang dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang terkait dengan data-data bentuk kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh PT Indocement Tunggal Prakasa. Selanjutnya, data sekunder didapatkan dari studi literatur yang berkaitan dengan tujuan penelitian seperti buku, artikel, skripsi, tesis, dan karya ilmiah, serta data PT Indocement yang telah terpublikasi.

3.3 Teknik Penentuan Responden

Penelitian memiliki dua subjek penelitian, yang terdiri dari informan dan responden. Informan adalah pihak-pihak yang berpotensi untuk memberikan informasi mengenai diri sendiri, keluarga, pihak lain, dan lingkungannya. Informan dalam penelitian ini terdiri dari PT Indocement Tunggal Prakasa yang menjalankan program CSR, aparat desa binaan, dan juga responden. Teknik ini juga digunakan untuk informasi awal tentang karakteristik populasi yang sesuai


(43)

dengan masalah yang akan diteliti atau kerangka sampling. Jumlah informan tidak dibatasi untuk menambah gambaran yang lebih mendalam.

Responden dalam penelitian ini adalah perangkat desa di salah satu desa binaan PT Indocement Tunggal Prakasa yaitu Desa Bantarjati. Perangkat desa merupakan media penghubung antara perusahaan dengan masyarakat untuk mengaspirasikan keseluruhan program yang dijalankan perusahaan dan diinginkan oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode sensus dengan cara menjadikan seluruh perangkat desa menjadi respoden. Responden penelitian terdiri dari ketua rukun tetangga, rukun warga, kepala dusun, anggota LPM, dan anggota BPD dengan jumlah total 30 orang responden. Rincian jumlah responden, tersaji dalam Tabel 1.

Tabel 1. Jabatan Responden dan Jumlah Responden Penelitian di Desa Bantarjati, Tahun 2011

No. Jabatan Responden Jumlah (orang)

1. Ketua Rukun Tetangga 16

2. Ketua Rukun Warga 5

3. Kepala Dusun 3

4. Pengurus inti LPM 3

5. Pengurus Inti BPD 3

Total 30

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan CSR Departement Head sebagai informan kunci. Informan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi mengenai cara pandang perusahaan terhadap aktivitas CSR yang tertuang dalam kebijakan perusahaan serta strategi yang diplih oleh perusahaan untuk mengimplementasikan program-program CSR. Selain dengan melakukan wawancara, peneliti juga melakukan pengamatan langsung pada beberapa kegiatan CSR perusahaan.

3.4 Pengolahan dan Analisis Data

Data kuantittatif didapatkan dari hasil penyerahan kuesioner kepada responden yang terlebih dahulu dilakukan pengkodean data. Kemudian dihitung presentase jawaban responden yang dibuat dalam bentuk tabel frekuensi.


(44)

Pengolahan data dilakukan dengan software computer Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows. Selanjutnya, untuk menguji hubungan antara dua variabel data yang telah diperoleh akan dianalisis korelasinya menggunakan Spearman Rank Order Correlation untuk mengetahui hubungan antar variabel. Sistem skoring dibuat konsisten yaitu semakin tinggi skor maka akan semakin tinggi kategorinya. Selanjutnya data dikategorikan dengan menggunakan teknik scoring secara normatif yang dikategorikan berdasarkan interval kelas (Sarwono, 2006):

ܰ ൌெ௔௫ିெ௜௡Σ

Keterangan:

N = batas selang

Max = nilai maksimum yang diperoleh dari jumlah skor Min = nilai minimum yang diperoleh dari skor

Σ݇ = jumlah kategori

Pengelompokkan kategori, sebagai berikut:

Rendah atau kurang : x< skor min + interval kelas

Sedang : skor min + interval kelas ≤ x’ ≤ skor min + 2 interval

kelas

Tinggi atau baik : x’’ ≥ skor minimum + 2 interval kelas

Setelah skoring, kemudian dilakukan Spearman Rank Order Correlation untuk melihat hubungan atau korelasi antara penilaian implementasi program CSR, yaitu frekuensi program, kemampuan fasilitator, manfaat program, dan jenis program dengan proses pencitraan dan antara proses pencitraan dengan citra perusahaan yang terbentuk. Untuk melihat hubungan tersebut dalam Sarwono (2006) digunakan rumus sebagai berikut:

6∑ D2 N (N2 – 1)


(45)

Keterangan:

rh0xy = Koefisien Korelasi

D = Difference (perbedaan antar rank) N = Jumlah Responden

Kaidah pengambilan keputusan tentang hubungan antar variabel dalam Uji Korelasi Rank Spearman adalah dengan signifikansi/ probabilitas/ α digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel yang diteliti. Siginifikasi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebesar α (0,1) maka artinya hasil penelitian mempunyai kesempatan untuk benar atau tingkat kepercayaan 90% dan tingkat kesalahan sebesar 10%. Dasar pengambilan keputusan, melalui:

a. Jika angka signifikansi hasil penelitian < 0,1 maka Ho ditolak. Jadi, hubungan kedua variabel signifikan; dan

b. Jika angka signikansi hasil penelitian > 0,1 maka Ho diterima. Jadi, hubungan kedua variabel tidak signifikan.

3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di salah satu desa binaan program CSR PT Indocement Tunggal Prakasa yaitu di Desa Bantar Jati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat yang berada dekat dengan lokasi PRoduksi PT Indocement Tunggal Prakasa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2011. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (puposive) dengan dua pertimbangan. Pertama, PT Indocement memiliki kegiatan CSR yang telah memenangkan Penghargaan Terbaik 1 “Indonesian CSR Awards 2008” kategori Sosial-lingkungan dan Peringkat Emas PROPER 2009. Kedua, Desa Bantarjati dijadikan tempat penelitian karena PT Indocement mendirikan infrastruktur dan memanfaatkan sumberdaya alam dari desa Bantarjati, sehingga masyarakat desa Bantarjati berhak untuk mendapatkan manfaat dari perusahaan.


(46)

BAB IV

PROFIL DAN IMPLEMENTASI CSR PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKASA, Tbk

4.1 Sejarah dan Prestasi PT Indocement

PT Indocement Tunggal Praksa, Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen bermutu, termasuk produk semen khusus. Indocement didirikan pada tahun 1985 dan operasikan secara terpadu dengan total kapasitas produksi terpasang sebesar 17,1 juta ton semen per tahun. Indocement saat ini mengoperasikan 12 pabrik, sembilan diantaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Sejak tahun 2005, Indocement telah melakukan diversifikasi produk dengan meluncurkan Semen Komposit Portland (Portland Composite Cement/ PCC). Perseroan juga memproduksi berbagai jenis semen lainnya, yaitu Semen Ordinary Portland Tipe I, Tipe II, dan Tipe V, serta Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement) dan Semen Putih. Sampai saat ini, Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia.

Sumber: PT Indocement Tunggal Prakasa


(47)

Produk-produk Indocement tersebut dipasarkan dengan merek dagang ‘Tiga Roda’. Pada tahun 2001, HeidelbergCement Group, salah satu produsen semen terkemuka di dunia berpusat di Jerman dan beroperasi di 50 negara, menjadi pemegang saham mayoritas Indocement. Sejak itu, Indocement bertekad untuk memulihkan kondisi keuangan yang sehat seperti sebelum terjadinya krisis keuangan di Asia. Usaha yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut, dengan dukungan HeidelbergCement Group, Indocement kembali memfokuskan kegiatannya pada bisnis inti sebagai produsen semen, beton siap-pakai, dan agregat. Sejak 2006 hingga saat ini, Indocement telah berhasil mencapai kondisi keuangan yang sehat.

Indocement menyelesaikan proyek modifikasi pabrik ke delapan di Citeureup pada tahun 2007, yang memberikan tambahan kapasitas PRoduksi terpasang sebesar 600.000 ton semen per tahun. Hal ini memungkinkan Indocement meningkatkan volume penjualan secara signifikan pada 2008 untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat. Selain mengalami peningkatan pasar, Indocement sebagai perusahaan tambang yang bersinggungan langsung dengan warga, juga memiliki kerasadaran akan tanggung jawab sosial dengan melaksanakan program CSR. Sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan, Indocement berhasil mengembangkan lebih dari 170 hektar perkebunan jarak (Jatropha curcas) pada lahan bekas penambangan batu kapur. Indocement juga berhasil memPRakarsai proyek pengolahan sampah rumah tangga dalam skala kecil untuk masyarakat di sekitar Pabrik Citeureup dan Cirebon. Sampah yang diproses dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa yang menghasilkan energi pada proses produksi, dan juga menghasilkan kompos.

Saham PT Indocement tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp16.934 miliar pada akhir tahun 2008. Per tanggal 31 Desember 2008, jumlah karyawan PT Indocement adalah 6.179 orang. PT Indocement mengalami beberapa kali tahap perubahan dari tahun ke tahun di dalam pengelolaan, maupun kepemilikan perusahaan. Perubahan ini membentuk PT Indocement sebagai perusahaan semen yang semakin baik, sehingga mendapatkan beberapa penghargaan dari tahun ke tahun, diantaranya adalah:


(48)

1. Tanggal 12 Juni 2008, PT Indocement menerima IMAC Award (Indonesia’s Most Admired Companies) untuk ketiga kalinya, sebagai “The Best Performance Company Image” untuk kategori industri semen di Indonesia dari Frontier Consulting Group dan majalah Business Week; 2. Tanggal 31 Juli 2008, (PROPER) untuk periode 2006-2007, dengan

meraih peringkat Hijau untuk Pabrik Citeureup dan Biru untuk Pabrik Cirebon;

3. Tanggal 4 Agustus 2008, PT Indocement menerima Penghargaan sebagai “Seven Best Managed Companies in Indonesia 2008”, dari majalah Finance Asia, Hongkong;

4. Tanggal 23 Februari 2009, PT Indocement berhasil meraih tiga penghargaan pada “Indonesia CSR Award 2008” yaitu: Penghargaan Emas dan Penghargaan Terbaik Pertama untuk sktor industri dan manufaktur dalam ketegori bidang sosial dan lingkunngan; dan

5. Tanggal 15 Oktober 2009, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk meraih Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) kurun waktu 2008-2009 yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup (KLH). PT Indocement dengan pabrik yang berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat menjadi satu-satunya yang berperingkat Emas dari 627 perusahaan yang dinilai PROPER oleh KLH.

6. 6 Desember 2010 - Indocement ditetapkan sebagai satu dari tiga nominator Metro TV MDG Awards 2010 untuk kategori Tujuan ke-7: Melestarikan Lingkungan, yang diumumkan pada 3 Desember 2010 di Hotel Four Seasons Jakarta. Penghargaan ini diselenggarakan oleh United Nation Millenium Campaign bersama Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDG, Yayasan Inovasi Pemerintahan Daerah, bekerja sama dengan MetroTV.

7. 19 Agustus 2010 - Semen “TIGA RODA” PRoduksi PT Indocement Tunggal PRakarsa Tbk. (”Indocement”) kembali dianugerahi ”Top Brand Award 2010”, untuk kategori Semen oleh Majalah Marketing bekerjasama dengan Frontier Consulting Group.


(49)

8. 5 Agustus 2010 - Indocement menerima dua Penghargaan Emas dari Indonesia Green Awards 2010 kategori Green CSR dan Green Manufacture. Penghargaan ini diselenggarakan oleh Majalah Bisnis & CSR, dan didukung oleh DPD RI dan La Tofi School of CSR

9. 3 Agustus 2010 - Indocement meraih Juara I pada perhelatan SGS Annual Quality Award untuk pencapaian perusahaan atas tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan lingkungan.

10.21 Juli 2010 - Indocement menerima 3 penghargaan dari Majalah FinanceAsia, Hongkong. Salah satunya adalah ”Top 7 Best Managed Companies in Indonesia 2010”.

11.1 Juli 2010 - Indocement menerima penghargaan sebagai ”The Best Public Companies 2010” oleh Majalah SWA.

12.10 Juni 2010 - Indocement untuk ke-lima kalinya, sejak 2006, dianugerahi IMAC Award ("Indonesia's Most Admired Company Award"). Di kategori industri semen, Indocement ditetapkan sebagai yang terbaik kinerjanya dalam membangun dan mengelola citra perusahaan ("The Best in Building and Managing Corporate Image").

13.27 Mei 2010 - Indocement berhasil mempertahankan Sertifikat dan Bendera Emas untuk ketiga pabriknya berdasarkan hasil Audit SMK3 yang telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 oleh Sucofindo International Certification Services (SICS).

4.2 Visi, Misi, dan Motto PT Indocement

Aktivitas PT Indocement Tunggal PRakasa Tbk selalu dilakukan dengan landasan visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan. Visi PT Indocement Tunggal PRakasa, Tbk:

“menjadikan perusahaan sebagai pemimpin pasar semen dalam negeri yang berkualitas.”

Adapun, misi yang dimiliki PT Indocement:

“Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan, bahan bangunan dan jasa terkait yang bermutu dengan harga kompetitif dan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan.”


(50)

PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk juga memiliki motto perusahaan yang dapat dilihat selalu tertera disetiap sudut lokasi perusahaan. Motto PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk tersebut adalah membangun kehidupan bermutu (better shelter for better life). Visi, misi, dan motto perusahaan tersebut selalu dijadikan pijakan bagi setiap karyawan perusahaan berbagai tingkatan dalam menjalankan aktivitas perusahaan ini.

4.3 Struktur Organisasi

Struktur suatu organisasi menggambarkan bagaimana organisasi itu mengatur dirinya sendiri, bagaimana mengatur hubungan antar orang dan antar kelompok. Struktur suatu organisasi ada kaitannya dengan tujuan, sebab struktur organisasi itu adalah cara organisasi itu mengatur dirinya untuk bisa mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Struktur organisasi Indocement seperti Gambar 6.

Sumber: Annual Repport 2008 PT Indocement Tunggal Parakasa, Tbk

Gambar 5. Struktur Organisasi Perusahaan

Berdasarkan Gambar 6 PT Indocement memliki empat departement umum yang dipimpin oleh seorang direktur, yaitu direktur teknik, direktur keuangan, direktur pemasaran, dan direktur SDM. Penelitian ini dilakukan di dalam divisi pendukung, yang mana divisi ini berada di bawah departement teknis. Selanjutnya, fokus penelitian berada di depatement CSR unit citeureup, sebagai departemen yang berada di bawah naungan departemen teknis secara

President Director

Vice President Director

Technical Director

Finance Director

Commercial Director

Human Resources Director


(51)

langsung. Selanjutnya, secara tidak langsung dikelola oleh corporate CSR yang merupakan salah satu departement yang berada dibawah stuktur organisasi departement SDM. Kinerja dan tatakelola departement CSR akan di jabarkan pada pembahasan berikutnya.

4.4 Departemen CSR PT Indocement

PT Indocement memiliki sebuah Departemen CSR yang dibentuk pada tahun 2005 yang berlandaskan pada Triple Bottom Lines. Kegiatan sosial perusahaan PT Indocement sebenarnya sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri pada tahun 1985 melalui divisi Community Development. Program CSR PT Indocement secara garis besar terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu Community Development Section (Comdev Section) dan Sustainable Development Project Section (SDP Section), dimana semuanya mengacu kepada tujuan pembangunan milenium (Millennium Developments Goals/ MDGs). Departemen CSR unit Citeureup memiliki pemimpin sebagai Head Officer Departemen CSR dan memiliki 15 orang staf yang terbagi menjadi Community Development Section (Comdev Section) yang dikepalai oleh Ibu Lia Damayanti dan Sustainable Development PRoject Section (SDP Section) yang dikepalai oleh Bapak Ayi Ibrohim.

Departemen CSR memiliki visi dan misi yang menjadi landasan dalam melaksanakan tugas departemen. Visi Departemen CSR adalah membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunitas, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi, sehingga tercipta hubungan yang harmonis. Sedangkan misi Departemen CSR adalah menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan (enviroment friendly) dengan tetap memperhatikan pengembangan masyarakat yang berkelanjutan (sustainable development).

PT Indocement yang beroperasi di Citeureup berada dalam tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Citeureup, Kecamatan Klapanunggal, dan Kecamatan Cileungsi. Penentuan desa binaan dari tiap kecamatan berdasarkan kedekatan lokasi desa dengan lokasi pabrik dan pertambangan. Berdasarkan kedekatan tersebut maka


(52)

jumlah seluruh desa binaan sebanyak 12, yaitu: Desa Gunung Putri, Citeureup, Puspanegara, Lulut, Bantarjati, Nambo, Hambalang, Leuwi Karet, Tarikolot, Gunung sahari, Pasir Mukti, dan Tajur.

PT Indocement menanggap CSR sebagai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap peningkatan nilai dan kualiatas hidup pemangku kepentingan (stakeholeders). Partisipasi perusahaan membangun wilayah desa binaan dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat bedasarkan peta demografi sosial. Keharmonisan antara masyarakat dengan perusahaan dibangun melalui komunikasi dua arah dalam 5 pilar program pengembangan bagi masyarakat desa binaan di sekitar wilayah operasi perusahaan. Program CSR yang dikerjakan oleh bagian Comdev mengacu pada 5 pilar aspek kehidupan.

4.5 Implementasi PRogram CSR PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk 4.5.1 Pendekatan Implementasi CSR PT Indocement

PT Indocement memaknai CSR sebagai tanggung jawab sosial perusahaan terhadap peningkatan nilai dan kualitas hidup pemangku kepentingan (stakeholeders). Pemangku kepentingan dimaksud oleh Indocement ialah pemegang saham, pemerintah, dan juga masyarakat desa sekitar wilayah operasi PT Indocement. Perusahaan berupaya untuk berpartisipasi dalam membangun wilayah desa sekitar perusahaan atau yang disebut sebagai desa binaan. Identifikasi kebutuhan dasar masyarakat desa binaan, dilakukan perusahaan berdasarkan peta demografi sosial yang dirancang sebelum melakukan perencanaan PRogram. Hal ini selaras dengan pengertian CSR menurut Rudito (2004), bahwa akan kegiatan CSR merupakan cara perusahaan untuk tidak memisahkan diri dengan komunitas disekitarnya, dimana Indocement memiliki desa binaan sebagai wilayah implementasi kegiatan CSR.

Kebijakan PT Indocement mengenai implementasi CSR telah dirumuskan sejak awal perusahaan berdiri. Pada mulanya perusahaan hanya memberikan sumbangan dan bantuan kepada masyarakat sekitar pabrik maupun masyarakat yang tinggal dekat dengan lokasi pertambangan. Pemberian donasi dan sumbangan tersebut tidak dilandasi oleh konsep partisipasi dan pengembangan


(53)

masyarakat. Saai ini perusahaan telah memiliki konsep dan kebijakan, dimana implementasi program CSR PT Indocement mengacu pada aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi (konsep triple bottom lines) seperti kutipan di bawah ini yang terdapat pada Annual Report PT Indocement dan data Departemen CSR, yaitu:

“Indocement melaksanakan gagasan-gagasan tanggung jawab sosial perusahaan untuk memberikan mata pencaharian, perhatian, dan perlindungan yang layak bagi masyarakat dan lingkungannya untuk memastikan keberlangsungan pertumbuhan serta kesejahteraan bagi generasi berikutnya”(Departemen CSR PT Indocement, 2009)

Selaras dengan pernyataan sebelumnya, kebijakan pelaksanaan program CSR PT Indocement, juga disesuaikan dengan kebijakan umum perusahaan pada bidang mutu perusahaan bagian keselamatan dan kesehatan kerja, keamanan, lingkungan, dan komunitas, yaitu:

“Senantiasa berupaya untuk menghemat sumber daya alam, mengutamakan keselamatan, keamanan, dan kesehatan kerja, serta mengendalikan dan dan mengurangi dampak lingkungan, terutama emisi debu, melalui kegiatan perbaikan secara terus menerus. Senantiasa berusaha meningkatakan program untuk menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis dengan lingkungan sekitar.” (Powerpoint presentasi pengenalan CSR).

Program tanggung jawab sosial perusahaan didasarkan pada konsep pembangunan berkelanjutan yang bertumpu pada tiga pencapaian yang bermanfaat secara ekonomi, sosial dan lingkungan (triple bottom lines). Perusahaan juga mendasari program CSR pada Kerangka Lima pilar Pembangunan Berkelanjutan yaitu pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial, dan kemanan. Selain itu, tujuan dari pembangunan Millenium Development Goals yang dicetuskan PBB tahun 2000 juga menjadi inspirasi implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan.

Ambadar (2008) menyatakan bahwa terdapat enam prakarsa utama yang dapat disesuaikan dengan masing-masing tujuan sosial perusahaan dalam


(54)

menerapkan program CSR. Implementasi program CSR Indocement juga memiliki tujuan sosial, yang mana termasuk dalam kategori Social Responsible Bussiness Practics. Kategori Social Responsible Bussiness Practics, dimana perusahaan melakukan berbagai investasi bisnis yang mendukung pemecahan masalah sosial tertentu. Investasi bisnis yang dilakukan oleh Indocement salah satunya adalah penerapan program CSR, dimana hubungan yang dijaga oleh perusahaan telah dimaknai sebagai hubungan kerjasama dalam kebijakan umum perusahaan.

Program CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan akan bermanfaat bagi keberlanjutan usahanya, Wibisono (2007) mengemukakan bahwa terdapat 10 manfaat yang dapat diterima oleh perusahaan pelaksana program CSR. Indocement sebagai perusahaan yang telah melaksanakan CSR, bahkan memiliki departement khusus dalam pengelola program CSR, mendapatkan banyak manfaat bagi kemajuan perusahaan. Menurut FJR selaku karyawan departemen CSR, penghargaan secara formal maupun nonformal dari banyak pihak didapatkan PRogram CSR Indocement, selain itu Indocement juga memanfaatkan sampah rumah tangga sebagai bahan alternatif produksi juga diperoleh dari adanya implementasi pogram CSR, dan juga hubungan baik dengan masyarakat sekitar lokasi pertambangan yang terjalin melalui kegiatan CSR.

“Hubungan Indocement dengan warga sekitar baik, karena Indocement terbuka dengan masalah yang ada di desa binaan terutama yang terkait dengan 5 pilar, keterbukaan ini bertujuan agar warga merasa dekat dengan Indocement. Kegiatan CSR Indocement juga membantu untuk mendapatkan bahan bakar aternatif, dengan adanya Unit Pengelolaan Kebersihan di desa binaan, yang mana olahan hasil sampah akan digunakan untuk bahan bakar alternatif Produksi”

Indocement mendapatkan banyak manfaat dari program CSR maka dari itu, 10 manfaat program CSR bagi perusahaan yang dikemukakan Wibisono (2007) telah diraih oleh Indocement. Akan tetapi, dari kesepuluh manfaat tersebut, ada tiga point utama yang mendominasi manfaat kegiatan CSR PT Indocement, yaitu, mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan citra perusahaan, mendapatkan


(1)

Lampiran 1. Hasil Uji Korelasi

Rank Spearman

1.

P – Value antar variabel

Keterangan:

Jika nilai-p < alpha 10% maka pengaruh significant

2.

Uji Korelasi Jenis Kegiatan dengan PRoses Pencitraan

Jenis Citra Spearman's rho Jenis Correlation Coefficient 1.000 .294

Sig. (2-tailed) . .115

N 30 30

Citra Correlation Coefficient .294 1.000

Sig. (2-tailed) .115 .

N 30 30

FREKUENSI

KEMAMPUAN

MANFAAT

JENIS

PROSES

PENCITRAAN

CITRA

PERUSAHAAN

0.006

0.675

0.045

0.082


(2)

1.

Uji Korelasi Frekuensi Program dengan Proses Pencitraan

frekuensi pencitraan Spearman's rho frekuensi Correlation Coefficient 1.000 .080

Sig. (2-tailed) . .675

N 30 30

pencitraan Correlation Coefficient .080 1.000

Sig. (2-tailed) .675 .

N 30 30

2.

Uji Korelasi Kemampuan Fasilitator dengan Proses Pencitraan

kemampuan Pencitraan Spearman's rho kemampuan Correlation Coefficient 1.000 .369**

Sig. (2-tailed) . .045

N 30 30

pencitraan Correlation Coefficient .369* 1.000

Sig. (2-tailed) .045 .

N 30 30

**.

Correlation is significant at the 0.10 level (2-tailed).

3.

Uji Korelasi Manfaat Program dengan Proses Pencitraan

manfaat pencitraan Spearman's rho manfaat Correlation Coefficient 1.000 .323


(3)

manfaat pencitraan Spearman's rho manfaat Correlation Coefficient 1.000 .323

Sig. (2-tailed) . .082*

N 30 30

pencitraan Correlation Coefficient .323 1.000

Sig. (2-tailed) .082 .

*.

Correlation is significant at the 0.10 level (2-tailed).

4.

Uji Korelasi Proses Pembentukan Citra dengan Citra Perusahaan

pencitraan citra Spearman's rho pencitraan Correlation Coefficient 1.000 .489**

Sig. (2-tailed) . .006

N 30 30

citra Correlation Coefficient .489** 1.000

Sig. (2-tailed) .006 .

N 30 30


(4)

Lampiran 2. Daftar Nama Perangkat Desa Bantarjati

No. Nama Jabatan

Umur

(Tahun)

Pendidikan Pekerjaan

1. HSM Kadus

48 SD/

Madrasah

Karyawan

2. MMN Ketua

RW

41 SMA

Wirausaha

3. KNM Kadus

56 SD

Petani

4. ECP

Ketua

RT

32 SD

Buruh

5. AHP Ketua

RT

40 SD

Buruh

6. JYD

Ketua RT

47 SMP

Pedagang

7. LDS

Ketua

RT

37 SMP

Karyawan

8.

MEM

Ketua RT

61 SD

Tidak Bekerja

9. EMN Ketua

RT

58 SD

Buruh

10. JHO

Kadus

55 SD

Pedagang

11. BIO

BPD

40 SMA

Karyawan

12. IBM

Ketua

RT

56 SMA

Karyawan

13. NJN

LPM

51 SMP

Tidak

Bekerja

14. AA

Ketua RT

45 Tidak Sekolah

Buruh

15. SHR

Ketua RW

51 SMP

Pedagang

16. ARS

Ketua

RT

47 SMP

Karyawan

17. ANA

Kadus

55 SMP

Karyawan

18. NSI

Ketua

RW

58 SD

Buruh

19. HAS

Ketua

RT

58 SD

Buruh

20. UPT

BPD

28 Perguruan

Tinggi Karyawan

21. HSD

Ketua

RT

35 SMP

Karyawan

22. MHS

Ketua

RT

61 SD

Karyawan

23. JBA

Ketua RT

73 Tidak Sekolah

Petani

24. NDN

Ketua

RT

50 SD

Buruh

25. KTA

Ketua

RT

62 SD

Buruh

26. ENS

Ketua

RW

42 SMA

Karyawan

27. MNR Ketua

RW

35 SD

Buruh

28. SPH

BPD

45 SMP

Buruh

29. NRN

LPM

57 SMP

Karyawan


(5)

Lampiran 3. Dokumentasi Program CSR PT. Indocement

1.

Kegiatan

Bilikom

2.Pelatihan

Menjahit

Garmen

3.Perbaikan Jalan Desa Binaan

4. Pelatihan Linmas

5.Sosialisasi HIV/AIDS


(6)