Organisasi dan Perencanaan Divisi Internal Audit

16 Pengembangan karier staf internal auditor juga memerlukan perhatian yang memadai, oleh karena itu Divisi Internal Audit harus menyusun rencana pengembangan karier staf melalui penugasan, program pendidikan, penilaian prestasi pribadi dan pemantauan perkembangan karier. Program pengembangan karier ini perlu disusun secara teratur dan diawasi secara kontinyu oleh manajer internal audit.

5. Organisasi dan Perencanaan Divisi Internal Audit

Kegiatan manajer Divisi Internal Audit harus dititikberatkan pada pencapaian tujuan organisasi yaitu pelaporan terhadap efisiensi, efektivitas, dan kehematan pusat-pusat pertanggungjawaban dalam menggunakan sumber- sumber perusahaan yang sifatnya terbatas, sesuai dengan peraturan atau kebijakan yang telah ditentukan. Menurut Konrath 2000, dalam melaksanakan kegiatan tersebut dapat digunakan dua cara pendekatan, yaitu: 1 Divisi Internal Audit menyediakan informasi khusus yang relevan bagi manajemen puncak untuk membuat keputusan atas masalah yang masih belum diselesaikan. 2 Divisi Internal Audit melaporkan kepada manajemen puncak, mengenai efisiensi, efektifitas, dan kehematan pusat pertanggungjawaban unit kerja yang di audit. Tujuan organisai Divisi Internal Audit harus disusun berdasarkan kontribusi atau manfaat yang dapat diberikan kepada perusahaan oleh Divisi Internal Audit. Tujuan Divisi Internal Audit merupakan pernyataan mengenai 17 sasaran yang akan dicapai agar memungkinkan untuk menentukan kriteria- kriteria terhadap pencapaian tujuan. Rencana kerja pemeriksaan tahunan Divisi Internal Audit disusun sesuai dengan rencana kerja jangka panjang perusahaan. Penyusunan rencana kerja jangka pemeriksaan tahunan ini sangat tergantung kepada anggaran yang disediakan untuk Divisi Internal Audit. Menurut Arens 2003, langkah-langkah untuk menentukan rencana kerja pemeriksaan tahunan meliputi: a. Penentuan prioritas audit. Untuk menentukan prioritas obyek atau unit kerja yang akan diaudit, perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu: 1. Risiko Relatif Obyek atau unit kerja yang mengelola sumber daya dan dana yang besar, akan mempunyai risiko yang tinggi, Audit terhadap obyek atau unit tersebut diharapkan dapat mengidentifikasikan cara-cara perbaikan pengelolaan, organisasi dan prosedur operasionalnya. 2. Perlunya dilakukan audit oleh akuntan publik Hal tersebut berdasarkan pengalaman dari audit sebelumnya, audit oleh Akuntan Publik dapat memberikan pertimbangan kepada internal auditor mengenai masalah-masalah manajemen dan obyek tertentu yang perlu dilakukan manajemen audit untuk menentukan kelemahan- kelemahan dan diikuti tindakan perbaikan dan penyempurnaan. 3. Adanya keluhan dari unit kerja. 18 Prioritas audit dapat didasarkan kepada adanya keluhan dari unit kerja atau proyek yang sifatnya kontroversial. 4. Kurangnya informasi mengenai unit kerja atau obyek yang akan diaudit. Kurangnya informasi yang diterima oleh manajemen puncak mengenai unit kerja atau obyek tertentu, perlu diprioritaskan untuk dilakukan audit. 5. Perubahan lingkungan yang signifikan. Lingkungan organisasi perusahaan, dapat mempengaruhi penentuan obyek yang akan diaudit. Misalnya kondisi ekonomi, peraturan dan kebijakan pemerintah, persaingan, sosial dan budaya masyarakat, perkembangan teknologi dan lain-lain. Dampak perubahan lingkungan dapat mempengaruhi prioritas audit dan ukuran atau kriteria kepatuhan, efisiensi, efektifitas dan kehematan unit kerja yang akan diaudit. 6. Masukan dari manjemen puncak. Manajemen puncak dapat memberi masukan mengenai prioritas obyek atau unit kerja yang akan diaudit. b. Pemilihan obyek atau unit kerja yang diaudit. Pemilihan obyek atau unit kerja yang diaudit, penunjukan staf internal auditor yang akan melakukan tugas, dan mengintegrasikan berbagai kegiatan audit kedalam rencana kerja pemeriksaan tahunan, merupakan masalah yang cukup rumit yang harus dihadapi oleh manajer 19 Divisi Internal Audit. Untuk menentukan penugasan staf internal auditor, perlu diperkirakan jumlah staf dan waktu yang tersedia dalam suatu tahun anggaran tertentu. Seperti misalnya saat hari libur dan cuti, waktu pendidikan dan latihan, waktu untuk kegiatan diluar, waktu yang hilang diobyek audit dan lain-lain. Langkah selanjutnya adalah menaksir lamanya waktu untuk melakukan audit terhadap suatu obyek atau unit kerja yang akan di audit. Bila ternyata masih terdapat tambahan obyek atau unit kerja yang perlu diaudit sesuai dengan skala prioritas, maka manajer internal audit harus mengusulkan kepada manajemen puncak untuk dapat menggunakan Kantor Akuntan Publik melakukan manajemen audit. c. Penentuan usulan rencana kerja pemeriksaan tahunan Manajer internal audit kemudian menentukan usulan rencana kerja pemeriksaan tahunan kepada manajemen puncak. Usulan tersebut hendaknya mencakup obyek atau unit kerja yang diaudit, dan anggota tim audit, ruang lingkup audit, dan anggota tim audit sesuai dengan keahlian staf. d. Pengesahan rencana kerja pemeriksaan tahunan. Setelah usulan tersebut ditelaah oleh manajemen puncak kemudian disetujui dan disahkan dan menjadi pedoman bagi Divisi Internal Audit untuk melaksanakan manajemen audit selama tahun yang bersangkutan. 20

B. Manajemen Audit 1. Pengertian Manajemen Audit