Pengujian terinci Detailed examination Pengembangan Laporan Report development.

25

c. Pengujian terinci Detailed examination

Dalam tahapan detailed examination auditor harus mengumpulkan bukti yang cukup, kompeten, material, dan relevan untuk dapat menentukan tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan manajemen dan pegawai perusahaan yang merupakan penyimpangan-penyimpangan terhadap criteria dalam firm audit objective dan bagaimana effect penyimpangan tersebut yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Bukti-bukti yang dikumpulkan tersebut harus diikhtisarkan, masing- masing yang berkaitan dengan criteria, causes dan effects dalam firm audit objective. Dari ikhtisar tersebut harus bisa ditentukan audit findings yang mengakibatkan terjadinya ketidakefisienan, ketidakefektivan dan pemborosan yang diperlukan untuk penyusunan laporan manajemen audit. Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalam tahap ini auditor harus mengidentifikasikan masalah-masalah secara khusus, memperoleh dan menganalisis bukti-bukti untuk mencari sebab akibat dan mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan. Masalah-masalah yang diidentifikasikan harus benar- benar didukung dengan bukti yang cukup dan kompeten dan saling berhubungan satu sama lain.

d. Pengembangan Laporan Report development.

Temuan audit harus dilengkapi dengan kesimpulan dan saran, dan harus di review oleh audit manager sebelum didiskusikan dengan manajer unit kerja yang diaudit auditee. Komentar dari auditee mengenai apa 26 yang disajikan dalam konsep laporan harus diperoleh secara tertulis. Auditee bisa saja berbeda pendapat mengenai temuan dan perbedaan pendapat tersebut harus dicantumkan dalam laporan audit. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tahapan ini merupakan tahapan kritis dari suatu manajemen audit. Temuan-temuan dan rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan, harus dikomunikasikan dan dibahas bersama manajer unit kerja yang diaudit. Hal ini disebabkan karena yang bertanggung jawab terhadap perbaikan dan tindakan koreksi adalah manajer unit kerja yang diaudit. Manajer yang bersangkutan dapat memilih alternatif cara perbaikan atas rekomendasi yang diajukan oleh auditor. Divisi internal audit tidak dapat memaksa unit kerja yang diaudit untuk melaksanakan rekomendasi-rekomendasi yang diberikannya, karena divisi internal audit merupakan unit staf yang fungsinya memberikan jasa atau pelayanan kepada unit kerja lainnya dalam perusahaan.

3. Manfaat dan Permasalahan Manajemen Audit