BAB II KAJIAN TEORI
A. Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Dilihat dari asal kata bimbingan yaitu bimbing, yang artinya pimpin; asuh; tuntun. Sedangkan bimbingan artinya petunjuk penjelasan cara
mengerjakan sesuatu.
6
Bimbingan merupakan bantuan yang dapat diberikan oleh pribadi yang terdidik dan wanita atau pria yang terlatih, kepada setiap individu
yang usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan hidup, mengembangkan sudut pandangannya, mengambil keputusannya sendiri
dan menanggung bebannya sendiri.
7
Menurut Saliman dan Sudarsono dalam bukunya Kamus Pendidikan, Pengajaran, dan Umum, mengartikan bimbingan sebagai bantuan yang
diberikan kepada murid untuk menemukan sendiri dan memberi respon yang tepat atas kemauan sendiri dalam masalah studi dan sosial.
8
Menurut Hallen A. di dalam bukunya Bimbingan dan Konseling, mengemukakan beberapa definisi mengenai bimbingan:
1. Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Years Book of Education 1955, yang menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu
proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan
pribadi dan kemanfaatan sosial.
2. Stoops dan Walquist, mendefinisikan bahwa bimbingan adalah proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk
mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi dirinya maupun bagi
masyarakat.
6
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. II, h. 152.
7
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Surabaya: Usaha Nasional, 1983, h. 64.
8
Saliman, Sudarsono, Kamus Pendidikan, Pengajaran, dan Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 1994, Cet. I, h. 33.
3. Menurut Crow Crow, bimbingan diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang pria maupun wanita yang memiliki pribadi
yang baik berpendidikan yang memadai kepada seorang individu dari setiap usia dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan dalam hidupnya
sendiri, mengembangkan arah pandangannya sendiri, membuat pilihan sendiri dan memikul bebannya sendiri.
4. Menurut Arthur J. Jones, seperti yang dikuti oleh DR. Tohari Musnamar, mendefinisikan bimbingan sebagai pertolongan yang
diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam hal membuat pilihan-pilihan, penyesuaian diri dan pemecahan problem-problem.
5. DR. Rachman Natawidjaja, menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan
secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, serta kehidupan umumnya.
9
Menurut Bimo Walgito dalam bukunya Bimbingan dan Konseling di Sekolah, mengemukakan bahwa Bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu- individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam
kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
10
Sedangkan menurut Paimun dalam diktatnya Bimbingan dan Konseling, mengemukakan bahwa Bimbingan adalah suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara terus menerus, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga sanggup
mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai tuntutan dan keadaan lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan demikian dia dapat
mengecap kebahagiaan hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada umumnya.
11
Dari uaraian-uraian di atas dapat disimpulkan mengenai pengertian bimbingan, yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan
sistematis kepada incividu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,
9
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet. I, h.3-5.
10
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offset, 1995, cet. III, h.4.
11
Paimun, Bimbingan dan Konseling, Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah, 2005, h. 9, td.
agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya dan kemampuan untuk mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi atau kemampuannya
dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Sedangkan pengertian konseling yaitu pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis;
pengarahan, atau pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri
meningkat dalam memecahkan berbagai masalah; penyuluhan.
12
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di mana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam
serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru pembimbing atau konselor dengan klien; dengan tujuan agar klien itu mampu
memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mangarahkan dirinya
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagian pribadi dan kemanfaatan
sosial. Berikut ini akan dikemukakan beberapa karakteristik yang terkandung dalam pengertian konseling, sebagaimana yang dikutipkan
oleh Shertzer dan Stone dalam bukunya Fundamental of Counseling dari Patterson:
1. Konseling ialah berhubungan dengan usaha untuk mempengaruhi
perubahan sebagian besar tingkah laku klien secara sukarela klien ingin untuk mengubah dan mendapatkan bantuan dari konselor.
2. Maksud dari konseling ialah menyajikan kondosi yang dapat memperlancar dan mempermudah perubahan sukarela itu kondisi-
kondisi yang demikian itu adalah merupakan kewajiban individu dalam menentukan pilihan yang tepat untuk berdiri sendiri dan
memperoleh kepercayaan diri sendiri.
3. Kondisi yang memperlancar perubahan tingkah laku itu diselenggarakan melalui wawancara tidak semua wawancara adalah
konseling, tetapi konseling selalu menyangkut wawancara. 4. Suasana mendengar terjadi dalam konseling, tetapi tidak semua proses
konseling itu terdiri dari mendengar itu saja. 5. Konselor memahami klien.
6. Konseling diselenggarakan dalam suasana pribadi dan hasilnya dirahasiakan.
12
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. II, h. 588.
7. Klien mempunyai masalah-masalah psikologis dan konselor memiliki keterampilan atau keahlian dalam membantu memecahkan masalah-
masalah psikologis yang dihadapi klien.
13
Pelayanan dengan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan masalahnya secara individuil. James
F. Adams menjelaskan bahwa konseling adalah suatu pertalian timabal balik antara dua orang individu di mana yang seorang counselor
membantu yang lain counselee, supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang
dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.
14
Menurut Kartini Kartono, konseling ialah wawancara yang melibatkan dua pihak, konselor dan konseli, dalam pergumulan memahami dan
merumuskan masalah, mencari jalan keluar dan melaksanakan jalan keluar. Wawancara konseling dilakukan dalam interaksihubungan antara
penolong dengan yang ditolong. Hubungan dalam konseling ditandai oleh usaha saling memahami, menghargai dan menerima, yang memperlancar
proses menolong.
15
Mortensen menyatakan bahwa konseling merupakan proses hubungan antarpribadi di mana orang yang satu membantu yang lainnya untuk
meningkatkan pemahaman dan kecakapan menemukan masalahnya. Konseling merupakan situasi pertemuan tatap muka antara konselor
dengan klien siswa yang berusaha memecahkan sebuah masalah dengan mempertimbangkannya bersama-sama sehingga klien dapat memecahkan
masalahnya berdasarkan penentuan sendiri. American
Personnel and
Guidance Association
APGA mendefinisikan konseling sebagai suatu hubungan antara seorang yang
terlatih secara profesional dan individu yang memerlukan bantuan yang
13
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet. I, h.11-13.
14
I. Djumhur, Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: C.V. Ilmu, 1975, h. 29.
15
Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya, Jakarta: Rajawali, 1985, cet. I, h. 181.
berkaitan dengan kecemasan biasa atau konflik atau pengambilan keputusan.
16
Pengertian konseling berarti: Bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara,
dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
17
Dari beberapa pengertian mengenai bimbingan dan konseling di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan dan konseling
merupakan proses bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh pembimbing konselor kepada individu konseli melalui pertemuan tatap
muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar konseli memiliki kemampuan dalam menemukan masalahnya serta mampu memecahkan
masalahnya sendiri.
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling