dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan berkelanjutan.
5. Fungsi Advokasi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik
dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal.
20
Menurut Paimun dalam diktatnya Bimbingan dan Konseling, mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling di sekolah memilki
beberapa fungsi antara lain: 1. Fungsi pengembangan, yaitu membantu siswa dalam mengembangkan
potensi bakat, minat, kemampuan dan wawasan, ilmu pengetahuan sikap dan nilai-nilai luhur serta keterampilan agar dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dirinya dan masyarakatnya.
2. Fungsi penyaluran, yaitu membantu siswa dalam menyalurkan bakat, minat, kemampuan, aspirasi atau cita-citanya. Penyaluran dapat
diarahkan pada jenis lanjutan sekolah, pemilihan jurusan, kegiatan ekstra kurikuler, dan lapangan kerja yang sesuai dengan minat, bakat,
cita-cita dan kepribadiannya.
3. Fungsi perbaikan, yaitu membantu siswa dalam memperbaiki kesalahan, kekurangan, kelemahan dalam cara berbicara, bersikap dan
bertindak, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. 4. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam rangka membantu
siswa memperoleh penyesuaian dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannya secara optimal.
5. Fungsi pengadaptasian, yaitu fungsi membantu staf sekolah, khususnya guru, untuk menyesuaikan program pengajaran dan
program bimbingan kepada kebutuhan dan tingkat perkembangan serta aspirasi siswa.
21
3. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno dan Erman Amti, rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran
pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan. Uraian berikut ini akan
mengemukakan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang telah diramu dari sejumlah sumber. Uraian berikut ini akan mengungkapkan
sejumlah prinsip bimbingan dan konseling yang dirumuskan oleh Priyatno
20
Hallen A., Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet. I, h. 60-62.
21
Paimun, Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Diktat UIN Syarif Hidayatullah, 2005, h. 15.
dkk dalam buku Seri Pemandu Pelaksana Bimbingan dan Konseling di Sekolah 1997.
a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan: 1 Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa
memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
2 Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
3 Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.
4 Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
b. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu: 1 Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang
menyangkut pengaruh kondisi mentalfisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya
dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
2 Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi
perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling. c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan:
1 Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya pendidikan dan pengembangan individu.
2 Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
3 Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
d. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan:
1 Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi permasalahannya. 2 Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil
dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan tau desakan diri
pembimbing atau pihak lain. 3 Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam
bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. 4 Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua
anak amat menentukan hasil pelayanan bimbingan. 5 Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam
proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.
22
4. Pelayanan-pelayanan Bimbingan dan Konseling