Peran Bimbingan belajar guru PAI Terhadap Prestasi belajar Siswa Pada mata Pelajarn Pendidikan agama Islam Kelas 11 di SMPN 2 Ciputat

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh :

SITI KHOIRIYAH

NIM: 105011000161

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh

SITI KHOIRIYAH NIM: 105011000161

Di bawah Bimbingan Dosen Pembimbing

Dra. Manerah

NIP. 19680323 199403 2002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(3)

KTSP Terhadap Hasil Belajar PAI Siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang” yang telah disusun oleh:

Nama : SITI KHOIRIYAH NIM : 105011000161

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Telah selesai melewati bimbingan skripsi dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiyah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 11 Maret 2010

Yang mengesahkan: Dosen Pembimbing Skripsi

Dra. Manerah

NIP. 19680323 199403 2 002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(4)

Nama : SITI KHOIRIYAH Tempat/ Tgl. Lahir : Tangerang, 24 September 1987

NIM : 105011000161

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam Angkatan : 2005

Judul skripsi : ”Pengaruh Profesionalisme Guru Dalam Implementasi KTSP Terhadap Hasil Belajar PAI Siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang”

Dosen Pembimbing : Dra. Manerah

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat adalah benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 11 Maret 2010

Mahasiswa Ybs.

SITI KHOIRIYAH NIM. 105011000161


(5)

Tangerang” yang diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah dinyatakan LULUS dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 29 Maret 2010 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 Juni 2010

Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

H. Bahrissalim, M.A

NIP. 19680307 199803 1 002 __________ __________ Sekretaris Jurusan

Drs. Sapiudin Shidiq, M.A

NIP. 196670328 1200003 1 001 __________ __________ Penguji I

Drs. E. Kusnadi

NIP. 19460201 196510 1 001 __________ __________ Penguji II

Dra. Dzikri Neni Iska, M. Psi

NIP. 19690206 199503 2 001 __________ __________

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP. 19571005 198703 1 003


(6)

TANGERANG”

Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar karena guru bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar. Tugas-tugas tersebut jika dijalankan dengan baik oleh seorang guru, maka akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal.

Tinggi rendahnya profesionalisme guru dalam implementasi KTSP akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam tingkat penguasaan materi, metodologi pembelajaran dan pendekatannya. Semakin tinggi profesionalisme guru dalam implementasi KTSP, maka semakin tinggi pula pengaruhnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa, begitu pula sebaliknnya.

Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya Bid. Studi Agama Islam sebaiknya seorang guru harus mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengajar. Persiapan-persiapan itu di antaranya materi pelajaran, tujuan pengajaran, metode, media/alat pengajaran dan lain-lain yang semuanya itu akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian, siswa akan tertarik dengan cara pengajaran dan bahan pelajaran yang disampaikan gurunya.

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh profesionalisme guru terhadap hasil belajar PAI siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang.

Melalui kuesioner/angket, diketahui bahwa profesionalisme guru dapat mempengaruhi hasil belajar PAI Siswa sebesar 0,58 berdasarkan hitungan secara sederhana melalui indeks korelasi “r” product moment yang berada antara 0,40 - 0,70. Dengan demikian, pengaruh profesionalisme guru dalam impelementasi KTSP terhadap hasil belajar PAI siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang tergolong sedang. Artinya profesionalisme guru dalam implementasi KTSP dapat mempengaruhi hasil belajar PAI siswa.

Selanjutnya kontribusi yang diberikan variabel X kepada variabel Y berdasarkan hasil hitungan secara sederhana melalui indeks korelasi “r” product moment di atas, koefisien determinannya sebesar 34 %, dan sebagian besar lagi (66 %) kemungkinan besar dipengaruhi oleh faktor lain, seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lain-lain.


(7)

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang menebarkan hikmah benih-benih kehidupan, yang memiliki nama-nama yang indah, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dengan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiyah sederhana ini dapat terselesaikan. Salawat dan salam terlimpahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang menjadi teladan bagi seluruh ummat. Dengan keterbatasan pengetahuan, pemahaman, pengalaman dan kemampuan penulis dalam penyusun skripsi ini, penulis menyadari pentingnya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar.

Dengan selesainya skripsi ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Ketua Jurusan PAI, dan Sekretaris Jurusan PAI beserta staf-stafnya.

3. Bapak Yudhi Munadi (dosen pembimbing akademik) yang dengan sabar membimbing penulis dari awal hingga selesainya studi ini.

4. Ibu Dra. Manerah (dosen pembimbing skripsi) yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan asisten dosen yang telah memberikan pengetahuannya dengan keikhlasan dan kesabaran kepada penulis.

6. Bapak Drs. Helper Simanjuntak (Kepala Sekolah SMP Yadika 10), dan bapak Anwar, S.E (Kepala Tata Usaha) atas diberikannya izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian, bapak Zumkhoir (Guru Bid. Studi PAI), beserta para guru dan karyawan SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.

7. Kedua orang tua tercinta, bapak H. Satria Mandala dan ummi Hj. Neneng Nur Aini yang tak henti-henti mendoakan. Semoga kelulusan ini dapat membayar setetes air mata dan keringat yang keluar demi kebahagiaan anak-anakmu.


(8)

iii

masih banyak kekurangan dalam segala hal. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah penulis berlindung, semoga karya ilmiyah sederhana ini menjadi setitik sumbangan bagi banyak orang, khususnya penulis. Amin.

Alhamdulillaahirabbil ‘alamiin

Jakarta, 11 Maret 2010


(9)

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Pembatasan Masalah... 4

D. Perumusan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian... 6

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Profesionalisme Guru………... 7

1. Pengertian Profesionalisme Guru………... 7

2. Kriteria dan Indikator Guru Profesional………… 8

3. Tugas dan Peran Guru Profesional………. 13

B. Implementasi KTSP... 17

1. Pengertian dan Hakikat KTSP... 17

2. Tujuan KTSP... 18

3. Karakterisitik KTSP... 19

4. Implementasi KTSP... 19

5. Tugas Guru Dalam Implementasi KTSP... 20

C. Hasil Belajar PAI... 22

1. Pengertian Hasil Belajar PAI... 22

2. Ruang Lingkup PAI... 24

3. Tujuan PAI... 25


(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 29

B. Variabel Penelitian... 30

C. Metode Penelitian... 30

D. Populasi dan Sampel Penelitian... 30

E. Teknik Pengumpulan Data... 32

F. Instrumen Penelitian... 33

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang………… 39

1. Sejarah Singkat SMP Yadika 10……… 39

2. Visi, Misi dan Motto SMP Yadika 10………….. 40

3. Struktur Organisasi ……… 41

4. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan……… 42

5. Keadaan Sarana dan Prasarana……….. 44

6. Prestasi Siswa... 45

B. Deskrifsi Data……….. 46

C. Analisis Data……… 47

D. Pengujian Hipótesis……….. 58

E. Interpretasi Data………... 61

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….. 63

B. Saran……… 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

Tabel 2 Keadaan Siswa/i Kelas VII dan VII yang beragama Islam... 31

Tabel 3 Kisi-kisi Instrumen Profesionalisme Guru Dalam Implementasi KTSP... 34

Tabel 4 Bobot Nilai Alternatif Jawaban... 35

Tabel 5 Interpretasi Angka Indeks Korelasi ”r” Product Moment.... 37

Tabel 6 Keadaan Siswa/i SMP Yadika 10 Berdasarkan Jenis Kelamin dan Agama... 42

Tabel 7 Keadaan Guru SMP Yadika 10... 43

Tabel 8 Keadaan Karyawan SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang.... 44

Tabel 9 Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Yadika 10... 45

Tabel 10 Prestasi Siswa SMP Yadika 10... 45

Tabel 11 Skor Profesionalisme Guru Dalam Implementasi KTSP... 47

Tabel 12 Klasifikasi Nilai Profesionalisme Guru Dalam Implementasi KTSP... 48

Tabel 13 Skor Hasil Balajar PAI Siswa ... 48

Tabel 14 Klasifikasi Skor Hasil Belajar PAI Siswa... 49

Tabel 15 Persentase Jawaban Tiap Butir Soal Angket... 49

Tabel 16 Perhitungan Korelasi Antara Profesionalisme Guru Dalam Implementasi KTSP dengan Hasil belajar PAI Siswa... 59


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam (SDA); baik di darat, laut, maupun udara. Seharusnya dengan kekayaan alam yang meruah limpah tersebut negara Indonesia menjadi negara yang makmur dan sejahtera. Bukan malah sebaliknya, menjadi negara yang terpuruk. Keterpurukan ini disebabkan karena masyarakat dan generasi muda Indonesia belum mempunyai kemampuan berpikir yang memadai untuk memanfaatkan dan mengelola SDA yang ada.

Salah satu akar dari permasalahan ini adalah faktor ketidakteraturannya menajemen sistem pendidikan nasional sebagai lembaga yang melahirkan sumber daya manusia (SDM). Karena pendidikan merupakan hal yang penting dari suatu negara, maka pendidikanlah yang menentukan seberapa besar kualitas dari negara tersebut. Apabila sistem pendidikan di negara tersebut baik, maka akan baik kualitas negara tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila sistem pendidikannya buruk, maka akan buruk pula kualitas negara tersebut.

Untuk meningkatkan kualitas suatu negara, maka hendaknya pemerintahnya memperhatikan mutu pendidikan negaranya. Dan salah satu komponen penting


(13)

yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan kualitas sistem pendidikan adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan acuan yang dugunakan oleh setiap satuan pendidikan.

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut semua bidang untuk menyesuaikan perkembangan tersebut, termasuk bidang pendidikan. Dalam penyesuaian dengan perkembangan zaman tersebut maka upaya pemerintah adalah dengan melahirlah kurikulum yang bersifat desentralisasi yang disusun berdasarkan kebutuhan dan perkembangan masyarakat negara Indonesia, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

KTSP merupakan kurikulum yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik.1 Hal ini jelas menunjukkan KTSP disusun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.

Dengan kurikulum yang bersifat desentralisasi ini, diupayakan agar dapat mempermudah para pelaksana kurikulum dalam melaksanakan kurikulum yang ada, sehingga tujuan pendidikan nasional dapat tercapai dengan baik.

Akan tetapi, kurikulum hanyalah sebagai alat dalam dunia pendidikan. Bagaimanapun sempurnanya suatu kurikulum seperti KTSP, tanpa diimplementasikan oleh guru di lapangan, maka kurikulum tersebut hanya sebatas dokumen saja. Oleh karena itu dalam proses keberhasilan pelaksanaan kurikulum sangat ditentukan oleh kemampuan profesional guru. Karena guru merupakan ujung tombak sebuah pendidikan yang berhubungan langsung dengan peserta didik sebagai subjek dan objek belajar.

Pentingnya seorang guru yang profesional ini tercantum dalam hadits Rasullah SAW:

1

E. Mulyasa, KTSP: Suatu Panduan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cet, ke-2, hal. 8


(14)

ﺿر

ةﺮ ﺮه

ا

لﺎﻗ

ﷲا

:

ﺪ و

اذا

و

ﷲا

ﻰ ﺻ

ﷲا

لﻮ ر

لﺎﻗ

ﺔﻋﺎ ا

ﺮﻈﺘ ﺎﻓ

ها

ﺮ ﻏ

ﻰ ا

ﺮ ﻻا

)

يرﺎﺨ ا

اور

(

2

“Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”. 3

Dari hadits di atas jelaslah bahwa guru yang profesional itu sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pendidikan yang optimal. Dengan keberhasilan pendidikan tersebut akan berdampak pada kemajuan kualitas sumber daya manusia negara kita. Karena apabila pendidikan di negara ini diserahkan kepada para pengajar yang tidak profesional, maka seperti dalam sabda rasul di atas, kita hanya tinggal menunggu kehancuran yang akan diakibatkan dari hasil didikan pengajar-pengajar yang tidak profesional tersebut.

SMP Yadika 10 merupakan salah satu sekolah di kecamatan Kosambi Tangerang yang sudah menerapkan KTSP dengan baik. KTSP merupakan kurikulum yang menuntut para guru untuk lebih kreatif dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, karena dalam KTSP ini murid tidak lagi sebagai orang yang hanya menerima apa yang disampaikan guru. Akan tetapi dalam KTSP ini guru dan murid sama-sama dituntut untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

Itulah sebabnya, guru profesionallah yang dibutuhkan untuk menumbuhkan minat para siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan aktif, khususnya dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang sebagian siswa kurang meminatinya. Dengan guru profesional siswa akan mengikuti mata pelajaran PAI dengan kesenangan hati, tanpa adanya paksaan. Sehingga sangat diperlukan kreatifitas guru dalam menyampaikan materi pelajaran PAI dan mampu menghadirkan inovasi-inovasi pengajaran yang membuat kegiatan belajar mengajar menyenangkan dan tidak menjenuhkan bagi para siswa untuk mengikuti pelajaran PAI tersebut.

2

Muhammad Bin Ismail Al Bukhari, Matan Al Bukhary, (Mesir: An Naashiriyyah, tth), Juz. 1, h. 21

3

Abudin Nata dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 215


(15)

Dengan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, bertujuan agar siswa mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan oleh guru dengan baik, prestasi belajar siswa meningkat, dan pengajaran yang diberikan dapat melekat dalam diri siswa serta dapat diamalkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Oleh karena itu dengan profesionalisme guru dalam mengimplementasikan KTSP dapat membawa siswa untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.

Dengan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti tentang profesionalisme guru di SMP Yadika 10 ini, terutama guru bidang studi PAI. Oleh karena itu penulis membuat penelitian ini dengan judul “Pengaruh Profionalisme Guru dalam Implementasi KTSP Terhadap Hasil Belajar PAI Siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang”.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar balakang yang diuraikan di atas, maka akan terdapat beberapa masalah yag terkait, di antaranya yaitu:

1. Upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru.

2. Hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh profesionalisme guru dalam mengimplementasikan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dalam penelitian ini diperlukan pembatasan masalah, sehingga diharapkan pembahasan dalam penelitian ini tidak melebar luas. Adapun masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Profesionalisme yang dimaksud di sini terfokus pada profesinalisme guru dalam implementasi KTSP. Dan profesionalisme dalam penelitian ini berdasarkan persepsi siswa.


(16)

2. Profesionalisme guru yang dituju adalah kemampuan guru bidang studi PAI dalam mengelola program belajar mengajar.

3. Siswa yang dimaksud adalah siswa/i SMP Yadika 10 kelas VII dan Kelas VIII yang beragama Islam.

4. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar PAI yang dapat dilihat dari raport siswa semester I.

D. Perumusan Masalah

Berdasakan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, masalah ini dirumuskan bahwa “Profesionalisme guru dalam implementasi KTSP mempengaruhi hasil belajar PAI siswa”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk:

1. Mengetahui profesionalisme guru SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang dalam Implementasi KTSP.

2. Mengetahui hasil belajar PAI siswa SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang. 3. Mengetahui pengaruh profesionalisme guru dalam implementasi KTSP

terhadap hasil belajar PAI siswa.

F. Manfaat Penelitian


(17)

1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak sekolah dalam meningkatkan profesionalisme para pengajar.

2. Dapat dijadikan acuan para pengajar dalam meningkatkan kualitas dalam melaksanakan pembelajaran dan memperbaiki pembelajaran yang dianggap masih kurang efektif.


(18)

BAB II

LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A.

Profesionalisme Guru

1. Pengertian Profesionalisme Guru

Sebelum dibahas tentang pengertian profesionalisme guru, ada baiknya dibahas mengenai pengertian guru terlebih dahulu. Berikut beberapa pengertian guru yang penulis dapat:

Guru atau pendidik menurut Dra. Hj. Nur Uhbiyati adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.1

Menurut Undang-undang Sisdiknas, “pendidik (guru) merupakan tenaga profesioanl yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pemebelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.2

1

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam I, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), cet. Ke-2, h. 65

2

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004), h. 22


(19)

Dan menurut Hadari Nawawi, “Guru adalah orang yang bekerja di bidang pendidikan yang ikut bertanggung jawab membantu peserta didik mencapai kedewasaannya”.3

Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat bahwa guru atau pendidik adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam perkembangan jasmani dan rohani peserta didik dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar. Sedangkan pengertian profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif (Webster, 1989).4 Sedangkan arti dari profesionalisme sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.5

Jadi, profesionalisme guru adalah mutu atau kualitas yang dimiliki seseorang yang pekerjaannya (profesinya) mengajar sebagai ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Dan untuk mendapat keprofesionalan tersebut memerlukan kepandaian khusus dan dilandasi dengan keahlian, ketrampilan, dan kemampuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan di bidang keguruan, sehingga mampu melaksanakn tugas-tugas dengan baik.

2. Kriteria dan Indikator Guru Profesional

Sebenarnya tidak semua orang dapat menjadi guru yang baik. Setiap pekerjaan profesional mempunyai tuntutan kualitas personal yang berbeda dengan pekerjaan profesional lainnya. Kualitas ini diwujudkan dalam

3

Abudin Nata dan Fauzan, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), cet. Ke-1, h. 207

4

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 45

5

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), cet. Ke-3, h. 584


(20)

berbagai bentuk, antaranya dalam bentuk kompetensi atau kemampuan yang didukung oleh pemilikan pengetahuan, keterampilan, kepribadian, dan kesenangan kepada pekerjaannya dalam profesi itu.6

Untuk menjadi guru profesional ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru, yaitu meliputi:7

a. Menguasai Bahan, yakni menguasai bahan bidang studi yang dipegangnya dan menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi. b. Mengelola Program belajar mengajar. Dalam hal ini ada beberapa yang

harus ditempuh oleh guru, yaitu: merumuskan tujuan instruksional/pembelajaran, mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat, melaksanakan program belajar mengajar, mengenal kemampuan anak didik serta merencanakan dan melaksanakan program remedial.

c. Mengelola Kelas, yaitu yang menyangkut: mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk pengajaran, dan menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi (menangani dan mengarahkan tingkah laku anak didiknya agar tidak merusak suasana kelas).

d. Menggunakan media/sumber belajar, kemampuan guru dalam membuat, memilih, memilih, mengorganisasikan, merawat dan menyimpan alat atau media pengajaran dalam upaya meningkatkan mutu pengajarannya.

e. Menguasai landasan-landasan kependidikan, yang meliputi: disiplin ilmu yang wajib didalami calon guru yang mendasari asas-asas dan kebijakan pendidikan (baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, dan menguasai dasar keilmuan dengan mantap.

f. Mengelola interaksi belajar mengajar. Kegiatan interaksi antara guru dan siswa dalam rangka transfer of knowledge dan bahkan juga

6

Zakiah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. ke- 1, h. 92

7

Sardiman A. M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. Ke- 11, h. 164-179


(21)

transfer of values, akan senantiasa menuntut komponen-komponen pembelajaran yang serasi antara satu dengan lainnya.

g. Menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran.

h. Mengenal fungsi-fungsi program bimbingan dan penyuluhan di sekolah.

i. Mengenal dan mampu ikut menyelenggarakan administrasi sekolah. j. Memahami prinsisp-prinsip penelitian pendidikan untuk kepentingan

pengajaran.

Sebagai jabatan profesional, guru harus memiliki kriteria profesional. Sebagaimana berdasarkan hasil lokakarya pembinaan kurikulum pendidikan guru UPI Bandung sebagai berikut: 8

a. Fisik

Sehat jasmani dan rohani, serta tidak mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan atau cemoohan atau rasa kasihan dari anak-anak. b. Mental/kepribadian

Berkepribadian/berjiwa pencasila, mampu menghayati GBHN, mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada anak didik, berbudi pekerti yang luhur, berjiwa kreatif (dapat memanfaatkan rasa pendidikan secara maksimal), mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi, mampu mengembangkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab yang besar akan tugasnya, menunjukkan rasa cinta terhadap profesinya, ketaatannya akan disiplin, dan memiliki sense of humor.

c. Keilmuan/pengetahuan

Memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi; ilmu pendidikan dan keguruan serta mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik; memahamai, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan; memiliki pegetahuan yang cukup

8

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), Cet. ke-4, h. 36-38


(22)

tentang bidang-bidang yang lain; senang membaca buku-buku ilmiah; mampu memecahkan persoalan secara sistematis, terutama yang berhubungan dengan bidang studi; dan memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar.

d. Ketrampilan

Mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar; mampu menyusun bahan pengajaran atas dasar pendekatan struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi; mempu menyusun garis besar program pengajaran (GBPP); mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan; mampu merencanakan dan melaksanakan evaluasi pendidikan; dan memahami serta mampu melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah.

Sedangkan dalam UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 dikemukakan bahwa kompetensi guru itu mencakup:9

a. Kompetensi paedagogik yang merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kompetensi kepribadian yang mencakup kepribadian yang: mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

9

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008), h. 279-280


(23)

c. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk: berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kepandidikan, orang tua/wali peserta didik, serta bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.

Selain kriteria di atas, untuk menjadi guru harus memenuhi persyaratan yang berat sebagai berikut: harus memiliki bakat sebagai guru, memiliki keahlian, memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi, memiliki jasmani dan rohani yang sehat, memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, menjadi manusia yang berjiwa pancasila, dan menjadi warga negara yang baik.

Menurut Zakiah Daradjat, menjadi guru tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti: takwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmani, dan berkelakuan baik.10

Menurut Abudin Nata, syarat guru profesional pada garis besarnya ada tiga, yaitu: harus menguasai ilmu pengetahuan yang akan diajarkannya, harus memilki kemampuan menyampaikan atau mengajarkan ilmu yang akan diajarkannya (transfer of knowledge) kepada murid-muridnya secara efektif dan efisien, dan harus berpeang teguh kepada kode etik profesional.11

Adapun citra guru yang diharapkan sebagai pendidik yang profesional antara lain: memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketakwaan yang mantap, mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutat lingkungan dan perkembangan IPTEK, mampu belajar dan bekerjasama dengan profesi

10

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. ke-3, h. 40-42

11


(24)

lain, memiliki etos kerja kuat, memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan karir, serta berjiwa profesional tinggi.12

Berdasarkan syarat-syarat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa jabatan profesi guru tidaklah ringan dan sembarangan, tetapi untuk menjadi guru harus memenuhi dan mempunyai kualifikasi serta persyaratan khusus agar kelak tidak menyimpang dari persyaratan dan ketentuan yang berlaku bagi guru profesional.

3. Tugas dan Peran Guru Profesional

Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian. Adapun tugas guru itu dapat dikelompokkan kepada tiga jenis tugas, sebagai berikut:13

a. Tugas Dalam Bidang Profesi, yang meliputi:

1) Mendidik, yaitu meneruskan dan mengembangkan nilai-nili hidup. 2) Mengajar, yaitu meneruskan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

3) Melatih, yaitu mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

b. Tugas dalam bidang kemanusiaan, yakni menjadi orang tua kedua. c. Tugas dalam bidang kemasyarakatan, yang meliputi:

1) Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral pancasila.

2) Mencerdaskan bangsa Indonesia.

Menurut Zakiah Daradjat, fungsi atau tugas guru itu meliputi: Tugas pengajaran, tugas bimbingan dan penyuluhan dan tugas administrasi atau sebagai pemimpin (manager kelas).14

12

M. Ali Hasan, dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2003), h. 84-85

13

Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 16

14

Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengjaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-2, h. 265


(25)

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa tugas guru tidak hanya sebatas mengajar di kelas saja sebagai pengajar, tetapi lebih dari itu. Guru dalam dunia pendidikan memiliki berbagai macam tugas, baik di sekolah, masyarakat maupun negara.

Dalam sebuah sistem pendidikan, guru berperan sebagai agen perubahan utama. Meski demikian, hal itu tidak diartikan guru adalah subjek sementara murid adalah objek. Konsep pendidikan modern menempatkan guru dan murid sama-sama sebagai subjek pembelajaran. Bukan hanya guru saja yang harus aktif di kelas dan membiarkan murid pasif mendengarkan. Saat ini, guru dituntut lebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran, sehingga murid terguguh untuk mengkonstruksi pemikirannya.15

Sehubungan dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing, maka diperlukan adanya berbagai peranan pada diri guru. Peranan guru ini akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa (yang terutama), sesama guru, maupun dengan staf lainnya.16

Beberapa peranan yang perlu dimiliki para guru adalah sebagai berikut: 1. Korektor

Guru harus dapat membedakan mana nilai yang baik dan yang buruk. kedua nilai ang berbeda ini harus berul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat.

2. Inspirator

Guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yag baik.

15

Palupi Panca Astuti, “Beban Baru Di Tahun Ajaran Baru”, Dalam Kompas, (Jakarta, 19 juni 2007), h. 14

16


(26)

3. Informator

Guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. 4. Organisator

Sebagai organisator guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagai. Semuanya harus diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektifitas dan efisiensi belajar anak didik.

5. Motivator

Guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bersemangat dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah.

6. Inisiator

Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai dengan perkembangan IPTEK.

7. Fasilitator

Dalam hal ini guru berperan memfasilitasi para siswa untuk belajar secara maksimal dengan mempergunakan berbagai strategi, metode, media, dan sumber belajar. Dalam proses pembelajaran siswa sebagai titik sentral belajar, siswa yang lebih aktif mencari dan memecahkan permasalahan belajar, dan guru membantu kesulitan para siswa yang mendapat kendala dan kesulitan dalam memahami dan memecahkan permasalahan.17

17

Martimis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2006), h. 10


(27)

8. Demonstrator

Ada dua konteks pengertian guru sebagai demonstrator. Pertama, guru sebagai model atau teladan dalam menunjukkan sikap-sikap terpuji bagi semua siswa. Kedua, guru berperan sebagai model dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa, agar siswa lebih mudah memahami apa yang disampaikan guru.18

9. Pengelola Kelas

Guru berperan menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Memalui pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif dalam proses belajar.19 10.Mediator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbaai bentuk dan jenisnya. baik media non material maupun materil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses pengajaran.

11.Supervisor

Sebagai supervisor, guru hedaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. teknik-teknik supervisi harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik.

12.Evaluator

Guru berperan mengumpulkan data dan informasi tentang hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Fungsi dari evaluasi ini untuk mengetahui pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. 20

18

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran ... h. 285

19

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran ...h. 283

20


(28)

Berdasarkan gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagai figur profesional yang memegang teguh peranan penting dalam dunia pendidikan, guru dituntut untuk mampu melaksanakan berbagai peranan. Peranan-peranan tersebut berguna untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan efesien serta dapat tercapai hasil tujuan yang baik dalam proses belajar mengajar.

B.

Implementasi KTSP

1. Pengertian dan Hakikat KTSP

KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik.21

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 36 ayat: (1) Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. (2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.22

Di dalam panduan BSNP dinyatakan bahwa KTSP dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik. Model yang dikembangkan dalam KTSP setidak-tidaknya mengandung komponen tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP dan kalender pendidikan.23

KTSP ini adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, dan dikembangkan melalui upaya pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya pendidikan lainnya

21

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.8

22

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan… h. 20

23

Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 43


(29)

untuk meningkatkan mutu hasil belajar di lingkungan masing-masing tingkat satuan pendidikan. Kesiapan sekolah/madrasah dalam mengembangkan dan mengimplementasikan KTSP sangat dipengaruhi oleh kondisi tenaga kependidikan dan sumber daya lainnya yang dimiliki oleh satuan pendidikan.24

Dengan melibatkan para guru secara langsung diharapkan agar kurikulum ini lebih mempermudah guru, sehingga guru dapat memiliki tanggung jawab yang besar.

2. Tujuan KTSP

Pengembangan KTSP bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah/madrasah melalui pemberian kewenangan, keluwesan, dan sumber daya untuk merancang kurikulumnya sendiri dengan mengacu pada rambu-rambu yang telah ditetapkan, serta memonitor dan mengevaluasi kurikulum yang dilaksanakan di sekolah/madrasah masing-masing.

Dengan kemandirian tersebut diharapkan terjadi hal-hal sebagai berikut: sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk mengembangkan dan mengimplementasikan KTSP; mengetahui kebutuhan lembaganya; dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing; dapat meningkatkan daya saing lembaganya masing-masingsesuai dengan perubahan dan perkembangan IPTEK; dan dapat melakukan persaingan sehat dengan satuan pendidikan lainnya.25

24

Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan Model Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan… h. 32

25

Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan model Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan…h. 33-34


(30)

3. Karakteristik KTSP

Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian.26

Jadi dalam rangka pemberdayaan sumber daya sekolah/madrasah maka pengembangan KTSP mempunyai karakteristik bahwa partisipasi warga sekolah/madrasah dan masyarakat memiliki bagian yang sangat penting dalam mengimplementasikan KTSP.27

4. Implementasi KTSP

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap.

Dalam Oxpord Advance Learner’s Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah “Put something into effect” atau penerapan sesuatu yang memberikan efek. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.28

Jadi implementasi KTSP adalah penerapan atau pelaksanaan ide, konsep, kebijakan atau inovasi mengenai kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan karakteristik satuan pendidikan dan daerah masing-masing serta sesuai dengan karakteristik peserta didik dalam bentuk tindakan praktis, sehingga berdampak adanya perubahan berupa pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap bagi peserta didik tersebut.

26

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan…h. 29

27

Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Pengembangan model Kurikulum...h. 33

28

Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 237


(31)

5. Tugas Guru dalam Implementasi KTSP

Sebagaimana pengertian KTSP yang telah dibahas sebelumnya, bahwa dalam mengimplementasikan kurikulum ini melibatkan semua anggota masyarakat pendidikan. Oleh karena itu dalam menyukseskan implementasi ini, guru harus dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.

Dalam mengimplementasikan KTSP, guru dan kepala sekolah dituntut untuk memperhatikan tiga komponen utama sebagai berikut:29

a. Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang tertuang dalam PP 19 tahun 2005, beserta penjabarannya yang telah ditetapkan dalam peraturan menteri pendidikan nasional (Permendiknas)

b. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dikembangkan harus merumuskan secara jelas program, proses, dan hasil pembelajaran, serta mekanisme dan kriteria penilaian.

c. RPP perlu dikembangkan secara matang, untuk menentukan bahwa kegiatan pembelajaran sudah siap dilaksanakan .

Dan hal-hal yang perlu dilakukan guru dan kepala sekolah dalam implementasi KTSP ini adalah sebagai berikut:

a. Melakukan analisis SWOT terhadap satuan pendidikan atau sekolah ketika KTSP tersebut akan dikembangkan dan diimplementasikan. Analisis SWOT ini penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan tantangan (tarith), serta yang paling penting adalah bagaimana menjadikan kelemahan menjadi kekuatan dan menjadikan tantangan menjadi peluang.30

b. Memahami karakteristik peserta didik. Dalam hal ini sedikitnya terdapat tiga hal harus berkaitan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik dalam implementasi KTSP, yaitu pertumbuhan dan perkembangan kognitif, tingkat kecerdasan, kreativitas, serta kondisi fisik.31

29

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,: Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-2, H. 8

30

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 47

31


(32)

c. Membina hasrat belajar dapat dilakuakn melalui cara antara lain dengan mendayagunakan fasilitas dan sumber belajar secara optimal, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal.32

d. Memantau kemajuan peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan strategi pembelajaran, memilih dan menentukan metode, serta media pembelajaran yang efektif dan efisien.33

e. Membangun lingkungan yang kondusif. Membuat lingkungan belajar yang nyaman, menyenangkan, bersih rapih dan tertib. Lingkungan tersebut akan dapat membuat siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

f. Merevitalisasi forum musyawarah guru. Hal ini bertujuan agar guru dapat memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya secara efektif.34

g. Memberdayakan tenaga kependidikan. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku tenaga kependidikan di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik menejemen personalia modern.35

Untuk menyukseskan implementasi KTSP dalam pembelajaran, guru dituntut seperti seorang pandito atau begawan dalam dunia pewayangan, yaitu pendidik yang mulia, berhati suci, dan rela mengorbankan kehidupannya hanya untuk kebaikan dan pendidikan semata-mata.36

Itulah tugas yang harus dilakukan guru dalam implementasi KTSP yang dianggap sebagian guru merepotkan. Padahal tugas-tugas tersebut membantu para guru dalam meningkatkan mutu pengajarannya.

32

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 71

33

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 74

34

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 79

35

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan…H. 81

36


(33)

C.

Hasil Belajar PAI

1. Pengertian Hasil Belajar PAI

Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Salihun A Nasir, “Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar memahami ajaran Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud tujuannya dan dapat mengamalkannya serta menjadikan agama Islam sebagai pandangan hidupnya”.37 Pengertian yang sama ini juga dikemukakan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam (Ditbinpaisun).

Prof. Dr. H. Muhaimin, MA. Mengungkapkan, “Pendidikan Keislaman atau Pendidikan Agama Islam ialah upaya mendidik agama Islam atau pengajaran Islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang”.38

Sedangkan menurut Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, sebagaimana dikutip oleh Prof. M. Alisuf Sabri, “Pendidikan Agama Islam yaitu usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional”.39

Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk membimbing atau memimpin pertumbuhan dan perkembangan anak didik agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam atau ajaran Islam dan menjadikannya ebagai way of life (pandangan dan sikap hidup).

37

Salihun A Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja,

(Jakarta: Kalam Mulia, 2002), H. 12

38

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2006), H. 5

39


(34)

Setelah mengetahui pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI), berikut akan dibahas mengenai hasil belajar PAI.

Proses belajar mengajar merupakan tujuan yang bersifat transaksional, artinya secara jelas dan operasional untuk guru dan siswanya. Semua usaha dikerahkan semaksimal mungkin agar tujuan tersebut tercapai. Tujuan itu tercapai jika siswa memperoleh hasil belajar seperti yang diharapkan di dalam PBM itu. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa pengertian hasil belajar, sebagai berikut:

Hasil belajar menurut S Nasution, “Perubahan berupa pengetahuan, kebiasaan, kecakapan sikap, pengertian, penguasaan dan penghargaan pada diri sendiri”.40

Pengertian serupa juga diungkapkan Nana Sudjana, bahwa “Pada hakikatnya hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik”.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah perubahan tingkah laku siswa ditandai dengan kemampuan peserta didik menerapkan dan mendemonstrasikan pengetahuan serta ketrampilannya.

Jadi, dari pemahaman-pemahaman tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PAI adalah perubahan tingkah laku peserta didik setelah mendapatkan pengajaran dari orang dewasa (guru) dalam memahami agama Islam atau ajaran Islam, baik berupa aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Indikator keberhasilan pembelajaran PAI dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

40


(35)

a. Keefektifan

Pembelajaran dikatakan efektif jika pembelajaran tersebut mampu memberikan atau menambah informasi atau pengetahuan baru bagi siswa. Adapun keefektifan pembelajaran dapat diukur dengan kriteria:

41

1) Kecermatan penguasaan kemampuan atau perilaku yang dipelajari 2) Kecepatan unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar

3) Kesesuaian dengan prosedur kegiatan belajar yang harus ditempuh 4) Kuantitas unjuk kerja sebagai bentuk hasil belajar

5) Kualitas hasil akhir yang dapat dicapai 6) Tingkat alih belajar

7) Tingkat retensi belajar b. Efisiensi

Pembelajaran yang efisien adalah pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan dan mampu memberikan motivasi bagi siswa dalam belajar.

c. Daya Tarik

Daya tarik yang dimaksud dalam hal ini adalah pembelajaran itu diukur dengan mengamati kecendrungan peserta didik untuk berkeinginan terus belajar.

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi: keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara:42

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT b. Hubungan manusia dengan sesama manusia

c. Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan.

41

http://www.duniaesai.com/pendidikan/didik18.html

42

Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum: Menuju kurikulum Berbasis Kompetensi,


(36)

Dengan demikian terlihat bahwa dalam Pendidikan Agama Islam adanya keseimbangan antara kepentingan akhirat maupun kepentingan dunia. Oleh karena itu, ruang lingkup bahan pelajaran PAI meliputi lima unsur, yaitu: Al Qur’an, Aqidah, Syariah, Akhlak, dan Tarikh.43

3. Tujuan PAI

Dari ruang lingkup bahan pelajaran PAI di atas, maka Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.44

Lebih terperincinya bahwa pendidikan agama mempunyai tujuan-tujuan yang berintikan tiga aspek, yaitu aspek iman, ilmu dan amal, yang pada dasarnya berisi:45

a. Menumbuhkan, mengembangkan dan membentuk sikap positif dan disiplin serta cinta terhadap agama.

b. Ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya merupakan motivasi instrinsik terhadap pengembangan ilmu pengetahuan yang harus dimiliki anak. berkat pemahaman tentang pentingnya agama dan ilmu pengetahuan (agama dan umum), maka anak menyadari keharusan menjadi seorang hamba yang beriman dan berilmu pengetahuan.

c. Menumbuhkan dan membina ketrampilan beragama dalam semua lapangan hidup dan kehidupan serta dapat memahami dan menghayati ajaran Islam secara mendalam dan bersifat menyeluruh.

43

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005),cet. Ke-4, h. 22-23

44

Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan...H. 75

45

Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet. ke-5, h. 89-90


(37)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar sebagai aktifitas tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi proses aktivitas tersebut. Faktor-faktor ini akan menunjang berhasil tidaknya proses belajar mengajar dan dapat mencapai hasil yang optimal.

Suatu proses belajar mengajar dapat berjalan efektif jika seluruh komponen yang berpengaruh dalam proses tersebut saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan.46 Misalnya: siswa termotivasi, materi yang disampaikan menarik, tujuan pembelajaran yang jelas dan hasilnya dapat dirasakan manfaatnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah tujuan, guru, anak didik, kegiatan pengajaran, bahan dan alat evaluasi, serta suasana evaluasi.47

Sedang menurut Hafni Ladjid faktor yang mempengaruhi hasil belajar mengajar adalah sebagai berikut:48

a. Siswa, berpengaruh terhadap keberhasilan adalah bakat, minat dan motivasinya untuk belajar.

b. Kurikulum, mencakup landasan dan pengembangan GBPP dan pedoman GBPP berisi materi atau bahan kajian yang telah di sesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.

c. Guru, bertugas membimbing dan mengarahkan cara belajar agar siswa mencapai hasil yang optimal. Besar kecilnya peranan guru akan tergantung pada tingkat penguasaan materi, metodologi dan pendekatannya.

d. Metode, penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar.

46

Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum: Menuju kurikulum Berbasis Kompetensi...h. 112-113

47

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-3. h. 107-118

48

Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulm: Menuju kurikulum Berbasis Kompetensi … h. 113-114


(38)

e. Sarana dan prasarana, yang dimaksud antara lain: buku pelajaran, alat pengajaran, alat praktek, ruang belajar, laboratorium, dan perpustakaan.

f. Lingkungan, yang mencakup: lingkungan sosial, budaya, dan alam, merupakan sumber sekaligus masukan lingkungan.

Dalam komponen-komponen di atas, guru merupakan komponen yang paling menentukan hasil belajar mengajar, karena ia yang mengelola komponen lainnya tersebut.

Arden N. Fradensen mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:

a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas b. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dengan keinginan untuk

selalu lebih maju.

c. Adanya keinginan untuk mendapat rasa aman bila menguasai pelajaran.

d. Adanya keinginan mendapat simpati orang tua, guru, dan teman. e. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada pelajaran.49

D.

Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori di atas dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus dapat mengimplementasikan kurikulum yang berlaku dengan baik. Dalam hal ini adalah dapat mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam hal ini, guru harus dapat merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran yang akan dilakukan.

Dengan tugas yang besar tersebut, maka hendaknya guru mempunyai kemampuan yang memadai dalam menjalankan tugasnya tersebut. Dengan kata lain guru dituntut menjadi tenaga kependidikan yang profesional. Seorang guru dapat dikatakan professional jika ia dapat menguasai bahan

49


(39)

pembelajaran, mengelola program balajar mengajar, mengelola kelas, dan sebagainya.

Dalam hal ini profesionalisme guru sangat diperlukan untuk mengatasi segala masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Karena guru profesional diharapkan mampu mengatasi hal tersebut, dengan kreatifitas guru dalam memilih metode, media dan sumber belajar yang tepat sehingga pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Dengan pembelajaran yang berjalan efektif tersebut, maka akan berdampak pada hasil belajar siswa.

Jadi, profesionalisme yang dimiliki guru dalam mengimplementasikan KTSP mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

E.

Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut:

Ha: “Ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X (Profesionalisme guru PAI dalam implementasi KTSP) dan variabel Y (Hasil belajar PAI siswa)”.

Ho: “Tidak ada korelasi positif yang signifikan antara variabel X (Profesionalisme guru PAI dalam implementasi KTSP) dan variabel Y (Hasil belajar PAI siswa)”.


(40)

BAB III

METODOLOGI

PENELITIAN

A.

Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian di SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang yang beralamat di Jl. Salembaran Raya No. 26 Desa Cengklong Kosambi Kab.Tangerang. .

Dipilihnya SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang sebagai tempat penelitian karena beberapa alasan, di antaranya adalah: guru-guru yang mengajar di SMP Yadika 10 mempunyai profesionalisme dalam mengajar, SMP Yadika 10 ini merupakan salah satu sekolah di kecamatan Kosambi Tangerang yang sudah mengimplementasikan KTSP dengan baik, dan sekolah ini merupakan sekolah yang memiliki banyak prestasi serta memiliki reputasi yang baik di kecamatan Kosambi Tangerang. Hal ini diketahui dari data tentang SMP Yadika 10 yang penulis peroleh ketika observasi dan dari hasil pengamatan penulis kepada masyarakat sekitar SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang ini. Adapun waktu yang digunakan pada penelitian ini yakni mulai bulan Februari - Maret 2010.


(41)

B.

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variable), yaitu mengenai profesionalisme guru PAI dalam implementasi KTSP yang diberi simbol X.

2. Variabel Terikat (Dependent Variable), yaitu mengenai hasil belajar PAI siswa yang diberi simbol Y.

C.

Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif korelasional (descriftive correlational research) yaitu suatu metode penelitian yang berusaha melakukan analisis dan uji hipotesis tentang pengaruh profesionalisme guru dalam implementasi KTSP terhadap hasil belajar PAI siswa dengan cara menyebarkan angket (kuesioner) kepada responden di sekolah tempat penelitian.

Sedangkan untuk memperolah data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti lapangan objek yang dituju. Pendekatan ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat konkrit secara langsung kepada objek penelitian, yaitu dengan mengadakan penelitian di SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang.

D.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sejenis massa yang terdapat dalam satu kawasan tertentu atau berada dalam satu unit kesatuan.

Populasi dalam penelitian ini terbagi dalam dua bagian:

1. Populasi Target, yaitu seluruh siswa/i di SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang.


(42)

Tabel I

Keadaan Siswa-siswi SMP Yadika 10 BERDASARKAN AGAMA No Kelas

Islam Katholik Kristen Budha Hindu Jumlah

1 VII 23 3 16 25 - 67

2 VIII 24 5 13 21 1 76

3 IX 36 2 29 32 - 99

TOTAL 242

2. Populasi Terjangkau, yaitu seluruh siswa/i kelas VII dan VIII SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang yang beragama Islam. Di mana jumlah seluruh Siswa/i kelas VII dan VIII yang beragama Islam yaitu 47 siswa yang terbagi atas 4 kelas (2 kelas untuk kelas VII dan 2 kelas untuk kelas VIII).

Tabel 2

Keadaan Siswa-siswi Kelas VII dan VIII Yang Beragama Islam SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang

JENIS KELAMIN KELAS

Pr Lk JML

VII A 3 7 10

VII B 6 7 13

VIIIA 8 6 14

VIII B - 10 10

Total 47

Dipilihnya siswa/i kelas VII dan kelas VIII dikarenakan jumlah siswa/i yang beragama Islam terlalu sedikit jika penulis hanya mengambil satu kelas. Dan alasan tidak dipilihnya kelas IX karena mereka sedang mempersiapkan untuk Ujian Nasional (UN).

Sedangkan sampel adalah sebagian kecil atau wakil dari populasi yang diteliti.1 Atau sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.

Dalam pengambilan sampel, penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa Apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Cet. Ke-12, h. 108


(43)

populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih dari seratus dapat diambil 10-15 % atau 20-25 %”.2

Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil penelitian populasi, karena semua siswa-siswi kelas VII dan VIII yang beragama Islam hanya terdiri dari 47 siswa.

E.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan data, antara lain:

1. Teknik Observasi (pengamatan), yakni melakukan pengumpulan data melalui pengamatan dengan mengamati guru PAI dan siswa/I kelas VII dan kelas VIII SMP Yadika 10 yang beragama Islam dalam proses pembelajaran untuk memperoleh data tentang profesionalisme guru PAI dalam implementasi KTSP.

2. Teknik Kuesioner (angket), yakni suatu daftar yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan profesionalisme guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam implementasi KTSP berdasarkan persepsi siswa. Untuk memperoleh data tersebut maka angket disebarkan 47 buah angket kepada responden atau siswa untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang telah diberikan alternatif jawaban (angket tertutup). Angket ini berisi 20 item pertanyaan tentang variabel X (Profesionalisme guru PAI dalam implementasi KTSP).

3. Teknik Interview (wawancara), yakni proses melakukan tanya jawab kepada kepala sekolah dan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam untuk memperoleh informasi dan keterangan mengenai sejarah singkat SMP Yadika 10, profesionalisme guru, implementasi KTSP dan upaya guru PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2

Suharsimi Arikunto, Persedur Penelitian…h. 120


(44)

4. Teknik Dokumentasi, yakni suatu usaha aktif bagi suatu badan/lembaga menyajikan hasil pengolahan bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi badan/lembaga yang mengadakan penelitian. Dokumentasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang hasil belajar PAI siswa yang dapat penulis peroleh melalui raport siswa.

F.

Instrumen Penelitian

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa variabel dalam penelitian ini adalah variabel profesionalisme guru PAI dalam implementasi KTSP sebagai variabel bebas yang diberi simbol X, dan hasil belajar PAI siswa sebagai variabel terikat yang diberi simbol Y. Penyusunan instrumen penelitian dilakukan berdasarkan teori-teori yang dipaparkan pada bab II, sehingga definisi konseptual dan kisi-kisi instrumen variabel penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Profesionalisme Guru dalam Implementasi KTSP

a. Definisi Konseptual

Secara konseptual yang dimaksud dengan profesionalisme guru adalah kemampuan (kecakapan) dan kewenangan guru dalam menjalankan dan melaksanakan jabatan atau pekerjaan yang dilaksanakan secara profesional dengan bekal pendidikan, keahlian serta ketrampilan khusus di bidang keguruan yang diperolehnya dari lembaga pendidikan.

b. Definisi Operasional

Untuk mengungkap profesionalisme guru dalam implementasi KTSP, maka digunakan pengukuran dengan 20 item soal angket yang dibatasi pada kemampuan guru dalam mengelola program belajar mengajar yang meliputi: merumuskan tujuan instruksional, mengenal dan menggunakan proses instruksional, melaksanakan program belajar mengajar, mengenal kemmpuan peserta didik, merencanakan dan melaksanakan program remedial.


(45)

2. Hasil Belajar PAI Siswa

Yang dimaksud dengan hasil belajar PAI siswa adalah hasil yang dicapai oleh siswa atau suatu aktivitas belajar yang dapat diwujudkan dengan nilai hasil belajar (raport).

Tabel 3

Kisi-Kisi Instrument Profesionalisme Guru Dalam Implementasi KTSP (Variabel X)

Dimensi Indikator No

Angket Jumlah Mengelola program

belajar mengajar

1. Merumuskan tujuan

instruksional

2. Mengenal dan dapat

menggunakan proses instruksional yang tepat

a. Mampu memilih metode yang tepat

b. Mampu memilih media yang tepat

c. Mampu memilih sumber belajar yang bervariasi

3. Melaksanakan program belajar mengajar

a. Menuntaskan materi tiap semester

b. Menyelesaikan materi tiap pertemuan

4. Mengenal kemampuan peserta didik

a. Mengenal kemampuan siswa b. Mengetahui kondisi siswa

c. Mengenal kreatifitas siswa

5. Merencanakan dan

melaksanakan program remedial (pembelajaran ulang) 10 1,2,3,7 16 8 4 20 9,12,14,17 ,18 13,15 19 5,6,11 1 4 1 1 1 1 5 2 1 3 TOTAL 20 34


(46)

G.

Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap, tahap selanjutnya data yang terkumpul diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah dan hipotesis penelitian.

Dalam hal ini penulis melakukan pengolahan data dengan langkah sebagai berikut:3

a. Editing

Adalah memeriksa kembali daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data yang terkandung dalam angket itu diolah, tujuannya untuk mengurangi kesalahan dan kekurangan yang ada di dalam daftar pertanyaan yang sudah diselesaikan sampai sejauh mungkin.

b. Kooding

Kooding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategori-kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.4

Dalam penelitian ini penulis memberikan empat alternatif jawaban yaitu (selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah) yang terdiri dari pertanyaan positif. Sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Tabel 4

Bobot Nilai Alternatif Jawaban

Pertanyaan Alternatif Jawaban Bobot Nilai

Positif

A. Selalu B. Sering

C. Kadang-kadang D. Tidak pernah

4 3 2 1

3

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. Ke-7, h. 153-154

4

Cholid Narbuko, dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian… h. 153-154


(47)

2.

Teknik Analisis Data

Setelah data yang dipaparkan terkumpul, langkah selanjutnya ialah menganalisis data. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang meneliti, tetapi juga dapat dipahami oleh orang yang ingin mengetahui hasil penelitian.

Dalam penelitian ini penulis mengorganisasikan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tabel frekuensi, yakni untuk menghitung besarnya frekuensi data pada masing-masing kategori dalam sebuah tabel frekuensi, sehingga terlihat besarnya frekuensi jawaban para responden.

b. Tabulasi, yakni menyusun data ke dalam bentuk tabel. Lewat tabulasi data lapangan akan tampak ringkas dan tersusun dalam suatu tabel sehingga mudah dipahami.

c. Tabel persentase (tabel distribusi frekuensi relatif), yakni data yang diperolaeh dari penyebaran angket kepada responden diolah dengan cara statistik melalui tabel distribusi frekuensi relatif. Dikatakan “frekuensi relatif” sebab frekuensi yang disajikan di sini bukanlah yang sebenarnya, melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk angka persenan. Adapun rumus yang digunakan yaitu:5

Untuk mengukur tinggi rendahnya profesionalisme guru terhadap hasil belajar PAI siswa, maka penulis memilih kriteria sebagai berikut:

1) Apabila jawaban siswa yang memilih A dan B sampai 85 % atau lebih, berarti dikategorikan baik

2) Apabila jaaban siswa yang memilih A dan B sampai 50 % atau lebih, berarti dikategorikan Cukup.

5

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), cet. Ke- 15, h. 42-43


(48)

3) Apabila jawaban siswa yang memilih A dan B kurang dari 50 %, berarti dikategorikan kurang.

d. Teknik korelasi product moment, yaitu untuk mendapatkan hasil seberapa besar pengaruh profesionalisme guru dalam implementasi KTSP terhadap hasil belajar PAI siswa di SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang, maka digunakan rumus:6

Setelah nilai r diketahui, maka penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks koreasi r (product moment melalui interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment dengan dua cara yaitu:

xy

1) Dengan cara sederhana atau secara kasar. Pada umumnya dipergunaan pedoman sebagai berikut:7

Table 5

Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment

Besarnya “r” product moment (rxy)

Interpretasi 0,00-0,20

0,20-0,40

0,40-0,70

0,70-0,90

0,90-1,00

Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi,akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah,sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi anatara variabel X dan Y).

Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah.

Antara variabel X dan Y tedapat korelasi yang sedang atau cukup.

Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.

Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

6

Anas Sudijono, Pengantar Statistik….h. 206

7

Anas Sudijono, Pengantar Statistik …h. 193


(49)

38

2) Interpretasi dengan menggunakan table nilai “r” product moment. Dengan langkah terlebih dahulu merumuskan hipotesa kerja /altenatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho). Kemudian mencari derajat bebasnya (df/db) dengan rumus sebagai berikut:8

Df = N - nr

Keterangan:

Df : Degress of freedom N : Number of cases

nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X terhadap Y dipergunakan rumus sebagai berikut:9

KD = r x 100 % 2

KD : Koefisien determination (kontribusi variabel X terhadap Y)

r : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.

8

Anas Sudijono, Pengantar Statistik …h. 194

9


(50)

BAB IV

HASIL PENILITIAN

A.

Profil SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang

1. Sejarah Singkat SMP Yadika 10

SMP Yadika 10 yang berlokasi di Jl. Salembaran Raya No.26 Desa Cengklong Kosambi Kab. Tangerang ini didirikan oleh Dr. (HC) Sutan Raja D.I. Sitorus. Di atas tanah seluas + 5460 M2 dibangun sebuah gedung dengan luas + 1434 M2 yang terdiri dari 4 lantai. Pada saat itu guru dan karyawan berjumlah 48 orang.

Berdasarkan keputusan dari Yayasan No. 375/SK/BP-YAK/III/2006 pada tanggal 01 Maret 2006 dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tangerang No. 421. 3/516/Dis. P dan K/ 2006 pada bulan Juni 2006, SMP Yadika 10 ini mendapatkan izin operasional dan mulai menerima siswa baru untuk pertama kalinya. Setelah tiga tahun melakukan operasional yaitu tahun 2009, SMP Yadika 10 dapat meluluskan siswa/i angkatan pertama. Dengan melihat fasilitas yang memadai dan manajemen yang baik, maka di tahun ini SMP Yadika 10 mendapatkan akreditasi A dengan nilai 91,28.


(51)

2. Visi, Misi dan Motto SMP Yadika 10

Penting bagi sebuah lembaga untuk mempunyai visi yang jelas sebagai impian atau tujuan didirikannya lembaga tersebut. Untuk mencapai cita-cita yang diimpikan, maka harus ada beberapa misi atau langkah-langkah untuk memperoleh impian tersebut, serta motto sebagai pedoman atau prinsip dalam melaksanakan langkah-langkah yang akan dilakukan. Hal tersebut bertujuan agar suatu lembaga dapat lebih terarah dan terorganisir dalam mencapai tujuannya. Berikut adalah visi, misi serta motto dari SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang:

VISI

a. Pelopor pembaharuan pendidikan nasional

b. Teladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara c. Profesional dalam pendidikan

d. Unggul dalam prestasi

e. Penggerak kehidupan demokrasi

MISI

a. Pemerataan kesempatan belajar b. Mancerdaskan putra/putri bangsa

c. Mengabdi dan berkarya di bidang pendidikan d. Mewujudkan toleransi beragama

e. Menanamkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari f. Menumbuhkembangkan semangat belajar

g. Mempertinggi budi pekerti

h. Mewujudkan masa depan bangsa yang cerah i. Pembela kehidupan demokrasi

j. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa

MOTTO

Catur Citra Pendidikan, Kemandirian, Mutu, Ciri khas, dan Tanggung Jawab Sosial


(52)

3. Struktur Organisasi

BP/BK

SISWA KOMITE

SEKOLAH

KEPALA SEKOLAH

WAKIL BID. KURIKULUM

KEPALA TATA USAHA

PEMBINA OSIS PEMBINA

PENGEMB. DIRI

PEMBINA LAB

WALI KELAS GURU PIKET


(53)

4.

Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan a. Keadaan Siswa

Sesuai dengan visi dan misi SMP Yadika 10 di atas, maka tercermin dalam siswa, para pengajar dan karyawan yang berasal dari berbagai macam suku maupun agama. Dengan keberagaman tersebut diharapkan dapat terjalin sikap toleransi antar sesama siswa, guru dan karyawan tersebut. Berikut adalah tabel mengenai keadaan siswa/i SMP Yadika 10:

Tabel 6

Keadaan Siswa/i SMP Yadika 10 Tahun Ajaran 2009/2010 Agama

Islam Katholik Kristen Hindu Budha

Kelas Rombel

LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR

Jml

A 3 7 1 - 5 5 3 9 - - 31 VII

B 6 7 2 - 4 2 7 6 - - 34

A 8 6 1 2 2 6 5 8 - - 38

VIII

B - 10 1 1 4 1 3 5 1 - 38

A 5 4 - 1 7 5 3 8 - - 33

B 6 8 - - 4 7 5 5 - - 35 IX

C 8 5 1 - 2 4 8 3 - - 31

TOTAL 242

b. Keadaan Guru

Dalam proses belajar mengajar yang efektif dan efisien perlu adanya tenaga pengajar yang profesional. Para pengajar di SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang ini merupakan para pengajar profesional. Salah satu ciri keprofesionalan tersebut bisa dilihat dari kesesuaian bidang yang tekuni dengan pendidikan terakhir mereka masing-masing.


(54)

Tabel 7

Keadaan Guru SMP Yadika 10 Tahun Ajaran 2009/2010

No Nama

Jabatan/ Mengajar Bid.

Studi

Pendidikan Terakhir 1 Drs. Helper Simanjuntak Kepala Sekolah S.1 Pend. Olahraga Univ. Medan

2 Drs. Hotben Purba Matematika S.1 Jrsn. Matematika IKIP Medan

3 Labinsar Sitorus PKn dan IPS Terpadu

S.1 Jrsn Pend. Kewarganegaraan STIKIP Jakarta

4 Saida Situmorang IPA Terpadu S.1 Jrsn. Pend. Biologi IKIP Medan

5 Titin R. F. Silalahi Agama Kristen dan Kesenian

S.1 Jrsn. Pend. Agama Kristen IT Bethel Jakarta

6 Zumkhoir, S.Pd. I Agama Islam S.1 Jrsn Agama Islam Bandung

7 Pdt. Damma Panna Agama Budha D.III Akademi Budha Jakarta

8 Santa Maria Sihaloho, S. Pd

BP/BK S.1 Jrsn. Bim. Konseling FKIP Jakarta

9 Dindin Saefuddin, S. Pd Penjaskes Pend. Penjaskes dan Rek

10 Sumiyati Rosnalia, S. Pd Bahasa Inggris S.1 Jrsn. Pend.Bahasa Inggris UIN Syahid Jakarta

11 Kusnani, S. Pd Bahasa Indonesia S.1 Jrsn. Bahasa Indonesia Uhamka Jakarta

12 Tini Restuningsih, S. T IPA Terpadu S.1 Jrsn. Teknik Elektro Muhammadiyah Jakarta

13 Mita Hevana Purba, S.P Matematika S.1 Jrsn. Pertanian Jakarta

14 Nur Jannah, A. Md Lab. Bahasa Inggris

D.III Jrsn. Pend. Bahasa Inggris Uhamka Jakarta

15 Agus Rizal, A. Md Komputer (LPK) D.III Jrsn. Informatika UHAMKA Jakarta

16 Bambang Sadewo, A. Md Komputer (LPK) D.III Jrsn. Informatika Jakarta

17 Rukia Edita Simamora, S.E

IPS Terpadu S.1 Jrsn. Manajemen UNITA

18 Alex Julmaedi H, S.E., MM

IPS terpadu S.1 Jrsn. Manajemen Univ. Tarumanegara Jakarta


(55)

c. Keadaan Karyawan

Tabel 8

Keadaan karyawan SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang Tahun Ajaran 2009/2010

No Nama Jabatan Pend. Terakhir

1 Anwar, S. E Kepala Tata Usaha S.1 Akuntansi Univ. Satya Gama Jakarta

2 Tinora Lenti Panjaitan Kasir unit D.II Bahasa Inggris IKIP Medan 3 Roma Gembira Siagian, S.E Pembukuan Unit Akuntansi Univ. Putra Bangsa

Surabaya

4 Kristoni Sitorus Logistik Tek. Elektro SMK Yadika 3 Jakarta

5 Sugeng Nyoto Herdono EDP/ Adm. Umum Jrsn. Ilmu-ilmu Social SMAN 96 Jakarta

6 Yuli Indriyani, S.Kom Kur/Kesiswaan SMP S.1 Informatika STMIK Swadarma Jakarta

7 Sarlyana Pencatat, Penerima Uang

Jrsn. Sekretaris SMK Yadika 1 Jakarta

8 Therty Pet. Perpustakaan Jrsn IPS SMAN 1 Kosambi 9 Fujo Jendral Pet. laboratorium Jrsn IPS SMAN 1 Kosambi 10 Mardani Danru satpam SDN Dadap I Tangerang

11 Antonius Beso Anggota satpam Jrsn. IPS SMA Taman Siswa Ujung Pandang

12 Vinsensius Budi Susanto Anggota satpam Jrsn. IPA SMA Yadika 1 Jakarta 13 Nuryasan Anggota satpam SDN Muara I Tangerang 14 Fahru Roji Anggota satpam SLTP Tangerang

15 Marsin Anggota satpam -

16 Agustinus Buan Mukin Anggota satpam SLTP Tangerang 17 Marsan Pet. kebersihan Lt.4 -

18 Sri Wahyuni Agustini Pet. Kebersihan Lt.1 Jrsn. Akuntansi SMK Kebumen

19 Sugiantoro Pet. Kebersihan

Taman dan Halaman SMP PGRI Lampung 20 Abdulrahman Pet. Kebersihan Lt. 3 SMPN I Kosambi Tangerang 21 Yudi Ariftama Pet. Kebersihan Lt. 2 Jrsn. IPS SMU Babussalam

Tangerang

5. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah

Sarana dan prasarana ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dan kinerja guru serta karyawan. Karena dengan fasilitas yang memadai siswa, guru, maupun karyawan dengan mudah melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.


(1)

10.Apakah guru PAI Anda menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum mulai mengajar?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

11.Apakah guru PAI Anda mengulang penjelasan materi jika ada siswa yang belum mengerti?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

12.Apakah guru PAI Anda memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13.Apakah guru PAI Anda memperhatikan kondisi siswa pada saat belajar? a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

14.Apakah guru PAI Anda membertitahu hasil ulangan atau tugas siswa? a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

15.Apakah guru PAI Anda memberikan semangat kepada siswa untuk mengerjakan tugas?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

16.Apakah media/alat pelajaran guru PAI Anda sesuai dengan kebutuhan materi yang sedang diajarkan?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

17.Apakah dalam mejelaskan materi, guru PAI Anda menggunakan bahasa yang mudah dimengerti?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

18.Apakah guru PAI Anda memperhatikan tanggapan siswa berupa pertanyaan, jawaban, atau pernyataan?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

19.Apakah guru PAI Anda melibatkan siswa lain untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar?

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

20.Apakah guru PAI Anda menyelesaikan materi pelajaran tepat waktu? a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

Mengetaui, Kepala Sekolah


(2)

PANDUAN DAN BERITA WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Hari/tanggal : Senin, 01 Maret 2010 Interviewee : Drs. Helper Simanjuntak

Jabatan : Kepala Sekolah SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang Tempat : Ruang Kepala Sekolah SMP Yadika 10

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Bagaimana sejarah singkat SMP Yadika 10? 2. Bagaimana penerapan KTSP di SMP Yadika 10?

3. Apakah kendala dalam menerapkan KTSP? Bagaiman upaya mengatasinya? 4. Bagaimana profesionalisme yang dimiliki guru-guru SMP Yadika 10?

5. Upaya apa yang dilakukan bapak dalam meningkatkan profesionalisme guru? 6. Apakah bapak melakukan penilaian terhadap guru dalam mengajar?

7. Bagaimana cara yang ditempuh bapak dalam melakukan penilaian terhadap kinerja guru dalam mengajar?

Jawaban:

1. SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang mendapatkan izin operasional pada tahun 2006 (mulai menerima siswa baru). Setelah meluluskan siswa angkatan pertama, dengan melihat fasilitas SMP Yadika 10 yang telah memadai, maka pada tahun 2009 SMP Yadika mendapat akreditasi A dengan nilai 91.28. 2. Penerapan KTSP di SMP Yadika ini sudah berjalan dengan baik, seperti

adanya silabus, pembuatan RPP yang dibuat setiap guru sebelum melaksanakan pembelajaran, membuat kalender pendidikan dan lain-lain.

3. Dalam penerapan KTSP ini, secara umum SMP Yadika tidak mendapatkan kendala karena pada prinsipnya KTSP dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya itu sama, hanya saja cover dan istilah-istilah yang digunakan berbeda (seperti TIK, TIU dan sebagainya yang berubah menjadi SK dan KD).


(3)

4. Guru-guru SMP Yadika 10 ini mempunyai profesionalisme yang cukup baik dalam mengajar, karena saya mengadakan seleksi yang ketat dalam menerima guru-guru yang akan mengajar di sekolah ini.

5. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan profesionalisme guru yaitu dengan melibatkan guru dalam kegiatan pelatihan, seminar-seminar dan mengadakan evaluasi antar guru.

6. Ya.

7. Melakukan kegiatan supervisi (pantauan) terhadap cara pengajaran guru, baik dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Supervisi terstruktur yaitu melakukan pantauan secara terjadwal yang dilakukan oleh saya sendiri atau guru lain. Sedangkan supervisi yang tidak terstruktur dilakukan secara tiba-tiba atau tanpa terjadwal. Supervisi tidak terstruktur ini dapat lakukan dengan cara mananyakan perihal pembelajaran yang dilakukan guru kepada siswa atau dengan penyebaran angket.

Mengetahui,

Interviewer Interviewee

Siti Khoiriyah Drs Helper Simanjuntak


(4)

PANDUAN DAN BERITA WAWANCARA DENGAN GURU PAI

Hari/tanggal : Selasa, 02 Maret 2010 Interviewee : Bapak Zumkhoir, S. Pd.I Jabatan : Guru Bid. Studi Agama Islam Tempat : Ruang BP/BK SMP Yadika 10

Pertanyaan-pertanyaan:

1. Apa pendidikan terakhir bapak?

2. Selain di sekolah ini, di mana bapak mengajar?

3. Sudah berapa lama bapak mengajar di SMP Yadika 10 Kosambi Tangerang ini?

4. Menurut bapak, bagaimana melakukan pembelajaran yang sesuai dengan KTSP?

5. Apa saja kendala yang bapak temukan dalam melaksanakan kegiatan belajar? 6. Bagaimana bapak memilih metode?

7. Apa saja yang bapak lakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI?

8. Cara apa yang bapak lakukan untuk menumbuhkan semangat belajar siswa? 9. Apakah bapak membuat RPP sebelum mengajar? Bagaimana menurut bapak

mengenai pentingnya menyususn RPP sebelum mengajar?

Jawaban:

1. S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam di Bandung.

2. Selain mengajar di SMP Yadika 10, Saya juga mengajar di SMA Yadika 10 Kosambi Tangerang.

3. Saya mengajar sejak dibukanya SMP Yadika 10, yaitu sejak tahun 2006. Berarti saya sudah mengajar di sekolah ini selama 4 tahun.

4. Yaitu dengan menerapkan PAIKEM (pengajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan).


(5)

5. Secara umum dalam melakukan proses belajar mengajar pasti ada kendala, seperti sikap atau kebiasaan siswa di kelas yang berbeda-beda. Akan tetapi, secara khusus, alhamdulillah saya tidak menemukan kendala dalam mengajar. 6. Yaitu dengan menyesuaikan waktu, kebutuhan dan karakteristik peserta didik. 7. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PAI, saya harus dapat

membuat para siswa untuk senang dan tertarik dalam mengikuti pelajaran ini. hal tersebut dapat dilakukan dengan menentukan metode dan media yang tepat, dan merangsang siswa untuk mau membaca, melibatkan siswa dalam pembelajaran dan menggunakan fasilitas yang ada dengan baik.

8. Agar anak-anak semangat dalam mengikuti pembelajaran, saya seringkali menyelingi pembelajaran dengan bernyanyi atau dengan melakukan games. 9. Ya. Menurut saya menyusun RPP sebelum melakukan pembelajaran itu sangat

penting agar kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terorganisir dan waktu yang digunakan lebih efektif dan efisien.

Mengetahui,

Interviewer Interviewee


(6)

Tabel

Nilai Hasil Angket Tentang Profesionalisme Guru Dalam implementasi KTSP (Variabel X) Butir Soal

Resp.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 154 16 17 18 19 20 Jmlh

AF 4 2 2 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 65 BG 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 68 BF 4 2 4 4 3 4 2 1 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 66 IP 4 2 2 3 3 3 4 2 3 1 4 3 4 2 3 3 4 3 1 2 53 M 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 65 OH 4 4 1 4 3 4 4 1 3 3 4 4 4 1 4 4 4 4 2 2 63 RI 4 1 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 70 RSP 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 72 AK 4 1 2 4 4 4 1 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 66 AT 4 4 2 2 3 4 3 1 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 65 DI 4 4 3 4 4 4 3 1 4 3 4 4 2 1 4 3 4 4 2 3 65 DH 4 1 2 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 3 3 63 K 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 69 LS 4 1 2 2 4 4 3 1 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 63 NS 4 4 4 2 3 4 4 1 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 1 2 66 RH 4 2 2 4 4 4 2 2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 64 ALA 4 2 3 4 4 4 2 1 3 2 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 64 HS 4 1 2 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 68 LI 4 2 1 4 4 4 1 1 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 2 4 62 FHH 3 1 2 4 4 3 2 1 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 63 MJD 4 2 3 4 2 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 62 NA 4 3 3 4 4 4 2 1 4 1 3 4 4 4 3 4 4 4 1 2 66 N 4 2 4 4 3 4 2 1 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 65 NSS 3 1 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 66 RS 4 3 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 3 1 3 4 4 3 1 2 59 SA 3 1 2 3 4 4 4 1 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 66 WS 4 1 4 4 4 4 2 1 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 3 3 64 AP 2 2 3 2 2 4 4 1 4 2 4 3 2 4 3 4 3 3 1 2 51 DBE 4 2 1 3 2 4 4 1 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 1 3 61 DA 4 1 1 3 2 4 4 1 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 62 EAP 4 1 2 4 4 4 2 2 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 64 ETK 4 2 3 4 4 4 3 1 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 1 4 63 ES 4 4 4 2 4 4 4 1 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 65 GR 3 2 2 3 4 3 3 1 4 3 3 3 4 1 4 2 4 4 3 4 60 IR 4 1 2 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 1 62 ISA 4 1 4 4 4 4 4 1 3 2 4 4 2 3 4 2 4 3 3 3 63 ISY 4 1 1 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 65 I 4 2 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 59 MF 4 2 3 3 4 4 3 1 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 1 4 60 MS 2 2 3 2 4 4 4 1 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 55 MMF 4 2 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 1 4 67 MMS 4 1 1 4 4 4 1 4 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 2 3 62 RSO 4 2 3 4 2 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 65 RRA 4 4 4 2 3 4 4 1 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 1 3 61 RH 3 1 2 4 3 4 3 1 4 4 4 4 4 1 3 2 4 4 3 3 61 SAP 3 2 1 2 3 4 3 2 2 1 3 4 4 4 2 1 3 3 1 2 49 TA 4 1 2 4 4 4 4 2 4 1 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 60


Dokumen yang terkait

Peranan guru Agama dalam Mengoptimalkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Pamulang

1 6 111

Pengaruh kedisplinan guru terhadap prestasi belajar siswa pada pendidikan agama islam di SMP PGRI I Ciputat

4 16 103

Hubungan Profesionalisme Guru Pai Dengan Prestasi Belajar Siswa Smp Dua Mei

3 11 137

Pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap prestasi belajar Siswa Kelas IX di SMPN 4 Ciputat

6 55 102

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Pengaruh bimbingan dan konseling terhadap peningkatan prestasi belajar pendidikan Agama Islam Siswa di SMPN 13 Depok

0 11 87

Upaya Guru Pendidikan Agama Islam (Pai) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di Sdn Kaliabang Tengah Vii Bekasi Utara

0 5 88

Upaya Guru PAI Dalam Mengembangkan Kreativitas Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

0 3 91

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

1 6 22

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di MTs Muhammadiyah Surakarta Dan Smp Ta’mirul Islam S

0 2 20