Latar Belakang Sejarah Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan DP2K

antara perkembangan kota dengan cara yang paling tepat untuk mengatasi kabakaran di Amerika Serikat. Pemadam kebakaran yang ada di Indonesia berbeda dari kota-kota yang ada di luar negeri. Indonesia menyerahkan pengendalian masalah kebakaran kepada masing- masing pemerintah daerah ataupun pemerintah kota. Hal-hal yang dimaksudkan dalam pengendalian tersebut adalah dalam bidang pendanaan, tugas pelaksanaan, peraturan daerah yang menyangkut Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran serta aktivitas pemadam yang lainnya. 25 Kebijakan ini dilaksanakan sesuai dengan keadaan yang ada di Indonesia dimana setiap daerah memiliki ciri khas daerah yang berbeda. Upaya yang tepat dalam menyesuaikan kebijakan tersebut dengan kondisi daerah adalah dengan menyerahkannya kepada masing-masing daerah ataupun pemerintah kota. Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran dalam kesehariannya berdasarkan fungsi dan peralatan lebih lengkap di wilayah perkotaan dibandingkan dengan daerah luar di kota. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi bangunan jumlah penduduk dan lembaga- lembaga lainnya yang lebih banyak terdapat di daerah perkotaan, sehingga dalam upaya menjaga kenyamanan kota, Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran lebih diutamakan untuk daerah perkotaan.

3.2 Latar Belakang Sejarah Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan DP2K

Bencana badai, gempa dan datangnya banjir dengan kemajuan teknologi yang ada biasanya bisa didahului dengan datangnya peringatan terlebih dahulu. Hal ini menjadi 25 Hasil wawancara dengan James Sihombing di Kantor DP2K Kota Medan tanggal 22 Januari 2008 Universitas Sumatera Utara sangat memungkinkan untuk dapat menekan timbulnya kerugian dan korban jiwa yang lebih besar yang diakibatkan oleh bencana tersebut, tidak demikian halnya dengan bahaya kebakaran. Bencana ini bukanlah sebuah fenomena alam melainkan kelalaian. Manusia tidak akan dapat menebak kapan bahaya kebakaran akan menimpa dirinya? Atau, dimana kebakaran akan terjadi? Pertanyaan ini dapat dijawab dengan melakukan persiapan- persiapan antara lain berupa penyediaan alat pemadam kebakaran dan melakukan tindakan-tindakan pemeriksaan terhadap perlengkapan alat sebagai antisipasi terhadap terjadinya kebakaran. 26 Berlatarbelakang dari kondisi bahaya kebakaran yang dapat dicegah, sehingga peranan pemerintah selayaknya dapat menyediakan badan Pencegah dan Pemadam Kebakaran. Seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Medan sejak tahun 1963 yang telah menyediakan suatu badan dengan tugas pokoknya adalah khusus pencegahan dan pemadaman kebakaran. Medan sebagai salah satu kota terbesar di Sumatera dan ibu kota Sumatera Utara, sejak masa pendudukan Belanda di Indonesia menyebabkan kota ini selalu diperlengkapi dengan alat-alat pencegah dan pemadam kebakaran. Pada tahun 1919 Pemerintah kolonial Belanda telah membentuk suatu badan pemadam kebakaran yang dinamakan dengan Brandwier. 27 Sebagai badan yang bertugas dalam memadamkan api pada bangunan-bangunan, badan ini lebih banyak menggunakan tenaga manusia disamping tenaga pompa sederhana. Petugas yang masuk dalam kelompok ini pada dasarnya adalah anggota dari Tugas pokok dari badan ini merupakan antisipasi terdapa bahaya kebakaran terjadi di wilayah kota. 26 N. Vinky, Rahman, Kebakaran, Bahaya “UnPredictible”, Upaya dan Kendala Penggulangannya, Medan: Fakultas Tehnik USU, 2000, hlm. 1-3 27 Arsip Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan yang berjudul Sejarah DP2K, hlm. 1-2 Universitas Sumatera Utara tentara Belanda yang sudah teruji terhadap kondisi yang terjadi. Pembagian anggotanya ditempatkan pada pos-pos yang telah disediakan. Badan ini berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa pendudukan Belanda di Indonesia. Selama tahun 1945 hingga tahun 1962 pemadam kebakaran di Kota Medan hanya sebagai pelengkap tata kota yang di bebankan kepada Dinas Pemerintah Pekerjaan Umum. Pemerintah kota Medan mempertimbangkan perkembangan kota yang harus diimbangi dengan antisipasi terhadap bahaya-bahaya yang dapat menimbulkan kerusakan atau gejala yang dapat menghambat perkembangan kota. Demikian halnya dengan Dinas Pemadam Kebakaran maka sejak tahun 1963 badan yang bertugas untuk pencegahan dan pemadaman kebakaran mulai dipisahkan. Meskipun masih dalam bagian Dinas Pekerjaan Umum namun tugas masing- masing dinas tersebut mulai berbeda. Dinas Pemadam Kebakaran yang baru dinamakan dengan Unit Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan. Sebagai pimpinan pertama dinas ini dipercayakan pemerintah Kota Medan kepada Mohammad Dahlan yang menjabat sebagai pimpinan sejak tahun 1963 hingga tahun 1967, merupakan periode yang tergolong berat dalam Dinas Pencegah dan Pemadam kebakaran Kota Medan. Pemadam kebakaran hanya memproleh perlengkapan yang sangat sederhana, yaitu peralatan pemadam kebakaran yang digunakan hanyalah peralatan hasil perbaikan terhadap perlengkapan yang sudah lama dengan keadaan mesin sangat tidak memungkinkan lagi. Mobil yang efektif digunakan untuk pemadam hanya berjumlah dua unit, sedangkan mobil pengangkut pasukan, mobil pembantu dan mobil yang jenisnya bertangga jumlahnya masing-masing satu unit 28 28 Ibid., hlm. 2 Universitas Sumatera Utara Unit Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan yang baru berupaya keras dalam merancang tugas dalam menghadapi bahaya kebakaran untuk peristiwa kebakaran masa yang akan datang. Hal inilah yang menjadikan tahun 1963 sampai tahun 1967 sebagai tahap paling penting dalam Dinas Unit Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan. Keberadaan Dinas Unit Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan pada dasarnya berada dalam pengelolaan pemerintah kota Medan. Segala kebijakan yang berkaitan dengan perubahan atau pun kegiatan yang telah dilakukan oleh dinas tersebut didasarkan pada kebijakan pemerintah Kota Medan. Seperti perubahan yang terjadi tahun 1967, Unit Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan dipisahkan dari Dinas Pekerjaan Umum kepada Dinas Sub Direktorat Ketertiban Umum. Perubahan yang signifikan dalam perpindahan tugas dari Dinas Pekerjaan Umum ke Dinas Sub Direktorat Ketertiban Umum tidak terlalu terlihat, hal ini dilatarbelakangi dengan penyesuaian antara perlengkapan kota dengan perkembangannya. Sejak perubahan terjadi, pimpinan dalam Unit Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan dipercayakan kepada Salamuddin Siregar, namun dua tahun kemudian ia diganti oleh Baharuddin Nur. Pada masa pimpinan J.L. Girsang terjadi suatu perubahan dalam pengelolaan dalam Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran, perubahan yang tampak ditandai perubahan nama Unit Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan di bawah Dinas Sub Direktorat Ketertiban Umum menjadi Unit Linmas. J.L. Girsang menduduki jabatan sebagai pimpinan Dinas Pencegah dan pemadam kebakaran dimulai sejak tahun 1972 hingga tahun 1979. Dasar pergantian nama ini adalah sebagai fokus pekerjaan dari Universitas Sumatera Utara pemadam kebakaran yang diarahkan sebagai perlindungan terhadap jiwa manusia masyarakat dari bahaya kebakaran. Tahun 1972 hingga tahun 1979 kebijakan yang tampak dari Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran berupa efektivitas pencegahan terhadap bahaya kebkaran. Keputusan ini merupakan sebagai langkah menutupi kekurangan perlengkapan yang terjadi di tubuh Unit Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan. Perubahan nama Pemadam Kebakaran Kota Medan, terakhir kali dilakukan pada tahun 1979, yaitu menjadi Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan DP2K. Nama ini berlaku hingga tahun 2008, dimana Dinas Pemadam Kebakaran ini di gabung dengan Badan Penelitian dan Pengembangan kota Medan. Pergantian nama dan penggabungan Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran ke bidang Penelitian dan Pengembangan kota Medan menyebabkan semakin luasnya tugas yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan. Sebagai pimpinan baru dalam dinas tersebut adalah P.T. Girsang. Jabatan ini diduduki oleh PT Girsang hingga tahun 1991. Aktivitas yang terlihat dari kebijakan pimpinan P.T. Girsang saat menduduki jabatan DP2K berupa pemulihan suasana darurat bahaya kebakaran kota Medan yang terjadi sejak 1980. Strategi tersebut salah satunya ditandai penempatan hidran air di berbagai sudut kota yang mudah dijangkau oleh mobil pemadam guna mengatasi kekurangan peralatan yang dimiliki oleh Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran. 29 29 Arsip Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan yang berjudul Sejarah DP2K, hlm. 3-5 Luas kota Medan pada tahun 1990 yang menjadi tugas DP2K telah mencapai 26.510 Ha, dengan jumlah penduduk telah mencapai 1.3 juta jiwa. Atas dasar penambahan luas kota Universitas Sumatera Utara dan jumlah penduduk inilah yang membuat DP2K lebih mengutamakan pencegahan sebagai tugas pokok yang telah dilaksanakan oleh dinas tersebut. Seiring dengan pergantian nama ini Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan selalu diimbangi dengan perubahan-perubahan program kerja yang telah di laksanakan Dinas ini. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan Kota Medan, baik dari segi bangunan, jumlah penduduk, dan pembangunan sektor-sektor fisik di sekitar wilayah kota yang menjadi wilayah tugas Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan. Perkembangan kota yang terus menerus mengharuskan pemadam kebakaran melakukan peningkatan alat siram pompa maupun alat pencegahan kebakaran lainnya. Seperti bertambah tingginya bangunan yang setiap tahunnya tinggi tingkatan suatu bangunan selalu mengalami peningkatan. Di sisi lain perkembangan fisik, seperti pertambahan jumlah bangunan hunian dan bangunan untuk kegiatan yang lainnya selalu meningkat, mengharuskan Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran memperlengkapi peralatan dan teknis-teknis pemadaman terhadap bahaya kebakaran yang terjadi. 3.3 Struktur Organisasi Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan dan Fungsi Masing-Masing Bagian Kerja Proses penyusunan struktur organisasi Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran di masing-masing daerah di Indonesia, ditentukan oleh pemerintah daerah ataupun pemerintah kota. Hal ini didasarkan pada kondisi daerah yang memiliki perbedaan masing-masing. Pemadam Kebakaran yang berada di Kota Medan berbeda pengelolaannya dengan Pemadam Kebakaran pemerintah kota lainnya seperti Jakarta, Universitas Sumatera Utara Surabaya, Kalimantan. Bahkan berbeda dari pencegah dan pemadam kebakaran di masing-masing daerah kabupaten ataupun pemerintah kota lainnya yang masih tergolong sebagai wilayah Sumatera Utara. 30 Sebagai dinas yang berada dalam pengelolaan Pemerintah Kota Medan berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Darurat Tahun 1956, tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-kota Besar dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara maka susunan jabatan ataupun struktur yang berlaku dalam Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan, disusun berdasarkan kebijakan pemerintah Kota Medan, 31 Susunan birokrasi ataupun organisasi dalam Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan, sejak tahun 1968 hingga saat ini tetap sama. Perubahan yang terjadi hanya pada makanisme yang membentuk sub-sub dinas yang dilatarbelakangi perkembangan peralatan dan perkembangan Kota Medan yang menjadi wilayah tugas Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan. dalam hal ini walikota Medan. Susunan organisasi yang berlaku sejak tahun 1979-1991 pada Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan adalah: a. Kepala Dinas b. Sub Bagian Tata Usaha c. Sub Dinas Perencanaan d. Sub Dinas Operasi e. Sub Dinas Pemeliharaan Peralatan f. Sub Dinas Pengendalian 30 Hasil wawancara dengan Elias Sebayang di Kantor DP2K Kota Medan tanggal 3 Maret 2008 31 Arsip DP2K Kota Medan yang berjudul Salinan Tugas Pokok dan fungsi Pencegah dan Peranan Pemadam Kebakaran Kota Medan, hlm. 1 Universitas Sumatera Utara g. Sub Dinas Retribusi h. Kelompok Jabatan Fungsional. 32 Secara umum, semua bagian yang berada dalam struktur organisasi Dinas Pencegah dan Pemadam Kebakaran Kota Medan adalah untuk mempermudah pekerjaan dinas tersebut. Disamping tugas bersama, masing-masing sub dinas memiliki tugas pokok yang saling berkaitan. Tugas pokok masing-masing adalah:

a. Bagian Tata Usaha